_________________________________________
Semesta emang selalu mendukung pertemuan kita meski lo terus menghindar. Garis takdir kita itu bersinggungan.
Muhammad Azmi Al-Farizi
________________________________________
"Kantin yuk!" ajak Azmi begitu bel istirahat kedua menggema.
"Udah mau zuhur, aku ke masjid dulu yah." pamit Hafidz kemudian melenggang pergi meninggalkan Azmi juga Angga.
"Yuk Ga ke kantin"
"Lo aja deh Az, ini akhir bulan gue harus hemat." tolak Angga.
"Ya elah lu kayak ngga kenal gue aja. Buruan sini, ntar gue berubah fikiran lagi" ajak Azmi lagi yang kini posisinya telah berdiri di depan pintu kelas mereka.
"Ngga usah deh Az, gue ngga enak." tolak Angga lagi.
Namun bukan Azmi namanya kalau tak memaksa. "Udah ayo! Kalau ngga enak kasi kucing aja." ucapnya sambil menarik paksa lengan Angga.
Angga hanya pasrah menanggapi sifat otoriter Azmi ini, terkadang ia merasa tak enak hati pada Azmi juga Hafidz yang terlalu sering mentraktir juga membantunya. Tapi mau bagaimana lagi, Bapaknya hanya seorang pegawai biasa yang mengadu nasip di Kalimantan sana, sementara ibunya yang juga memiliki penyakit yang harus rutin checkup membuatnya harus benar-benar mengelola keuangannya dengan baik.
"Kita ke kantin kelas 10 aja yuk" ucap Azmi kemudian merangkul bahu Angga, mereka berjalan beriringan menuju kantin kelas 10 sesuai keinginan Azmi.
Angga yang berada dalam rangkumalan Azmi itu mengerutkan kening, tumben sekali Azmi mau repot-repot ke sana. "Ngapain ke sana jauh-jauh? Kantin kita lebih lengkap, lebih luas lagi!"
"Pengen aja."
"Jangan bilang lo ada inceran baru lagi?" tanya Angga memicing curiga, rangkulan di bahunya pun di lepasnya dan balik menatap Azmi penuh selidik. Sementara yang ditatap hanya menampilkan senyum tak bersalahnya. "Ya ampun Az! Fira mau lo kemanain?!"
"Berisik Ga!"
"Cewe modelan apa lagi sekarang Az? Ya ampun mereka bahkan baru masuk sekolah udah lo pepet aja. Azmi... Azmi..."
"Kali ini beda Ga. Dia itu beda, pake banget. Bahkan pesona gue ditolak mentah-mentah sama dia." ucap Azmi menerawang tak lupa sebersit senyum menghiasi wajah tampannya.
Angga menggeleng pelan, "Kasian Fira tau ngga Az, kasian juga sama cewe yang berusaha lo pepet itu."
"Ya itu resiko dia, udah tau gue gini mau-mau aja tuh jadi pacar gue"
"Tapi lo yang pepet duluan kan? Lo juga perhatian banget sama dia."
"Salah dia kenapa baper sama gue."
"Terserah lo deh Az." Angga berucap pasrah, rasanya percuma juga jika menasehati Azmi.
Sesampainya mereka di kantin kelas 10 tak sedikit yang menatap kagum juga penasaran pada mereka. Si ketua osis dan sahabatnya yang sama-sama punya panggung sendiri di sekolah ini entah ada angin apa mendatangi kantin kelas 10 yang jelas-jelas jauh dari kelas mereka.
"Duduk di mana nih Az?" bisik Angga.
"Ngga tau gue. Lo ada kenalan ngga di sini?" balas Azmi ikut berbisik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Benarkah Caraku Mencintaimu?
SpiritualFollow sebelum baca...😉 Benarkah Caraku Mencintaimu? Cinta. Kata yang sederhana, namun dengan makna yang kadang sulit dipahami, sulit di definisikan. Ini tentang Cinta, tentang mereka yang sama-sama memendam Cinta. Apakah yang akan terjadi diant...