•twelve; her•
"--Hoseok mengkhianatimu. Ia tidak menyukai ku, Rin. Dia berbohong. Percaya pada ku. Hoseok ternyata mencintai orang lain."
Saerin menelungkupkan kepalanya pada meja kafe. Telapak tangan kanannya sudah berada di hadapan wajah Seungwan, meminta untuk berhenti.
Otaknya bekerja dengan keras saat ini. Bagaimana bisa Hoseok mengkhianatinya? Bukankah Hoseok pernah bilang kepada Saerin bahwa hanya Saerin yang ia cinta?
Lalu apa?
"Seharusnya kau tahu perempuan ini, Rin. Apa kau tidak ingat sesuatu?" Seungwan bertanya dengan nada frustasi. Ia benar-benar lelah dengan adiknya. Bagaimana bisa Saerin melupakan fakta besar ini, sedangkan Hoseok melakukannya secara terang-terangan di hadapan Saerin?
Buru-buru Saerin mengangkat kembali kepalanya. Matanya sudah berair. Rambutnya menempel disekitar pipi dan keningnya. Namun ia tidak peduli, ia ingin tahu siapa wanita tersebut.
Seungwan mengusap kasar wajahnya, "Kau ini bodoh. Kau ingat tidak waktu itu, kira-kira pada saat musim gugur tiba. Kau sehabis pergi kencan dengannya dan saat kau pulang kerumah, mata mu berair. Ingat?"
Yang dilakukan Saerin hanyalah menggeleng lemah. Ia tidak memiliki ide sama sekali tentang perempuan tersebut. Hei, Saerin menjadi membenci perempuan itu meskipun ia belum pernah bertemu dengannya.
"Astaga Saerin! Itu fakta penting dan kau melupakannya? Kau belum pernah ku tusuk menggunakan penggaris besi milikku ya?" misuh Seungwan yang sudah kelewat gemas melihat tingkah adiknya.
"Ya kau tinggal bilang saja padaku siapa perempuan itu, eonni! Kau tahu tidak? Kepala ku rasanya sudah ingin meledak saja, mendengar kalimat tiap kalimat yang kau ucapkan. Sudah begitu, kalimat mu juga sudah menghancurkan hati ku, tahu!"
Seungwan menghela napasnya. Saerin benar, dirinya sudah menyakiti hati Saerin. Ia harus menceritakan hal ini, sebelum nanti Saerin berpikiran sesuatu yang aneh kepada Seungwan. Lagipula, Seungwan tidak asal berbicara kok. Itu semua memang fakta.
Memang Saerin saja yang terlalu buta untuk melihat hal tersebut.
"Tapi tunggu, bagaimana bisa kau mengenal Hoseok?" tanya Saerin dengan tatapan menyelidik.
Sejujurnya Seungwan tidak takut sama sekali kepada adiknya, serius. Apalagi dengan mata Saerin yang mulanya memang sudah kecil, lalu tambah minimalis karena Saerin memicingkan matanya ke arah Seungwan.
Jatuhnya malah lucu, bukan seram.
"Kau lupa? Yoongi itu sahabat baiknya Hoseok. Mereka punya lima orang sahabat lagi, jadi total ada tujuh orang. Dasar!" jawab Seungwan sembari mendorong dahi Saerin ke belakang menggunakan jari telunjuknya.
Saerin merengut kesal, "Aku tidak peduli. Sekarang aku ingin tahu siapa--"
"Saerin, kau beruntung karena sudah ku ajak kemari siang ini. Kau tahu mengapa?" Saerin otomatis menggelengkan kepalanya dan mengedipkan beberapa kali kedua matanya.
Seungwan menyeringai kecil dan menunjuk gadis yang sedang berjalan menuju kasir menggunakan dagunya, "Kau lihat dia?"
Atensi Saerin berpindah kepada gadis tersebut, "Tentu saja aku melihatnya, aku mempunyai mata," balas Saerin dengan nada malas. Seungwan lantas mencubit pipi kanan Saerin dengan kencang.
"Aw! Apa, sih?!"
"Kau tuh yang apa?! Kenapa aku bisa mempunyai adik bodoh seperti mu?!" rutuk Seungwan dengan wajah gemas. Ia gemas sekali kepada Saerin, mungkin karena terlalu gemas, sampai-sampai Seungwan ingin memukul Saerin dengan kencang.
Seungwan menangkup kedua pipi Saerin dengan kedua tangannya. Ia mengarahkan kepala Saerin untuk menatap gadis dengan rambut sebahu warna hitam yang memiliki kulit putih tersebut. Oh, jangan lupakan juga tubuhnya yang tinggi semampai.
"Dia adalah perempuan yang Hoseok cintai, selain kau."
Saerin melotot kaget, "SIALAN, JADI TERNYATA--"
Seungwan memukul bibir Saerin dengan kencang, "Jangan berteriak, bodoh! Kau mau kita tertangkap disini?" Saerin menggeleng dan segera menundukkan kepalanya dalam.
"Lebih baik aku melanjutkan cerita ku. Mungkin kau sudah mengingat dengan kejadian musim panas lalu. Dimana kau berhasil melihat percakapan antara perempuan itu dengan Hoseok," lanjut Seungwan.
"Hoseok saat itu sedang pergi ke minimarket terdekat untuk..."
•twelve; her•
ayo tebak-tebakan siapa perempuan itu :'v
harusnya tahu sih :'v
AND YEAH, SAY 'good morning from BANDUNG!'
KAMU SEDANG MEMBACA
Sunshine ✔
Fanfictionft. Jung Hoseok "Stop, it's over." - Hoseok Entahlah, ada sesuatu yang berbeda dengan Hoseok. Ia normal, seperti laki-laki pada umumnya. Namun, ketika ia bertemu Saerin, semua sifat Hoseok berubah. "Bukankah kita ini sama, Hoseok?" - Saerin Saerin i...