PG 40

607 105 27
                                    

Tiba-tiba myungsoo memeluku dan mengusap punggungku, guna menenagkanku. Gerakannya itu mambuatku tak bergeming, meresapi myungsoo, mungkin saja, dia sedang mengucapkan selamat tinggal padaku, dengan sebuah pelukan.

"Jangan menangis," gumamnya, membuatku menggeleng. Dan selanjutnya, dia melepas pelukannnya. Lalu menangkup wajahku, dan membuatku mendongak menatapnya. "Mengapa kau menangis? "

"Kau ingin aku pergikan? "

Dia menggeleng, "Tidak, aku hanya... Kau tahu, seperti saat kau punya sebuah prinsip, kau pasti ingin menjaganya kan? dan bertahan untuk teguh. Benarkan?"

Aku mengangguk.

"Nah, prinsip ku itu kuat, saat aku tidak tidur dengan seorang yang bukan istriku, aku berarti telah melanggarnya."

"Tapi kau telah tidur denganku."

Ucapkan ku membuat dia tersipu, lalu tiba-tiba dia mendorong kepalaku, dengan main main. "itu, karena aku kan tidak tahu."

"hmm, begitu, bagaimana jadinya? Kau tetap nengusirku? "

Aku menatapnya dengan puppy eye.

Dia terkekeh geli "Kau ini, aku tidak mengusir mu, aku hanya nenyuruhmu keluar, eh, tapi kalau kamu tidak mau, kau bisa tidur disini, dan aku akan tidur di kamar seyi, atau kamar tamu."

"bagaimana kalau kita tidur bersama. Aku takut " kataku pura-pura menggigil..

Dia merdecak malas dan memutar mata, "kau ini, apa yang kau takutkan, seharunya kau takut jika bersama ku."

Aku memeluk pinggang nya dan menggeleng, "Aku merasa aman, kok bersama mu. "

"Ah, rayuanmu, tidak mempan"

Aku menekuk wajahku menjadi cemberut, "Aku akan pergi kalau begitu. "

Wajahnya terlihat berubah, dan aku senang ternyata aku memengaruhinya, tapi wajahnya berubah bingung. "Dikamar mana kau akan tidur kalau begitu."

Hah?!!

"Tamu" jawabku singkat dan melepaskan pelukanku. Dia juga melepas dekapannya, mundur beberapa langkah agar aku bisa membuka pintu.

Sialan, dia sungguh2 ternyata

"aku pergi, kalau begitu." kataku, mencoba merayu dengan wajahku, agar prinsip nya luntur.

"yah, dadah... "

Hah?!!! HMM... MYUNGSOO SIALAN

***

aku membuka ponsel, dan berbaring sembari mengangkat kakiku kesandaran ranjang, dengan tidur secara terbalik.

Aku mengirim pesan padanya, kalau aku takut, tapi dia sangat keras kepalanya menyuruhku sabar, sialan betul pria itu. Kami berdebat pendek, berharap menang dalam chattingku. Tapi tetap saja dia tidak bergeming, dan malah menyalahkan ku karena memilih kamar tamu. Dan aku sempat mengajaknya menikah lagi, dia malah menganggapku bercanda, ishh keterlaluan betul dia itu!

Aku kesal bukan main, lalu tiba-tiba ada suara seseorang mengedor pintu, membuat ku kaget satengah mati. Hingga aku langsung melompat duduk dari barbaringku. Aku segera memberi pesan pada myungsoo, karena mengingat bahawa kamar ini dekat dengan pintu masuk, dan rasanya aku lupa menguncinya.

Tuhan tolong aku. Dan mengapa myungsoo menyuruhku membukanya, apa dia gila!!!

Tapi saat aku berdebat, ternyata, si penggedor itu adalah myungsoo itu sendiri! Demi tuhan, aku girang bukan main!!!!

Kudengar myungsoo tertawa, jadi ku suruh diah berhenti, masih dalam chatting. Tapi saat aku tahu dia tertawa karena senang, jadilah aku luluh. Aku berjalan membuka pintu, dan saat pintu itu terbuka, seringian jahil, dia sungguhkan.

Magic CupcakesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang