Hallo readers, namaku Letta. Saat ini aku hanyalah salah satu pelayan cafe Quennta yang berada di Jakarta. Impianku menjadi seorang chef terkenal telah terhempas saat aku tidak bisa melanjutkan kuliah di akademi chef indo karena biaya yang takkan sanggup ku bayar.
Aku Letta, hanya terkenal karena kebaikannya yang peduli terhadap mereka yang kekurangan dan keramahan yang selalu tampil dengan senyum dibibirku.
"Lettaaaaaaa!!"
Teriakan itu membuyarkan lamunanku.
Pagi ini aku terlambat dan kemacetan Jakarta semakin membuatku semakin terlambat masuk kerja.
Ahh ya, ini adalah kesekian kalinya aku telat datang ke cafe. Bila saja sang Bos tak mengenalku, mungkin aku telah menjadi salah satu pengangguran di luar sana.
"Letta kamu tuh ya, nggak ada bosen bosennya datang terlambat." Omel Madam Weni sebagai ketua pelayan, mengawasi kinerja para pegawai cafe termasuk chef.
"Maaf Madam, alarm saya tidak aktif." Alasanku cukup diakal bukan?
"Makanya diaktifkan."
Haduh madam saya tuh lupa
"Handphone saya lupa di charge madamku sayang, jadi alarmnya nggak berfungsi."
"Nggak usah banyak alasan, segala pake sayang-sayang. Ini kali ke empat kamu terlambat dalam seminggu, maka gaji kamu akan saya potong," ujar Madam Weni yang saat ini sedang menjadi nenek sihir jahat.
Sungguh tega kau Madam
"Yah Madam, jangan dong Madam."
"Cepat rapihkan pakaianmu! Sebentar lagi cafe akan dibuka."
My♥
Waktu sudah menunjukan pukul 12 siang dan cafe semakin ramai karena pengunjung yang berdatangan untuk mengisi perut mereka yang meronta kelaparan. Semakin sibuk pula lah aku karena melayani banyaknya pengunjung yang datang.
Seperti seharusnya yang kulakukan saat seorang Raja memanggilku. Tamu adalah Raja, yakan? Jadi kudatangi meja dimana terdapat dua orang pria dan seorang wanita itu.
Langkah demi langkah. Hatiku merasakan sesuatu yang aneh. Memintaku agar tak perlu mendekati meja itu. Namun, aku hanyalah pelayan yang melayani para tamu yang akan memesan menu di cafe tempatku bekerja ini.
Saat kakiku berada di depan meja itu. Mataku menatap sepasang mata tajam yang sedang melihat daftar menu.
"Mau pesan apa, Tuan?" ucapku
"Dua coffe dan milkshake oreo nya satu."
Mata itu, wajah itu.
Aku masih mengingatnya.
Setelah sekian lama.
"Ada apa nona?" tanya pria dihadapanku
"Ahh, tidak apa-apa. mohon ditunggu."
Haruskah, aku mencari tau?
Untuk apa?Ku letakan tanganku pada letak jantung di tubuhku. Di mana saat ini ada getaran hebat yang timbul setelah melihatnya.
My♥
Hai hai salam kenal readers
Cerita ini hanyalah hanyalanku semata-mata untuk memuaskan kegundah-gulanaan heheu
Makasih yang udah mau mampir ♡♡♡♡
KAMU SEDANG MEMBACA
MY LOVE ♥ COMPLETED
Teen FictionDibuat sejak 26/02/2018 Selesai pada 27/10/2018 Selamat Menikmati Semoga Suka ♡♡ ~~~~~MyLove~~~~~ dia? disini? dihadapanku? bagaimana mungkin? "Mau pesan apa tuan?" ucapku "dua coffe dan milkshake oreo nya satu." tentu saja bukan dia, dia tidak mun...