still14

438 30 14
                                    


Pagi ini kondisi Mingyu kembali ngedrop. Padahal hari ini adalah jadwalnya kemoterapi untuk pertama kali. Dokter Wonwoo memeriksa Mingyu dengan seksama, mencari penyebab kenapa kondisi Mingyu menurun.

"Gyu . . . apa sih yang kau pikirkan?" tanya Wonwoo pada pasiennya.

Mingyu hanya diam, benar apa yang dikatakan Wonwoo. Dari semalam ia tidak dapat tidur dengan nyenyak. Mingyu terus saja memikirkan perkataan Appa-nya tentang Jongin yang belum mau pulang. Dengan berat hati, Wonwoo memberikan suntikan kepada Mingyu, supaya Mingyu dapat istirahat dengan tenang.

Wonwoo memberitahu kondisi Mingyu pada Taehyung dan Jungkook. Taehyung merasa iba pada adiknya, apalagi mendengar kata Wonwoo kalau kondisi Mingyu menurun karena banyak pikiran.

Taehyung segera menelpon Appa-nya, menanyakan alamat Jongin. Taehyung sudah mendapatkan alamat Jongin dari Appa-nya, kemudian ia mengajak Jungkook untuk menemui Jongin. Ia harus bisa membawa Jongin pulang, kalau perlu Taehyung akan melakukan apa saja sampai Jongin mau pulang dan bertemu adiknya.

Taehyung menitipkan Mingyu pada Wonwoo sampai Eomma-nya datang, supaya ia segera berangkat menemui Jongin dan membawa Jongin pulang secepatnya.

#

Taehyung dan Jungkook telah sampai pada alamat yang dituju setelah beberapa jam perjalanan. Taehyung tidak menyangka jika hyung-nya masih berada di Korea. Taehyung semula mengira Jongin telah berada diluar negeri, karena ia tidak bisa ditemukan.

Dibantu Jungkook Taehyung berjalan menggunakan alat penyangga kaki yang biasa digunakan oleh orang menderita stroke. Setelah memencet bel, akhirnya pintu terbuka, Jongin sendiri yang membuka pintunya.

"Taehyung!" panggil Jongin.

"Kai-hyung." Taehyung juga memanggil hyung-nya.

"Bagaimana keadaanmu?" tanya Jongin tanpaa mempersilahkan Taehyung masuk terlebih dulu.

"Keadaanku buruk, apalagi Mingyu." jawab Taehyung to the point.

"Masuklah dulu, hyung kenalkan pada istri hyung." Jongin menyuruh Taehyung dan Jungkook masuk. Jongin terkejut melihat cara berjalan Taehyung yang sangan pelan, apalagi harus menggunakan alat bantu.

Taehyung menceritaka semua yang terjadi padanya dan Mingyu. Jongin terkejut mendengar semua cerita Taehyung. Kemarin Appa-nya tidak menceritakan sedetail itu padanya. Taehyung juga mengatakan kondisi Mingyu yang menurun hari ini.

"Kai-hyung . . . ku mohon, pulanglah! Demi Mingyu." mohon Taehyung. Kini Taehyung sudah berlutut didepan Jongin, kedua tangannya memegang lutut hyung-nya.

Kyungsoo yang berada disamping Jongin, meraih tangan Jongin. "Ayo kita pulang, kita temui keluarga kita di Seoul." Jongin mengangguk meng-iya-kan perkataan istrinya. Ia tidak mau mneyesal seumur hidupnya jika sampai sesuatu yang buruk menimpa adik bungsunya. Sudah cukup ia melarika diri dari rumah, saatnya kini memulai kembali dari awal. Toh, kata Taehyung, Appa-nya sudah berubah. Meski berubahnya Appa karena Mingyu sakit.

#

Wonwoo duduk disamping ranjang Mingyu. Memandangi wajah tampan namja yang umurnya dua tahun dibawahnya. Sesekali tangannya bergerak menyeka keringat yang keluar dari dahi Mingyu.

"Hai . . ." sapa Wonwoo saat namja didepannya membuka matanya perlahan. "Apa yang kau rasakan hemm?"

Mingyu menggelengkan kepalanya, lalu menoleh menantap Wonwoo yang berada didepannya. "Dokter . . ." lirih Mingyu.

"Panggil saja hyung, sama seperti Jungkook memanggilku. Bukankah kau temannya Kookie?" tanya Wonwoo.

Mingyu memutar pandangannya mencari keberadaan temannya sekaligus calon kakak pipar yang namanya baru saja disebut oleh dokter yang berada didepannya ini. "Kookie dan Tae-hyung kemana? Apa Appa dan Eomma tidak kemari?" Mingyu balik bertanya, kenapa ia hanya berada diruangan ini bersama namja yang ia sukai. Iya, Mingyu memang mulai menyukai dokternya sejak ia pertama kali mereka bertemu, tapi Mingyu sadar diri akan keadaannya.

"Taehyung dan Kookie sedang ada urusan keluar, Appa dan Eomma-mu sedang ke kantin. Apa kau mau makan sesuatu?" tawar Wonwoo.

"Hyung . . . aku ingin makan ramen?" pinta Mingyu.

"Ya! Kau tidak boleh makan makanan instan sementara waktu." Wonwoo mengingatkan.

"Lha tadi hyung menanyakan aku ingin apa? Aku ingin makan ramen." jawab Mingyu. "Boleh ya hyung . . .pleaseee." Mingyu mengeluarkan aegyonya yang membuat Wonwoo bergidik ngeri.

"Tidak! Aku sebagai dokter yang bertanggung jawab atas dirimu tidak mengijinkanmu makan ramen, sekalipun kau menangis. Hahahahaha." ucap Wonwoo diakhiri tawa bahagia atas penderitaan Mingyu yang ia larang makan ramen.

"Kau jahat hyung." Mingyu membuang muka, membelakangi Wonwoo.

Wonwoo tersenyum, 'Setidaknya kau sudah tidak murung seperti tadi.' Wonwoo meraih lengan Mingyu, menyuruh namja dihadapannya kembali menghadapnya. "Hei . . . dengarkan hyung ne." perintah Wonwoo dengan suara lembutnya. "Kau tahu-kan? Kau sedang sakit, jadi untuk sementara kau berhenti dulu makan ramen ne, hyung tidak mau orang yang hyung sukai berada disini lebih lama, meski hyung senang, tapi hyung lebih senang melihatmu tidak terbaring disini."

Mingyu mengerjapkan matanya, "Hyung . . . . apa perkataanmu itu benar? Kau menyukaiku? Bukan karena kasihan padaku kan? " tanya Mingyu ragu.

"Tentu saja bukan, karena kau pasien spesial hyung. Hyung ingin kau segera sembuh agar bisa mengajakku kencan. Bagaimana? Apa kau masih meragukanku?"

Mingyu menggelengkan, "Tidak hyung, terima kasih, karena kau telah menyukaiku, tunggu aku sembuh ne hyung, aku berjanji akan sembuh dengan atau tanpa hyungku. Aku menyerahkan kesembuhanku padamu hyung. Karena aku sudah tidak sabar ingin mengajakmu kencan seperti pasangan yang lain." Mingyu menggenggam kuat tangan Wonwoo, menatap namja yang menjabat sebagai dokternya dengan tatapan penuh cinta dan keyakinan.

#

TBC

Akhirnya bisa update. Maaf ne updatenya lama. Maklum emak lagi banyak kerjaan.
Jangan lupa Vote dan komentarnya, yang nunggu gembul besok ya, gembul di up besok.

Love Youuu . . .

Still Loving YouWhere stories live. Discover now