Bab 6

3.8K 631 46
                                    


Author playlist : Ed Sheeran - Thinking Out Loud

Souce pics : Pinterest

Maaf untuk typo(s) yang nyempil di sana-sini. 

Enjoy!

***

Abhi menarik napas dalam-dalam. Dalam keheningan ia mengamati pantulan dirinya pada cermin besar di hadapannya. Sudah lebih dari sepuluh kali dia menyikat gigi hanya untuk menghilangkan aroma mulut Largo dari mulutnya. Aroma mint dan kayu manis. Abhi menggelengkan kepala cepat. Dia berbalik, menyandarkan diri pada wastafel di belakangnya.

Sial. Tidak seharusnya indra perasanya mengingat rasa dari pria itu.

Abhi keluar dari dalam kamar mandi dengan kening ditekuk dalam. Dia membanting pintu di belakangnya saat melihat Largo dengan santainya duduk di sebuah sofa di dalam ruangan itu dengan sebuah gelas anggur di tangan.

Tanpa merasa takut Abhi melempar handuk ditangannya pada Largo yang langsung menangkisnya dengan gesit. Pria itu hanya terkekeh pelan sebelum kembali mengarahkan pandangannya keluar jendela.

 Pria itu hanya terkekeh pelan sebelum kembali mengarahkan pandangannya keluar jendela

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di luar salju turun dengan lebat. Salju-salju berwarna putih berjatuhan dengan sangat cepat dari langit Kota New York yang gelap.

"Apa yang kau lakukan di sini?"

Largo tidak menjawab. Dia juga tidak merasa terganggu oleh nada sinis yang terselip dalam suara Abhi. Largo sudah terbiasa. Dia sudah sangat kebal terhadap Abhi dan sikapnya yang terkadang bisa sangat dingin, bahkan lebih dingin dari Puncak Everest.

"Kenapa kau tidak kembali ke kamarmu dan istirahat?" Abhi kembali bertanya, masih dengan nada yang sama.

"Kenapa kau tidak memakai pakaianmu?" Largo balik bertanya. Ia tersenyum. Abhi masih mengenakan jubah mandinya saat ini. "Kau mungkin terbiasa tapi aku tetap seorang pria dan kau wanita."

Abhi menyempitkan mata. "Ini kamarku dan aku bisa melakukan apa pun yang kumau. Jika kau tidak suka melihatku mengenakan jubah mandi kenapa kau tidak pergi saja?"

Largo meletakkan gelas anggurnya di atas meja sebelum berdiri dan berjalan menuju Abhi yang langsung waspada. Hanya beberapa langkah dan Largo berhasil memutus jarak pendek diantara keduanya. Largo memiringkan kepala ke satu sisi setelah sukses mengurung Abhi dengan tubuhnya.

Abhi tidak memperlihatkan ekspresi apa pun. Dia menatap Largo yang berdiri di hadapannya tanpa ekspresi. "Minggir!" desisnya. Namun Largo bergeming.

Pria itu kembali tersenyum memamerkan deretan gigi putihnya yang rapi. Well, Abhi harus mengakui jika pria itu tampan tapi faktor itu saja tidak akan cukup untuk membuatnya jatuh hati. Dan tolong abaikan debaran jantungnya yang semakin heboh sejak beberapa detik yang lalu.

Largo - Walcott Series #2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang