"Apa?? Kau berpisah darinya??" Chanyeol membelalakan matanya pada adiknya, Sehun yang tengah menghempaskan tubuhnya di sofa. Sehun hanya bisa menarik nafas panjang.
"Itu sama saja kau menyakitinya!" Hardik Chanyeol.
"Aku tidak punya pilihan lain" Sehun pun akhirnya membuka mulut.
"Pilihan apa?? Dia mencintaimu, bodoh! " Chanyeol menudingkan telunjuknya kearah Sehun.
Sehun menepis tudingan Chanyeol dan bangkit dari sofa. "Tapi kau mencintainya, idiot!"
DEG!!
Chanyeol mematung. Tudingan telunjuknya melemah. Ia mulai mencerna kata-kata terakhir yang baru saja dilontarkan Sehun walau agak sulit karena sudah kalap mendengar cerita Sehun dari awal.
"Kalau saja kau bukan kakak ku mungkin kepalamu sudah ku jadikan sup." Sehun melangkahkan kakinya menuju pintu meninggalkan Chanyeol yang masih terpaku di sofa.
"Aku mulai lapar. Sepertinya ginjal panggang adalah menu yang pas untuk saat ini" Sehun mulai membuka knop pintu.
"Mungkin aku akan jarang mengunjungimu nanti. Jadi aku menitipkan dia padamu. Bahagiakan dia. Aku sudah sering mengalah jadi jangan khawatirkan aku."
BRAKK!!
Bersambung..
Aiyaiyay.. Terlalu pendek memang ehee.. Yang lewat dipikiran cuma segitu sih duh.. Mau dilanjutin tapi ditungguin lama ngga lewat lewat lagi ide nya wkwk.. Hanya sekedar mencoba..
Namanya juga amatir.. Wkwkwk
KAMU SEDANG MEMBACA
PLEASE LOVE ME!!
FanfictionWarning!! Mungkin bakal jadi fanfiction For 18+ kedepannya. Buat yang korupsi umur tanggung sendiri yak dosanya, no bagi bagi.