Prolog
Sungmin menghela napas panjang, sejak tanpa sengaja mendengar perbincangan kecil yang terjalin antara ibu mertuanya dan bibi mereka.
Sepasang iris kelamnya acap kali mendapati ketermenungan Zhoumi di salah satu batu besar yang bertempat di pinggir sungai dangkal dan jernih itu.
Raut wajahnya berubah sendu, apa yang Zhoumi rasakan tentulah dapat dia rasakan pula. Sekalipun mereka bukan saudara kandung, namun Sungmin telah menganggap Zhoumi sebagai kakak sendiri.
Bermula dari kemunculan bibinya ke dalam pack mereka dengan membawa seorang bocah kecil yang terlihat bersih dan putih.
Sungmin merasakan dunianya berubah, tidak lagi menggerung kesepian dan terlonjak senang sebab telah mempunyai seorang teman yang diperkenalkan sebagai kakaknya oleh sang bibi.
Maka, sejak saat itulah hubungan mereka terikat erat layaknya sepasang saudara sedarah.
Suatu ketika, bibinya terlibat ke dalam suatu perbincangan serius dengan salah seorang anggota Kerajaan.
Zhoumi dan Sungmin tidak merasa heran ataupun terpongo takjub akan hal tersebut, sebab mereka memang telah mengetahuinya bila sang bibi berteman baik dengan Ratu Vladar Dugo.
Kerajaan besar yang begitu disegani sebab kekuatan dan pertahanan keamanannya yang tidak dapat dipandang remeh.
Mohon untuk tidak bertanya, mengapa bibi mereka dapat berteman baik dengan Ratu Vladar Dugo yang terkenal apatis dan otoriter itu?
Karena Zhoumi dan Sungmin pula tidak mengetahui jawabannya. Kerap kali mereka mencoba meraih jawaban atas pertanyaan tersebut, namun sang bibi tidak pernah menguntai kata jawaban yang pasti.
Dia hanya tersenyum dan berkata bila mereka pernah mengalami suatu tindakan budi. Mendengar jawaban tersebut, pada akhirnya sepasang kakak-beradik itu menghentikan racauan tanya mereka.
Selepas kepergian sang utusan Kerajaan, malam itu seusai mereka melakukan acara berbincang akrab bersama warga (anggota pack) ditemani dengan api unggun.
Bibi menggelar tikar di ruang tengah hunian sederhana mereka yang berbentuk hunian tradisional, beratapkan jerami berbentuk kuncup jamur dan berlantaikan kayu jati.
Memang begitulah bentuk hunian di pack mereka. Terlihat seperti warga pedalaman, namun hidup mereka sangatlah sejahtera dan makmur.
Bibi meletakkan lampu minyak ke tengah tikar yang telah terisi oleh Zhoumi dan Sungmin.
Mereka terdiam bisu, saling menatap satu sama lain; mencoba membangun perbincangan secara tersirat.
"Kurang lebih tiga bulan dari sekarang. Posisi bulan akan terlihat lebih dekat dengan bumi, menyebabkan sinar matahari menembus bentang atmosfer dan menciptakan gerhana bulan merah."
Malam itu Zhoumi dan Sungmin masih terdiam bisu, tidak berniat menguntai kalimat tanya sekalipun bibir mereka begitu gatal ingin mengutarakan seruan hati yang tertahan mimik wajah bibi yang terlihat resah, lega, sedih dan segala macam.
Sungguh ekspresi yang rumit.
"Kami sudah membicarakannya dengan matang. Maafkan bibi, pilihan mereka terjatuh pada kalian."
"Apa maksud bibi?"
"Putera mahkota Abercio (Siwon) dan Pangeran bungsu Adalvino (Kyuhyun) memilih kau Zhoumi sebagai pendamping Putera mahkota dan kau Sungmin sebagai pendamping Pangeran bungsu."
Serasa tersambar petir di malam yang cukup cerah, Zhoumi dan Sungmin hanya mampu terperangah terkejut tanpa selontar teriakan tidak mungkin.
Otak mereka mendadak gelap, meniadakan berbagai pemikiran tidak mungkin sebab sama sekali tidak pernah menduga akan terjatuh ke tangan para bangsawan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
VLADAR DUGO
WerewolfKeraguan hati sebab penantian yang tidak berujung mulai membuat sang Ibu Suri Vladar Dugo dirundung perasaan cemas. Penerus tahta yang tidak kunjung menorehkan keberadaannya, sungguh telah mampu menggerus benteng kesabarannya hingga membutakan segal...