“Ia berhasil bertahan hidup karena ia sudah berdamai dengan ketakutannya.”
Aurora terbangun dari mimpi buruk yang selalu terulang belakangan ini. Gadis itu terbangun dengan wajah yang sangat pucat, ia terkejut karena kehadiran seseorang yang ia lihat dalam bunga tidurnya itu. Kepalanya terasa sangat pening, bahkan ia merasakan sakit yang begitu amat menyiksa. Karena rasa sakit itu, tiba-tiba ia terbayang sesuatu sedikit demi sedikit yang selama ini ia anggap sebagai potongan teka-teki dalam hidupnya.
“ARGHHHH.” Ringisnya.
Gadis itu tak henti-hentinya memegangi dan menggelengkan kepalanya berharap rasa sakit itu segera hilang. Alih-alih hilang, rasa sakit itu malah semakin menjadi dan bayangan-bayangan seperti sesuatu potongan peristiwa itu terus menerus muncul secara sekilas.
Aurora memejamkan matanya, menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya secara perlahan. Ia lakukan kegiatan itu secara berulang untuk menenangkan dirinya sendiri.
Setelah merasa cukup tenang, ia keluar dari kamarnya dan menuruni anak tangga sambil bertanya-tanya kepada dirinya sendiri.
Ia tak henti-hentinya memikirkan kaitan laki-laki yang ia lihat secara samar-samar di dalam mimpinya dengan laki-laki yang ia ingat secara tiba-tiba tadi.
Setelah berjalan sambil melamun, Aurora akhirnya sampai di dapur. Ia mengambil gelas bening dari dalam lemari berwarna putih yang ada di dapurnya. Lalu ia meletakkan gelas itu tepat di atas tatakan dispenser otomatis. Air dari dalam dispenser itu langsung mengalir memenuhi gelas begitu Aurora meletakkan gelasnya di atas tatakan dispenser bersensor tinggi itu. Begitu ia rasa airnya sudah cukup, ia langsung mengambil gelas itu dan meneguk habis air di dalamnya.Bukannya kembali minum, Aurora malah hanya terduduk di kursi makan sambil menatap kosong sekitarnya. Bila pada dasarnya orang-orang banyak ketakutan ketika terbangun di tengah malam, justru Aurora berbanding terbalik. Gadis itu tidak merasa takut sama sekali padahal waktu masih menunjukkan pukul 02.13 am.
Setelah beberapa lama ia menghabiskan waktu untuk duduk sambil melamun. Ia mendengar suara yang sangat tidak asing bagi dirinya, yaitu suara perkelahian orang tuanya.
Bagi Aurora mereka itu sudah gila, bagaimana bisa mereka membuat keributan di tengah malam seperti ini?. Anak mana yang suka bila harus terus menerus bertahan hidup di dalam rumah yang baginya adalah neraka dunia.
Aurora bangkit dari duduknya dengan rasa kesal yang menggebu-gebu, ia segera berjalan menuju kamar orang tuanya. Ia langsung mengetuk pintu itu dengan kencang.
“Ma, buka pintunya.” Teriak Aurora dari depan pintu.
Kedua orang tuanya tidak merespon sama sekali, justru kedua orang tua Aurora masih saja melanjutkan perdebatannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Choices《Revisi》
Genç KurguKiandra Aurora Williams, gadis yang hidupnya serba berkecukupan namun tidak dalam hal kasih sayang. Tumbuh di keluarga yang tidak harmonis dan mempunyai pengalaman masa lalu yang tragis membuat dirinya banyak berubah dari kepribadian sebelumnya. Hid...