Sebuah panggilan telpon dari Rafa.
"ada apa?" Savira menjawab panggilan dan mengawalinya dengan bertanya. Mengawali.
"motor atau mobil?" Rafa bertanya tanpa menjawab pertanyaan Savira.
"maksudnya?"
"jawab aja, motor atau mobil?"
"emmm, motor"
Tiba-tiba tidak terdengar lagi suara dari seberang, Segera Savira melihat layar hpnya yang ternyata panggilan sudah diakhiri.
Savira masih bingung apa maksud dari pertanyaan Rafa yang tak ia temukan jawabannya, diapun memilih tiduran sambil menatap layar hp nya yang menghitam. Kembali sebuah panggilan dari orang yang sama yang telah membangunkan ia dari tidur ayam-ayamnya.
"iya?" Tanyanya sambil mengucek mata.
"kamu sudah siap? Aku hampir sampai rumahmu?"
"maksud kamu apasih? Absurb banget daritadi kalimatnya"
"pokoknya siap-siap, 5 menit lagi aku sampai"
Dan lagi penggilan terputus, bergegas Savira menuju kamar mandi dan mengganti pakaiannya menjadi gaun sederhana.
Sebuah pesan Savira terima dari 5 menit yang lalu mengabari bahwa Rafa sudah di depan rumah, artinya ia harus segera siap secepat mungkin. Dibuat secepat apapun persipannya tetap saja memakan waktu, alhasil Savira turun 10 menit setelahnya.
Rafa terlihat duduk di sofa ruang tamu, savira menghampirinya.
"hy, maaf lama"
"iya, gak apa-apa"
"mau kemana?" Tanya Savira melihat penampilan Rafa yang membuatnya terpesona.
"udah ayo ikut, kupastikan kamu akan pulang dengan selamat tanpa kurang satu apapun"
"emm, baiklah"
"emm kamu yakin pake baju itu?"
"yakin, kenapa? Gak bagus ya? Aku harus ganti?" Savira merasa risih dengan pertanyaan yang diajukan Rafa, apakah gaun ini tidak cocok dikenakan olehnya atau bagaimana.
"ya gak apa-apasih, kamu cantik pake baju itu"
Seketika Savira merasa wajahnya memanas, terutama bagian pipinya. Ternyata prasangkanya salah, Rafa menyukai penampilannya.
"papa mama kamu mana? Mau pamitan dulu"
"sebentar aku panggilin mama"
Savira berbalik berjalan menuju sebuah pintu di dekat tangga, dan saat kembali Savira berjalan berdampingan dengan mamanya mendekat ke ruang tamu.
"malam tante"
"nak Rafa" sapa Rena (mama savira) dengan senyuman.
"wah sudah pada rapi nih, mau kemana?" Lanjut rena penasaran.
"mau ijin ajak Savira jalan-jalan tan?"
"boleh, asal pulangnya jangan kemaleman ya dan jaga baik-baik anak tante"
"baik tante, terimakasih. Kami berangkat dulu ya tan"
"iya hati-hati"
Rafa dan Savira mencium tangan Rena berpamitan.
"kita pake motor?" Tanya Savira saat berada di halaman rumah tidak menemukan mobil melainkan motor sport.
"kan kamu yang minta"
"gimana aku naiknya?"
Gerutu Savira tampak kebingungan, saaat ini dia menggunakan gaun dan sungguh tidak memungkinkan untuk menaikinya. Dan Savira baru mengerti pertanyaan Rafa sebelumnya di telpon.
"makanya aku tadi tanya, kamu yakin pake gaun"
"kamu gak bilang dulu sih" savira mencebikkan bibirnya.
"jadi gak jalannya? Atau mau ganti kendaraan? Biar aku telpon sopir rumah buat nganter mobilku?"
"gak usah raf, biar aku aja yang ganti baju. Tunggu ya" Savira memilih mengalah, tentunya karena lebih baik dia ganti baju daripada harus menunggu mobil rafa.
"iya, jangan lama-lama keburu malem" Rafa menasehati dengan sedikit terkekeh.
"iya-iya" savira menyahuti.
Savira kembali memasuki rumah dan rafa memutuskan untuk duduk di atas motor sambil menunggu Savira kembali. Savira kembali kali ini lebih singkat dari sebelumnya, Savira tetap terlihat cantik menggunakan celana jeans dan baju kaos.
"ayo" ajak Savira.
Mereka menggunakan helm masing-masing dan mulai berkendara menyusuri jalan.
"jadi kita mau kemana?" Savira penasaran tujuan mereka akan kemana.
"jalan-jalan" Rafa menyahuti seadanya.
"malam sabtu?" Tanya savira lagi.
"memang harus malam minggu ya ngajak pacar jalan?"
"ya gak juga sih, kan kebanyakan kayak gitu"
"jadi mau balik nih?" Rafa menimpali dengan nada jail.
"ngak, kita lanjut aja"
Rafa hanya terkekeh mendengar respon savira. Rafa membelok motornya ke sebuah toko pakaian. Savira tidak bisa untuk tidak bertanya.
"ngapain berhenti di sini?"
Setelah motor berhenti, Rafa turun dari motor.
"tunggu disini"
Rafa masuk ke dalam toko, dan kembali dengan sebuah bag merek toko tersebut.
"nih pakai, nanti kamu masuk angin" Rafa menyodorkan sebuah jaket kulit model perempuan ke Savira.
Savira menerima dengan senyuman, Rafa membuang bag itu ke tong sampah terdekat. Saat Rafa kembali, savira sudah tampak siap di boncengan motornya dengan jaket yang terlihat sangat cocok dipadukan dengan penampilan Savira.
"siap?" Rafa memastikan.
Terasa anggukan dari balik punggungnya mengiyakan. Rafa memacu motornya tidak terlalu kencang, malah terkesan santai. Dan tak lama mereka berhenti di sebuah café.
"kamu tidak pesan makanan?" Rafa bertanya setelah pelayan meninggalkan meja mereka.
"sebenarnya tadi aku sudah makan"
"harusnya aku datang lebih awal ya?"
"makanya kabari dulu kalau mau ajak jalan"
"oke, lain kali aku lakukan saranmu"
Selesai makan malam mereka lanjut perjalanan, menikmati angin malam yang kembali menerpa tubuh mereka, entah sudah berapa jauh mereka berkendara mungkin saja mereka hampir mengelilingi seluruh jalanan kota. Rafa sudah melewati jalan-jalan ini sendiri dan sekarang rasanya sungguh berbeda saat seseorang yang kalian sayang duduk diboncengan motor menikmati apa yang kalian lihat dan ingin kalian tunjukkan walaupun tanpa tujuan. Kesunyian dan kebisingan terasa lebih indah dari biasanya.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Apa kabar semua? Semoga selalu baik ya..
Alhamdulillah ... udah nyampe part 9 nih
Gimana sama alur ceritanya? Boleh kok kasih kritik dan saran, sebagai masukan aku buat nulis part selanjutnya.
Mampir juga ke cerita aku yang satunya, "Bukan sekedar mantan"
Semoga suka
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive and Arrogant
Tienerfictie"and now, I know you are possesif girl" dari seorang lelaki. "and now, I know you are arrogant boy" untuk kali kedua di pertemukan dalam pertandingan yang sama dan dibalas dengan kata-kata yang hampir sama. Vereyza, Savira dan Refandra