'Tap tap tap'
Derap langkah cepat seorang pemuda berumur 17 tahun menggema di lorong kelas. Ia berlari cepat karena bel sudah berbunyi 5 menit lalu.'Klek'
Pintu terbuka dan semua pandangan mengarah ke arah seseorang yang baru datang."Yoo Taeyang! Kenapa baru datang!" Omel Mr. Han wali kelas kami yang sedang memulai pelajaran diawali dengan mengabsen.
Pemuda yang baru datang hanya memperlihatkan deretan giginya di sela nafasnya yang masih tersengal-sengal. Tampan!
Sial aku selalu terpesona setiap melihat wajahnya. Taeyang, sesuai dengan namanya dia seperti matahari yang selalu memancarkan cahayanya. Dia memang selalu tampak bersinar, apalagi saat sedang perform.Iya, dia seorang dancer. Dia sering mengikuti kompetisi atau perform bersama teman-temannya sesama dancer di pusat keramaian kota.
Mr. Han malas berurusan dengan Taeyang yang sering datang terlambat, ia langsung mempersilahkan Taeyang duduk. Pemuda itu berjalan ke arahku dan sedikit mengusap lembut kepalaku saat ia melewatiku.
'Deg!' Hatiku selalu berdebar dengan sikap manisnya. Banyak yang memandang sinis melihat keakraban kami berdua. Aku hanya melirik saat ia sudah duduk di tempatnya, tepat sebelah kiri tempatku duduk.
Taeyang tersenyum dan kedua jarinya membentuk huruf V ke arahku. Aku hanya tersenyum dibuatnya. Aku selalu tidak kuat saat bertatap muka dengannya. Mata bulatnya sangat cantik dan membuatku selalu gemas.
Pelajaran dilanjutkan kembali setelah gangguan kecil saat Taeyang datang.
Ah, aku belum memperkenalkan diri. Namaku Fantasy, aku seorang gadis berumur 17 tahun. Aku termasuk siswa berprestasi dan aku seorang ketua kelas di kelasku. Taeyang adalah sahabat kecilku. Rumah kami dekat dan tentunya orang tua kami saling mengenal.
"Fan...." Taeyang merengek saat jam istirahat.
"Kerjakan sendiri Tae..."
"Oh ayolaaaah, biasanya kamu selalu memberiku contekan."
"Untuk saat ini tidak Tae."
"Oh, ayolah gadis manis." Taeyang memohon sampai berlutut di sampingku dan meletakkan dagunya di mejaku. Dia merayuku untuk memberi jawaban tugas dan dia belum mengerjakan. Dia dalam masalah.
Ough! Menggemaskan! Saat aku melihat ia sedang merajuk.
"Fan, bantu aku kalau nilaiku jelek nanti mama tidak akan mengizinkanku ikut kompetisi. Hanya dengan ikut kompetisi itu aku bisa masuk perguruan tinggi Fan..."
"Iya tapi kamu harus berusaha sendiri Tae, bagaimana kalau nanti ujian? Tidak mungkin aku memberi contekan padamu."
"Itu sudah tugasmu Fan..." ucapnya santai.
"Tae, minta pada orang tuamu untuk mencari tutor untukmu."
"Aku tidak mau."
"Kenapa?"
"Aku maunya belajar denganmu. Aku tidak suka bersama orang lain."
'Deg!' Aku melirik dan wajah Taeyang terlihat serius menatapku. Aku tidak paham perasaan apa ini.
"Aku sibuk Tae." Aku sengaja menolaknya karena aku mulai menyadari menyukai Taeyang sahabatku. Aku takut perasaanku tidak berbalas karena ia punya teman dancer yang lebih cantik dan punya tubuh bagus.
"Kamu sudah pintar tidak perlu ikut les lagi. Cukup temani aku belajar. Aku mohon Fan, aku ingin masuk universitas seni itu." Taeyang menggenggam tanganku. Mata bulat itu, terus menatapku.
"Fan.... please... kamu tega melihat aku gagal ujian?"
Aku menarik nafas dan mengangguk menyetujui permintaannya. Dia tersenyum sangat lebar dan sialnya sangat tampan. Membuat dadaku bergemuruh setiap melihat senyumannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Fantasy ✔
FanfictionAku seorang gadis berumur 17 tahun, di masa puberku mulai menyukai teman lawan jenis. Dia tampan, baik dan seorang idola di sekolah. Dia mengenal baik denganku dan aku merasa terjebak dalam "friend zone".