•••
1 jam pun berlalu. Dinda masih saja terbaring di Uks, sementara Dea dan Intan menunggu di luar. Sesekali mereka menge cek keadaan Dinda. Sayangnya Dinda masih saja tertidur lelap, entah Dinda memang sakit atau sengaja ingin tidur.
Tiba-tiba saja terlihat ada guru yang akan melewati ruangan itu. Dengan gesit Dea langsung masuk ke UKS dan ketika Intan akan menyusulnya dia malah ketauan oleh guru itu.
"Eh! INTANNNNN! INTANNNN!." Teriak seorang wanita kepadanya.
Intan dengan sengaja menghiraukannya dan memilih langsung masuk ke ruang UKS menyusul teman nya Dea, lantas guru itupun langsung berjalan dengan cepat.
"Sialan ni anak!." ketus guru tersebut.
Brug brug brug! Guru wanita itu menggedor pintu UKS yang terkunci sambil berterik menyebut nama Intan. Dinda yang merasa terganggu dengan teriakan dan suara pintu itu, langsung terbangun.
Intan dan Dea seketika langsung menatap Dinda sambil menyengir.
"Bu Bebet bukan?." Tanya Dinda sambil melirik ke arah pintu.
"Iya din...."
"Haduuuuuu." Keluh Dinda. Sambil menggelengkan kepalanya.
Dea pun langsung menunjuk ke arah Intan. "Salah dia nih Din,jalan nya lambat. Mangkanya ketauan sama Bu Bebet."
"Iya gapapa deh De gapapa."
"Wuuuuuu! Gapapa tuh kata Dinda juga." Ungkap Intan sambil menyuraki Dea.
Sementara Bu bebet sepertinya masih ada di luar ruangan UKS namun suara ketukan pintu itu sudah mengecil.
"Din elu keluar gih."
"Heheeee iya Din, Buru cek! Kita mau bersembunyi di kolong tempat tidur ini."
Dinda pun langsung bangun dari tempat tidur itu. Dan menuju pintu kamar UKS. Ketika dia membuka pintu, yang dia lihat diluar uks bukan lah bu Bebet, atau bu bobot dan sebagainya. Melainkan dia melihat Bastian yang sedang memegang beberapa buah buahan di tangan nya.
"Hai Din, udah mendingan?." Tanya Bastian kepada Dinda sambil tersenyum.
"Eh, dikira siapa ketok ketok hehe. Alhamdulillah mendingan."
"Ohiya nih Din." Sambil menyerahkan buah yang ada di tangannya ke Dinda.
"Gausa ngerepotin juga kali ka."
Bastian tetap memaksa memberikan buah itu kepada dinda. Mau tidak mau Dinda harua menerimanya.
"Makasi ya, Dinda jadi enak hehe."
"Iya,lu sendirian aja? Mau gue temenin." Tanya Bastian.
"Ohgausah gausah,Dinda sama temen-temen Dinda ka."
"Mana ?ko gue ga liat temen elu?."
"Ohiya tadi itu... (Mata dinda melirik kesana kemari) ohiya! Tadi mereka ke kamar mandi dulu, iya hehe."
"Yaudah gue balik ke kelas ya Din. Jangan lupa di makan buah nya." Bastian tersenyum kepada Dinda,dan langsung berjalan meninggalkan Dinda.
Sementara Dea dan Intan masih berada di bawah tempat tidur.
"Eh udah keluar keluar!." Kata Dinda.
"Udah gak ada bukan Bu bebet nya Din?." Tanya Intan dengan suara yang amat sangat pelan.
"Udah gada."
"ALHAMDULILLAH........." Dea dan Intan langsung keluar dari bawah tempat tidur ini,kemudian mengucapkan berkali-kali kata syukur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wrong love
Teen Fiction-------------------------------------------- "Apakah ada yang tahu bagaimana rasanya mencintai seseorang yang tidak boleh dicintai? Aku tahu." -------------------------------------------- "Kita berdua mungkin punya kesamaan, yaitu kita sedang sama-s...