Bipp... Bipp...
- : nanti malam nonton yuk
+: ok. Jam?
- : jam 9 gimana?
+ : sip.
- : aku jemput ya ntar
+ : iya dong... :-/
- : hehehe ok see you tonight my dear :*------
Mix menekan tombol cepat dial ke nomor ponsel yang sebenarnya sudah dihapalnya di luar kepala.
Tuuutt... tuuttt... terdengar nada sambung dan dijawab di seberang sana.
"Ya, haluuuu...!! Kamu pasti udah nyampe ya?" suara di seberang.
"Iya. Aku tunggu di parkiran luar ya, Dear" Mix menjawab. Dan telepon ditutup.
Tidak lama berselang, Fio sudah mengetuk jendela mobilnya. Dibukakanlah pintunya dan Fio membanting badannya di jok sebelah Mix.
"How was your day, Dear?" Mix bertanya sambil mencium kepala Fio. Seperti biasa. "Yaaa... Gitu deh. Pak Boss masih aja kaya gitu, dan bu Boss kecil juga masih caper aja. Udahlah..lupain... eh kita mau nonton apa?" Fio langsung nyerocos dengan pancingan pertanyaan Mix. Hal yang disuka Mix. Fio adalah pacarnya sejak SMA, gadis tomboy namun, ceria dan suka sekali film horor. Tetapi dia suka baca buku humor. Fio senang sekali bercerita, terutama kepada Mix. Mix sendiri tipikal lelaki penyabar, Mix senang mendengarkan Fio bercerita tentang apapun kepadanya.
"Kita nonton Pemindah Arwah ya ... hehehhe ... kemarin aku liat thriller-nya seru kayanya ... Itu lho tentang arwah penunggu toilet umum yang sering menukar roh, jadi dia masuk ke tubuh pengguna toilet yang didunia... " kata Mix. "Okey Beibyyyy ... Aku kelarin dulu tugas dari Bos Kecil secepatnya ya." sahut Fio.
-------
'Pintu theater enam telah dibuka, para pengunjung yang telah memiliki tiket dimohon segera masuk'
"Mix tungguin bentar ya, aku ke toilet dulu " Fio menitipkan tasnya pada Mix dan bergegas ke toilet.
Toilet berada di ujung koridor, dan untuk menuju ke dalam terdapat cermin di sepanjang koridor. Fio merasa ada yang memperhatikannya berjalan mencari bilik yang kosong. Fio tidak menghiraukan hal itu, mungkin hanya perasaan Fio saja. Fio mengecek semua kode di handle pintu seluruh bilik dan semua bertanda merah, artinya semua bilik toilet terpakai. Terdengar suara dan bayangan kaki dari dalam bilik. Dari beberapa bilik terdengar suara mendesis, seperti suara ular berbisa yang mendesis. Akhirnya Fio menemukan bilik yang kosong, bilik paling ujung sebelah kanan. Kenop pintunya berwarna hijau yang artinya tidak terkunci dari dalam.
Bisa digunakan nih toilet, begitu pikir Fio.
Bergegas Fio membuka pintu dan melangkah masuk.
Tidak lama setelah Fio membuka celana dan duduk di dudukan toilet, dari dinding dalam pintu muncul sosok berambut panjang dengan muka tidak tampak serta dua tangan berjemari panjang yang penuh darah. Ada asap keluar dari mulut sosok itu yang memenuhi bilik toilet. Fio kaget dan hanya diam melongo. Menatap nanar pada sosok tersebut. Kemudian semuanya tampak gelap di mata Fio.
----
Mix menghampiri Fio yang tampak kebingungan. "Sayang, kamu lama sekali di toilet. Kamu diare? Atau ada apa?" Mix menggamit lengan Fio sambil menyerahkan tasnya.
Mix merasakan telapak tangan Fio dingin.
Sementara itu, Fio berusaha untuk memanggil dan mencolek Mix dari belakang tapi Mix tidak bereaksi dan terus berjalan menggamit lengan perempuan itu masuk ke pintu teathre.
--------
~Aisha Halima~
3 hari
01032018
YOU ARE READING
Ketika Aksara Berbisik
RandomKisah kisah pendek tentang kasih, kesah dan kisah itu sendiri