Mereka melanjutkan perjalanan, di sepanjang perjalanan Jo selalu berjalan di belakang Rini. Sambil bernyanyi di sepanjang perjalanan dan memotret pemandangan, sesekali Jo memotret wajah manis Rini secara diam-diam. Jo selalu berhasil mengabadikan wajah Rini yang tersenyum bahagia, jarang-jarang seorang Rini bisa tersenyum lebar seperti ini.
Jo merasa sangat senang melihat Rini bisa tersenyum bahagia berada disini, awalnya ia memang hanya iseng-iseng mengajak Rini untuk mendaki bersama. Tetapi disini, di alam yang meneduhkan ini mampu untuk membukakan kembali hati Jo yang telah lama terkunci. Perjalanan terasa sangat menyenangkan, terasa tak ada kata lelah untuk melakukan pendakian ini. Perjalanan melewati beberapa pos sudah dilalui begitu saja. Setelah sampai di pos terakhir untuk membuka tenda akhirnya mereka beristirahat.
"kenapa kita buka tenda disini?" tanya Rini keheranan.
"disini pos terakhir untuk membuka tenda, memang kamu mau buka tenda di pucuk?" jawab Johan santai sambil mengacak-acak rambut Rini.
"hiiihhhh.... Jo!! kan aku gak tauuu" ucap Rini sambil merapihkan kembali rambutnya.
"dari awal nih anak berdua berantem mulu dah" ujar Didit sambil membuka tutup botol minum.
"siapa juga yang berantem,,," jawab Rini membantah.
"sok tahu kamu Dit, siapa juga yang berantem. Iya gak Rin" cerocos Jo sambil merangkul Rini dengan tanpa merasa berdosa.
Rini langsung refleks menarik tangan Johan dan menariknya ke belakang badan Johan, dengan gaya karatenya.
"aduhhh.. aduhhh... ampunn!!" rengek Johan menahan kesakitan.
"salah sendiriii..." jawab Rini masih memegangi tangannya.
"ha ha ha haaa... makanya ati-ati kamu Jo sama pendekar" ujar Didit sambil tertawa puas.
Rini pun melepaskan tangannya lalu segera duduk untuk beristirahat. Sedangkan Johan masih menahan kesakitan.
"wkwk makanya kamu jangan sembarangan sama Rini.. Iya gak Rin" ucap Dwi sambil tertawa meledek Jo yang masih merasa kesakitan.
Mereka semua tertawa dan bersiap-siap untuk membangun tenda, membuat api unggun dan menyiapkan beberapa makanan untuk sekedar cemilan. Mereka diingatkan oleh Kang Adi, pendaki dari Bandung itu untuk beristirahat cukup, karena esok hari harus akan melakukan Summit pada jam 3 pagi.
Rini sangat tidak sabar untuk segera sampai di puncak gunung, ini adalah impiannya sejak lama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebatas Cerita Pendakian
Подростковая литератураSebuah cerita yang tak pernah dipahami isinya. Kisah cinta yang tak pernah dipahami maknanya. Perpisahan yang tak pernah dimengerti alasannya.... Perjuangan dan kelelahan akan terbayar oleh puncaknya Perbedaan dan perselisihan akan terbayar oleh keb...