disclaimer: produce 101 merupakan salah satu acara survival show buatan mnet. wanna one merupakan sebuah boyband yang terdiri dari 11 pemenang produce 101 yang saat ini bernaung di bawah ymc entertainment. toki doki adalah sebuah manga karya naoshi komi. lirik lagu yang tercantum di dalam adalah milik bigbang. penulis tidak mendapatkan keuntungan apapun dari fanfiksi ini.
a/n: panwink + toki doki au. penyakit yang ada di dalam sini adalah penyakit dari manga toki doki (boleh dibaca dulu biar lebih paham, oneshot kok). siapa yang siap buat angst? :"D /dihantam
crossposted dari ao3. kalo nemu di arsip sana, ini penulisnya sama ya tq.
.
.
.
.
/ 1 /
"Jihoon hebat sekali!"
Telinganya mulai berdenging.
"Bahkan bajunya ikut bergerak saat dia popping!"
Kepala Guanlin diangkatnya. Tidak bisa berkonsentrasi membaca buku saat di dekatnya ada keramaian. Kru dance sekolah mengadakan pertunjukan jalanan, hm? Kru yang terkenal, yang berisi penari-penari berbakat dari seluruh kelas. Yang ia kenal adalah Jihoon dan Woojin, teman sekelasnya. Kemudian Hyungseob dan Samuel, anak-anak kelas sebelah. Mereka berdua terkenal, terutama Jihoon. Wajahnya tampan. Auranya memikat. Prestasinya terbilang bagus biarpun ia membagi waktunya dengan dance. Berbakat pula. Ada rumor bahwa ia sudah diajak beberapa agensi besar untuk bergabung.
Mereka semua sempurna. Mereka semua sehat.
Sementara Guanlin—Guanlin itu apa?
Biarpun ia termasuk dalam peringkat atas angkatan, ia tidak seberkilau Jihoon. Jangankan untuk menari sebersemangat itu, untuk berlari saja Guanlin harus berpikir berulang kali. Guanlin memiliki kelainan jantung langka—namanya penyakit Kokuhaku. Para penderita penyakit ini jantungnya melemah dan hidupnya ditentukan sejumlah detak jantung. Selama jantungnya berdetak, nyawanya terus berkurang. Guanlin tidak bisa beraktivitas berat. Guanlin tidak bisa terlalu senang. Guanlin tidak bisa melakukan apapun yang membuat jantungnya berpacu lebih cepat. Hidupnya bergantung pada alat pacu jantung tanam dan medikamen khusus, juga keharusannya untuk menjalani hidup monoton.
Kalau masih ingin hidup lama, Guanlin harus tahu diri.
Karena itulah, tiap memandang orang lain, tiap memandang Jihoon dan teman-temannya yang dapat bergerak sebebas itu, selalu ada iri yang menyelimuti. Mereka bisa sebahagia itu. Mereka bisa setenang dan sebebas itu. Guanlin tidak—tidak bisa jika teringat akan nyawanya sendiri, akan sisa hidupnya sendiri.
Ketika gadis-gadis menjerit, meneriakkan nama-nama anggota kru dance berulang kali, Guanlin bangkit dan berlalu. Berpura-pura tuli. Mengalihkan pandangannya dari kerumunan agar rasa iri ini tidak menggumpal di dalam.
Dunia mereka berbeda. Dunia orang sehat dan orang penyakitan itu jauh berbeda.
Guanlin sadar.
.
.
.
Jam pelajaran olahraga. Guanlin seperti biasa duduk di pinggir lapangan biarpun pakaiannya diganti dengan pakaian olahraga. Tidak bisa olahraga karena penyakitnya. Hingga umurnya tujuh belas pun, Guanlin tidak tahu bagaimana rasanya berlari bebas, bagaimana rasanya menyentuh bola basket dan melambungkannya seperti yang dilakukan teman-teman sekelasnya saat ini. Pandangan yang dilayangkan padanya selalu pandangan iba. Guanlin yang sakit. Guanlin yang matinya sebentar lagi. Siapa lagi memangnya penderita penyakit Kokuhaku selain dirinya di sekolah?
KAMU SEDANG MEMBACA
tarian terakhir. ✔️
FanfictionJihoon dan Guanlin hanyalah dua orang yang ajalnya sebentar lagi. Tapi tidak ada salahnya kan mencoba mempercundangi mati? (aka, a toki doki au for panwink)