2. Debaran Sial

696 102 10
                                    

-Apology-

-Mingyu POV-

Malam ini aku tak bisa tidur, entah mengapa.
Ada yang mengganggu pikiranku sejak beberapa jam yang lalu.

Jantungku bahkan semakin berdebar karna memikirkan hal ini.

Mengapa ada yang aneh saat aku menatap matanya, bahkanendengar suaranya saja membuatku berdebar.

Ah ini sungguh rumit.

Gadis itu memenuhi pikiranku, membayangkan wajahnya serta tingkah lakunya tadi.
Walau tak ada senyum, tapi gadis itu sukses membuat porak poranda dihatiku.

Biasanya aku suka gadis dengan senyum manisnya, tapi ia berbeda.
Hanya dengan suaranya mampu membuat debaran sialan ini.

Tunggu, apa aku baru saja mengatakan bahwa aku menyukainya?

Tidak. Tidak secepat ini.
Tidak untuk seorang pemilih seperti aku.

-Author POV-

Mingyu bangkit dari ranjangnya dan memutuskan untuk keluar dari kamarnya.
Ia berjalan menuju dapur, meneguk segelas air dingin.

"Ahh~" helanya lega.

Tiba² sosok ayahnya terlihat dari kejauhan, disebuah mini bar kecil yang tak jauh dari dapur.

Awalnya Mingyu tak peduli dan ingin kembali ke kamarnya, namun sesuatu yang digumamkan ayahnya menarik perhatiannya.

Ia mendekat dan mulai menguping.

Sementara Jinyoung meneguk habis wine nya, kemudian dituangkan lagi ke wadah yang kosong.

"Andai saja si bodoh itu kembali, pasti aku akan bahagia" gumamnya sembari tersenyum miris.

"Jika saja si bodoh itu tak meninggalkan cintanya, aku akan hidup bahagia sekarang"

"Andai saja si bodoh itu tak gegabah, aku akan menjadi pria terbahagia saat ini"

Sambil tertawa remeh, ia meneguk lagi wine nya.
Tak peduli sudah berapa botol ia habiskan.

Mingyu mengerutkan keningnya bingung dengan apa yang ayahnya bicarakan.
Kemudian ia pun pergi dari sana.

SKIP!

Paginya Mingyu datang pagi² ke sekolah.
Demi menghapus rasa penasarannya, ia rela bangun pagi dan masuk kelas pertamanya.

"Woaah apa ini? Seorang Park Mingyu masuk di jam pertama?" Lucas menyambut pagi Mingyu dengan kehebohannya.

"Berisik" ujar Mingyu kemudian duduk dibangkunya, kursi paling belakang sebelah kiri dekat dengan jendela.

"Motivasi apa yang membuat seorang Park Mingyu bangun pagi"  teman²nya seolah mengejek tanpa peduli mood Mingyu akan rusak atau tidak.

"Diamlah Seokmin, kenapa tak kau tanyakan pada pacarmu? Semalam ia menchatku" ujar Mingyu sembari memasang headset di telinganya.

Lelaki bernama Seokmin itu langsung diam, diikuti tawa seluruh siswa dikelas itu.

Mingyu menenggelamkan kepalanya diatas meja, mencoba untuk tidur kembali.
.
.
.
.
.
Tak berselang lama sebuah sentuhan kecil di tangannya membuatnya terjaga.
Ia membuka matanya dan mengangkat kepalanya.

Samar² ia melihat bidadari di hadapannya.
Tanpa sadar senyum Mingyu merona.
Membuat seseorang disana menatapnya aneh.

"Aku kembalikan penamu"

Sadar akan suara indah itu, Mingyu mengucek matanya kasar.
Menatap dengan jelas hal yang membuatnya bangun sepagi ini.

"Tunggu" cegah Mingyu tanpa sadar menahan tangan gadis itu.

APOLOGY✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang