______________________________________
Ya gunanya kita negatif thinking emang apa? Yang rugi kita, yang dosa juga kita kan?
~Hafidz
____________________________________
Interaksi dua manusia itu tak luput dari perhatian Azmi yang memang belum pergi dari tempatnya tadi. Ia memonitori mereka dari kejauhan. Pelukan, usapan, tawa dan semua interaksi mereka tak luput dari pandangannya. Sisi lain dirinya merasa terluka dan direndahkan secara bersamaan.
Perempuan yang begitu marah saat tangannya di sentuh itu nyatanya kini baik-baik saja dan tidak melakukan perlawanan saat di peluk Hafidz—sahabatnya— justru mereka terlihat begitu akrab dan tertawa bersama.
"Ternyata yang kelihatannya alim bisa nikung juga yah." gumam Azmi, "Kita liat aja nanti, seorang Azmi ngga akan mundur sebelum apa yang dia inginkan bisa di genggam." ucapnya lagi kemudian melangkah menuju kantin.
Sesampainya di kantin ia langsung mendudukan dirinya di samping Angga dan menyeruput minuman tanpa persetujuan pemiliknya.
"Woi minuman gue itu!" ucap Angga tak terima.
"Pesen lagi!" ucap Azmi kemudian meletakkan gelas kosong itu dengan sekali hentakan yang menimbulkan bunyi cukup keras.
"Dari mana Az?" tanya Hafidz.
"Bukan urusan lo!" jawab Azmi ketus tanpa melihat si penanya.
"Kenapa lo?" tanya Angga heran melihat raut muka tak bersahabat yang disuguhkan Azmi.
"Diem!!"
"Eh kita duluan yah." ucap Arsyil kikuk kemudian menarik Ainil. "Ga bayarin yah." ucapnya menaruh selembar uang seratus ribu diatas meja lalu melangkah pergi.
"Kenapa sih Az?" tanya Angga merasa tak puas.
"Gue bilang diem! Ngerti bahasa ngga sih!!" Azmi berucap keras yang menarik perhatian pengunjung lain. Dengan sedikit kasar ia mendorong kursi kebelakang kemudian melangkah pergi.
"Biarin aja." cegah Hafidz ketika melihat Angga hendak menyusul Azmi, "Nanti juga baik-baik aja, biarin Azmi tenang dulu."
"Dia kenapa sih Fidz?"
"Aku juga ngga tau. Mungkin ada sesuatu yang buat dia kesel, Azmi emang gitu kan."
Angga manggut-manggut, "Iya juga sih."
Angga juga Hafidz melanjutkan menghabiskan cemilan mereka sebelum menuju kelas untuk pembelajaran selanjutnya.
Sampai jam pulang sekolah sikap Azmi masih saja ketus pada kedua sahabatnya. Tiga sahabat itu kini diam-diaman, lebih tepatnya Azmi yang tak terlalu menanggapi mereka.
"Fidz gue nebeng yah, motor gue bannya bocor tadi di jalan." ucap Angga begitu mereka akan meninggalkan kelas.
"Afwan Ga, bukannya aku ngga mau bantu. Tapi aku udah ada janji tadi." ucap Hafidz tak enak.
"Ngeles aja lo!" ucap Azmi tanpa menatap mereka, "Lo bareng gue aja Ga." ucapnya kemudian meninggalkan kelas tanpa berbalik ataupun menatap mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Benarkah Caraku Mencintaimu?
SpiritualFollow sebelum baca...😉 Benarkah Caraku Mencintaimu? Cinta. Kata yang sederhana, namun dengan makna yang kadang sulit dipahami, sulit di definisikan. Ini tentang Cinta, tentang mereka yang sama-sama memendam Cinta. Apakah yang akan terjadi diant...