29

3.2K 423 1
                                    

hari ini sebenarnya aku ada kelas siang, tetapi seorang wanita membangunkan tidurku yang singkat karena baru tidur jam tiga pagi. dia membangunkanku dengan lembut, sama seperti penampilannya yang memang lembut dan elegan, siapa lagi wanita itu kalau bukan ibuku?

ibu memaksaku dan yoongi untuk bangun pagi-pagi begini hanya untuk sarapan. aku bahkan tidak tahu kapan ibu dan ayah pulang sampai-sampai sudah siap di meja makan sepagi ini.

"sudah lama sejak kita tidak makan bersama seperti ini," ujar ayah membuka percakapan pertama. "aku tebak pasti kalian berdua tidak pernah sarapan dan langsung makan siang karena kalian selalu bangun siang," lanjut lelaki paruh baya itu kemudian tertawa renyah.

well, tidak salah sih.

"kapan kalian sampai?" tanya yoongi, pertanyaan yang sama juga terlintas dalam benakku.

"kemarin malam. saat kalian berdua sudah tidur. ngomong-ngomong bagaimana kehidupan kalian di sini? lebih baik dari daegu?"

entahlah. semuanya terasa sama saja. terkecuali bagian bersama taehyung. lelaki itu membuatku merasakan pengalaman yang tidak bisa aku dapatkan di daegu. tawanya, perlakuan manisnya, kecupannya, dan segala hal tentang taehyung tidak akan pernah aku dapatkan jika aku masih berada di daegu.

seketika pipiku memerah, mengingat perkataan taehyung saat kami sedang menunggu ponselku yang diperbaiki. ya, di daegu aku tidak akan pernah merasakan hal itu. jadi ... apakah seoul lebih baik?

duh, aku ini berpikir apa sih? kenapa sempat-sempatnya memikirkan taehyung di saat-saat seperti ini?

"min sena!"

aku langsung membelalakkan mataku. tersadar dari lamunanku.

"apa makanannya tidak enak? lihat, nasimu sudah tersebar kemana-mana," ujar ibu.

aku memerhatikan meja di depanku yang penuh dengan nasi. aku tidak sadar bahwa selama ini aku hanya memainkan makananku.

"apa sesuatu terjadi padamu?" tanya ayah dengan raut wajah yang khawatir.

aku melirik ke arah yoongi yang menatapku dengan tajam. dengan sulit aku menelan ludahku dan menggelengkan kepalaku.

"aku baik-baik saja."

ayah tampak tidak puas dengan jawabanku. "aku tahu sesuatu sedang mengganggu pikiranmu. katakan."

sekarang semua perhatian tertuju padaku. membuatku tambah gugup. apalagi yoongi yang duduk di sebelahku menatapku layaknya elang yang akan menerkamku kapan saja.

"sungguh, tidak ada apapun," ujarku meyakinkan.

"kau pikir aku tidak tahu? ayah sudah berpacaran dengan ibumu selama bertahun-tahun dan ayah tahu apa yang dimaksud dengan 'tidak apa-apa' itu."

ibu menyenggol ayah dengan sikunya, menggelengkan kepalanya. "you know sweetheart, kau mungkin tidak bisa mengatakannya sekarang, tapi ibu bisa mendengarkannya kapanpun."

ayah mengeluarkan wajah masamnya, tampak tidak suka dengan ide ibu. karena aku tahu, pasti ayah sangat penasaran dengan apa yang ada di dalam pikiranku. berbeda dengan ayah, yoongi hanya mengeluarkan poker face-nya, jadi aku tidak tahu apa yang sedang dipikirkan lelaki itu. aku tidak yakin apakah yoongi mengetahui apa yang aku pikirkan atau tidak.

Perks Of Knowing You; kth | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang