PART 1

6 1 1
                                    

Jam menunjukkan pukul 04.00 pagi.mataku masih enggan terbuka.

Ya,part time yang selalu kuambil diakhir kegiatan sekolah.Kulangkahkan kaki malasku menuju dapur kecil.

Cklek. saklar kompor kunyalakan,
kurebus air untuk persediaanku sehari - hari. Dengan langkah gontai dan ..

"Bukkk!!" . Aw !!" Rintihku.
Menahan sakit, kepalaku terbentur pintu kamar mandi yang tak jauh dari dapur kecil.
Selesai membersihkan diri, aku langsung menuju kamarku dan menyelesaikan segalanya. Tasku sudah di punggung dan secangkir teh hijau hangat di akhir minggu. Besok sekolah libur,tapi bagiku tak ada libur setiap harinya. Karena aku tulang punggung keluarga.

***

Berganti awal minggu lagi. Setelah aktifitasku di akhir minggu padat dengan kerja paruh waktu di Restoran Cina. Sampai dikelas jam menunjukkan pukul  08.00 pagi. Setidaknya guru di jam pelajaran pertama belum datang syukurlah. Dan untung saja, upacara telah selesai. Jadi, aku tak sampai harus di huku. Sambil mengusap dada dan menghela napas panjang dengan lari maraton dari kost menuju gerbang sekolah dan belum lagi menuju ruang kelasnya yang harus melewati tengah lapangan. Karena beberapa ruangan kelas dan kantor sedang dalam perbaikan, mau tidak mau melewati tanah lapang.

"Hei!!" Suara husky mengagetkanku, menepuk bahuku.
"Ya!!" Dante kebiasaan cerocos Yuki.
" Oops!!"Jantungku berdetak tak menentu entah mungkin pipiku sudah merah merona, jari telunjuk Dante tiba - tiba di bibirku, badanku tegang dan panas. Ia tak biasanya seperti ini, tingkahnya konyol buatku merasakan hal yang lain . Kudorong badannya hingga terpental sedikit meja disebelah kiriku yang ada di luar kelas.
"Apa kau merasa kikuk?" , Dengan tingkahku?" tanyanya penasaran.
Akupun acuh,walau sebenarnya di dalam hatiku aku menyukai hal kecil itu.
"Apa kau marah?" Tanya Dante.
Hingga berlari kearahku,tapi kuacuhkan. Hingga seseorang menarikku dengan kasar. Saat aku sedang bergurau dengan Dante, seperti ada tangan kokoh meraih pergelangan tanganku.

" Kenzi ??" . Terkejut aku dibuatnya.
Tepat di depan pintu kelasku.
" Sejak kapan kau sekolah disini ?". tanyaku sedikit gagap.
" apa kabar Yuki?" . Kai merindukanku?".
tanyanya beruntun.

Lalu pergi meninggalkan Dante yang masih terpatung dengan orang yang belum dikenalnya bersama Yuki.

***
Saat dikantin pun hampir seluruh siswa memandangiku dan juga Kenzi. Ada sebagian siswa perempuan yang kagum akan wajah charming Kenzi dengan lesung pipit di pipi manisnya,wajahnya seperti Ganindrabimo.
"Kenzi!!" panggil Yuki.
"Apa yang membawamu kesini?". Cerca Yuki.
Dengan melepas genggamannya di pergelangan tanganku dengan kasar.
" Ayolah Ki!". Aku bahkan sangat rindu." Gombal Kenzi.
"Aishh... omong kosong apalagi ini orang." Gerutu Yuki.
"Ini bukan omong kosong Ki, dengan sedikit berteriak hingga khalayak kantin mengarah pada Yuki dan Kenzi.
"Sssst!!!" . Setidaknya pelankan suaramu." Bungkam Yuki dengan telapak tangannya kasar.

" Tanpa kusadari mata sendunya mengeluarkan airmata buaya mungkin." Batin Yuki.
"Ini bukan air mata buaya sungguh aku menangis,  karena merindukanmu,apa itu hal yang salah?".  Aku tak peduli dengan acuhmu mengabaikan pesan singkatku, emailku." Terang Kenzi.
" Apa dia  bisa membaca pikiranku?". gerutu Yuki jengah.
"Terserah apa katamu Kenz!" Yuki.

Hingga aku beranjak dari kursi dan meninggalkannya sendirian disana tanpa menoleh kebelakang sedikitpun

***

Tentang Yuki
Kedatangannya tiba tiba membuatku sedikit rindu. Namun kepergiannya, pergi tanpa alasan, membuatku sangat terluka. Bagaimana tidak perlakuannya yang manis,sikapnya yang dingin pada orang tertentu membuatku penasaran. Hingga pada akhirnya, ia datang lagi di kehidupanku.

" Bagaimana dia tahu, dimana aku sekolah?". Gerutu Yuki."

Padahal aku memutuskan untuk kost dan pindah sekolah di kota lain hanya untuk berusaha melupakannya,egoku yang besar saat itu memutuskan untuk lebih mandiri dari Ibu dan Ayahku dan juga adikku. Pernah Ibu menahanku dengan keputusanku waktu itu, tapi disisi lain aku beralasan dengan beasiswa yang ditawarkan disekolahku yang sekarang,setidaknya meringankan beban kedua orang tuaku.
Flashback off

"Hei!!" Panggil Kenzi.
" Suara husky itu lagi." Batin Yuki.
Aku pun menoleh dan tanpa sengaja kepala Dante yang sedikit menunduk kearah mataku dan
"Cupp.. Mataku terbelalak kaget dan spontan aku memukul kepalanya.
"Heiiii!!!". Apa maksud perlakuanmu itu hahh???". teriak Yuki.
"Hei!!". Aku juga gak sengaja!!." Aku hanya sedikit menunduk dan kubekap mulutnya dengan telapak tanganku. bukan Dante namanya kalo tidak jahil denganku. Dia menjilat telapak tanganku, liurnya membuatku jijik."
"Kurang ajar kau ya !! hahaha... di sela tawaku,aku tidak pernah marah dengan perlakuannya kali ini. Setidaknya hari ini dia sedikit menghiburku.

Tanpa di sadari Dante dan Yuki. Kenzi merasakan sesak di palung hatinya, melihat dari kejauhan

di ujung lorong kelas.
" Aku melihat Yuki dengan tawa yang selama ini kurindukan,entah kenapa dengan sikapnya pada laki laki yang ada bersamanya membuatku semakin sakit." Batin Kenzi.
" Aku terlalu bodoh pergi meninggalkannya tanpa alasan gerutu Kenzi.

***
Langkah Kenzi kian pasrah, dan berlalu pergi meninggalkan tatapan jengah Dante dan juga Yuki yang asyik bersenda gurau. Panas matahari kian menyoroti tingkah konyol dan aneh mereka, di satu sisi Kenzi merasakan api cemburu di dalam dadanya. Lonceng kelas berbunyi Yuki dan Dante sudah berada di bangkunya masing - masing. Langkah kaki Guru House Keeping sudah terdengar menuju ruang kelas jurusan Pariwisata.

Suara bariton Mr. Arif terdengar mengema di ruangan siang ini.
" Selamat siang anak - anak." Sapa Pak Arif.
" Sebelum pelajaran di mulai, saya akan memperkenalkan murid baru di kelas ini." Jelas Pak Arif.
" Yeeeeee...."  jawab serempak anak Pariwisata.
"Silahkan masuk."  panggil Pak Arif.
"Apakah Kenzi di kelas yang sama denganku?" batin Yuki panik.

Yuki memang tidak ingin Kenzi berada di kelas yang sama,bagaimana dia mau
Yuki semakin sulit untuk melupakan Kenzi

***
Rambut di kuncir kuda dengan langkah santai melangkah masuk kelas.Yuki sedikit bernafas lega karena ternyata siswa perempuan murid barunya bukan laki - laki melainkan perempuan
Napas yang sempat di tahannya kini terengah lepas.
"Silahkan perkenalkan diri." Perintah Pak Arif lantang.
"Baik pak." Sahut anak baru itu lirih.
"Perkenalkan nama saya Aninda Sari,biasa dipanggil Anin." Singkat Anin.
"Oke semua cukup sampai disini saja perkenalannya. Anin silahkan kamu duduk di kursi tengah dekat jendela kebetulan masih ada kursi kosong." Pak Arif.
"Iya pak." ucap Anin menunduk.
" Kita lanjutkan pelajaran hari ini. pesan saya jangan banyak berbisik selama pelajaran." Tegas Pak Arif.
" Ya pak." Jawab seluruh siswa serempak.

****

Tak terasa sudah akhir minggu lagi. Sabtu ini hanya ada dua mata pelajaran saja  PkN dan satu lagi sastra inggris. Sekolah pulang lebih awal dari biasanya. Dihari Senin hingga Jumat para siswa SMK Jaya Wisata Semarang usai jam dua siang tepat. Di hari sabtu usai jam sebelas siang. Tapi tidak untuk Yuki, selesai kelas dia bergegas kerja part time di tempat lain selain Restoran Cina.
S

esampainya di cafe, Yuki menuju loker dan berpapasan dengan pemilik cafe sekaligus Sahabatnya Anjani.

"Ki, nanti malam ada yang booking tempat di hall ya?" . Gimana kalau kamu yang urus beberapa dulu di Hall." Tuas Anjani terburu - buru, sembari  membetulkan ikat rambut dan heelsnya.
Yuki hanya bisa melongo dan berujar kenapa mendadak sekali?" sembari memakai apron waitressnya.
"Aku mohon Ki." Mohon Anjani.
" Jam  empat sore, aku balik lagi.koq!". Aku mesti mampir ke beberapa tempat karena bagian seksi ribut si Jaka, dia ijin mendadak karena istrinyaa melahirkan. " jelas Anjani.
"Oke fine." Aku urus tapi sampai jam tiga sore aja gimana ?". ujar Yuki bernegosiasi.
"Oke!!". " Fix., tapi carikan pengganti Jaka dulu di shiftmu ya ? ". Dengan mata pandanya Anjani berkedip dan memohon.
"Baiklah untuk hari ini saja!" tegas Yuki.

Dan tersenyumlah Anjani, karena Yuki memang bisa diandalkan walaupun dia hanya pekerja part time loyalitasnya terhadap pekerjaan sangatlah tinggi. Apalagi ini semua demi Anjani yang sudah menerimanya bekerja di cafe.
"Untuk apa kamu sekolah Ki?" . ejek Anjani lari dengan heelsnya dan  tertawa mengejek.
"Dasar gila kamu Jannnn."  teriak Yuki kesal.

Jam sudah menunjukkan jam dua belas siang. Namun Yuki  masih disibukkan dengan Hall untuk rapat.
" Apa booking tempatnya mendadak?" Tanya Yuki.
" Gak juga sih, tapi gak tau juga si Bos Anjani yang tahu." Jawab Deni ragu. 
" Sampai aku harus turun tangan juga."gerutu Yuki.
Tanpa Yuki sadari,Kenzi yang ada di dalam Hall dengan beberapa rekan penting, seolah - olah melihat sosok Yuki dari balik pintu kaca Hall.
Kenzi pikir,dia tidak menaruh harap bakal ketemu Yuki di tempat ini, tapi nyatanya tanpa dia berdoa pun Takdir yang mempertemukan mereka.

Dante dan Yuki Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang