NINE

4.1K 499 91
                                    

Di sini mereka sekarang, di dalam mobil menuju kediaman Krystal. Hanya ada dirinya dan Baekhyun karena Krystal memilih satu mobil bersama adiknya dengan dalih 'rindu'. Pikirannya sudah tidak berkonsentrasi lagi sejak Krystal mengatakan ingin pulang. Untungnya ada Byun Baekhyun yang bersedia menjadi supir dadakan.

Air mukanya memang terlihat tenang, berbeda dengan pikirannya yang berkecamuk. Juga, jantung dan hatinya yang seperti tidak bisa diajak bekerja sama. Sebentar lagi ia akan berhadapan dengan orang tua dari gadis yang sudah ia rusak masa depannya. Ia sudah bisa membayangkan bagaimana reaksi Yunho saat mengetahui jika masa depan anak gadisnya sudah hancur.

Ingatannya terlempar pada beberapa tahun yang lalu, saat ia dan Jongin nekat merusak suasana tenang di dalam kelas Yunho. Dosen itu hanya bersikap tenang dan menyuruh mereka berdua untuk keluar dari kelasnya. Tentu saja Jung Yunho tidak akan hanya diam seperti itu karena pada saat pengambilan nilai, ia dan Jongin harus bertemu dengan dosen itu semester depan. Bagaimana tidak, jika dosen itu memberikan huruf F besar pada nilai mereka? Benar-benar luar biasa.

Sejak saat itu ia mulai mengibarkan bendera perang pada Yunho. Bahkan Sehun sempat mengatakan jika ia tidak akan mau memiliki mertua seperti Jung Yunho sekalipun memiliki anak gadis paling cantik di Korea Selatan. Tapi apa yang ia dapatkan sekarang? Sehun menjilat ludahnya sendiri. Sebentar lagi ia harus memohon pada pria itu. Ya, meomohon. Memohon agar pria itu mau menjadi ayah mertuanya.

"Hyung!"

"Ck! Bisakah kau pelankan suaramu? Itu sangat mengganggu." Ujar Sehun malas, suara bocah itu benar-benar melengking.

"Aku sudah memanggilmu daritadi, tetapi hyung terus melamun." Gerutu Baekhyun membuat ia merotasikan matanya malas.

"Sebenarnya ada sesuatu yang ingin kutanyakan," lanjut bocah itu dan ia menganggukan kepalanya, kode jika ia mengizibkan bocah itu untuk bertanya.

"Apa hyung mengenal Paman Yunho?"

Bukannya mwnjawab, ia hanya menghela nafas. Sebenarnya ia sudah yakin jika Byun Baekhyun akan menanyakan hal itu. Dan menganggukkan kepalanya, berharap bocah itu tidak akan bertanya lebih jauh.

"Sudah kuduga, melihat reaksi hyung saat Krystal mengatakan ingin pulang." Tebak bocah itu tepat sasaran.

"Aku hanya mengingatkan, semenjak Krystal kabur dari rumah, Paman Yunho sangat sensitif dan tidak bisa mengontrol emosinya. Berhati-hatilah." Apa bocah itu sedang menakut-nakutinya?

"Tenang saja, aku sedang mengumpulkan nyaliku. Sepertinya kau juga harus, Byun Baekhyun. Aku hanya mengingatkan, kau juga ikut andil untuk menyembunyikan Krystal. Berhati-hatilah." Ucapnya dengan nada yang sama dengan Baekhyun.

"Ya hyung! Jangan menakuti aku!!" Pekik bocah itu mulai panik, membuat mobil sedikit oleng.

"Hei tenanglah! Kau ingin membunuhku?!"

+++

Rumah ini terlihat sederhana, hanya terdapat dua lantai. Bagian depan dan samping diisi oleh berbagai macam tanaman. Juga sebuah pagar yang tidak terlalu tinggi, tetapi memiliki tembok yang menjulang. Membuat rumah itu terlihat begitu indah. Tetapi sayang, pemiliknya tak seindah rumahnya.

Helaan nafas panjang keluar dari mulutnya, saat mobilnya mulai memasuki pekarangan rumah itu. Matanya menangkap sebuah pemandangan yang cukup mengharukan, dimana Krystal sedang dipeluk erat oleh kedua orang tuanya. Mereka terlihat saling merindukan dan itu membuat rasa bersalah kembalin melingkupi hatinya.

Sacrifice [EXO Fanfiction]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang