«21» Tetap

16 5 0
                                    

Edlyn kalang kabut mengingat ini sudah hampir memasuki malam. Dan sampai saat ini ia belum mempunyai kelompok sedangkan pengumpulan tugasnya adalah esok hari. Ia merutuki dirinya sendiri. Mulai berpikir apa yang harus dikerjakannya sekarang. Pandangannya melihat ke sekitar, dan jatuh pada ponsel yang tergeletak di meja belajarnya. Dengan cepat ia menghampiri ponsel itu. Tangannya dengan lihai menyentuh layar untuk membuka kunci handphonenya. Jari jemarinya mulai mengutak-atik mencari kontak seseorang. Tatapannya menyipit saat berhasil menemukan satu kontak yang tertera nama AbyanSayang. 'Masa gue harus telpon si Abyan sih? Kan gengsi' batinnya berkata.

Matanya beralih pada kontak yang berada dibawahnya. Azkayra. Edlyn pun memutuskan untuk menghubungi sahabatnya itu. Perlahan ia menekan tombol hijau dan menyambung,  tinggal menunggu yang punyanya mengangkat.

"Halo?" Terdengar suara dari seberang sana, tapi bukan suara Azkayra yang terdengar melainkan suara khas milik Aura.

"Halo, kok lo yang angkat Ra?"

"Iya nih bete gue"

"Masih di rumah, Kay?"

"Iya"

"Langsung main?"

"Boro-boro, Lyn. Ini tugasnya belum kelar juga gak bete gimana gue coba"

"Lah kok bisa? Kalian ngerjainnya dari siang bukan?"

"Iya sih, tapi banyakan pacarannya dari pada nugas"

Edlyn tertawa. "Ya ampun, Ra. Kasian banget sih lo, pasti lo jadi kamcong haha"

"Ledek aja terus gue"

"Eh sorry, bukan gue ngeledek lo. Coba kalo lo tadi sekelompok sama gue gak bakal tuh jadi kamcong" Edlyn menyudahi tawanya.

"Sekelompok? Emang lo ada kelompok?" Sepertinya Aura balik meledek Edlyn dengan cengiran khasnya.

"Jirr lo, Ra. Ngeselin ya"

"Makanya jangan ledek orang, kena juga kan.. Haha"

"Iya, iya sorry napa"

"Santai"

"Pantai broh"

"Kuy renang"

"Kuy"

Tookkk.. Tookkk.. Tookkk...

Suara ketukan pintu mengagetkan Edlyn.

"Keluar dulu sayang" Ucap Rinta dari luar kamar.

"Iya Bun, bentar" Jawabnya. "Eh, Ra. Udah dulu ya gue dipanggil tuh" Pamitnya pada Aura yang mengiyakan.

Dengan cepat Edlyn keluar dari kamarnya dan segera turun ke lantai satu untuk mencari Sang Bunda yang memanggilnya. Langkah Edlyn terhenti tepat di anak tangga terakhir ketika matanya menemukan dua orang pria yang mengisi ruang tamunya. Mereka tersenyum seraya menatap dirinya.

"Lyn, ngapain kamu berdiri di situ? Bukannya kamu ada tugas, ayo cepat kalian kerjakan nanti keburu malam" Ucapan Rinta menyadarkan lamunan Edlyn.

"Oh iya, Bun" Edlyn pun menghampiri kedua pria itu.

"Hai, Lyn" Sapa Aulian tak lupa dengan senyumannya yang tak kunjung luntur.

Edlyn membalas senyuman itu. "Hai juga" Jawabnya kikuk.

"Kayak yang baru kenal aja" Cibir Abyan.

"Geruh lo, Yan" Sahut Edlyn. "Kok kalian kesini?" Tambahnya dengan menanyakan hal yang tidak penting.

All About UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang