.
.
.
Hari semakin siang, matahari pun semakin terik saja. hingga Bel istirahat sudah terdengar, maka dari itu semua murid berhamburan keluar dari kelas mereka masing-masing. Tak terkecuali Jikyung dan Hyunji. Kedua sahabat itu saat ini hendak pergi ke kantin.
Sesampainya mereka disana, Jikyung segera memesan makanan dan memilih tempat duduk yang nyaman untuk mereka. Setelahnya mereka pun menyantap makanan dengan santai.
"Jikyung, hari ini giliran mu bertugas jaga di UKS?"
"Hum. Aku dengar perawat sebelumnya mengundurkan diri, jadi selagi disana tak ada
Yang berjaga aku yang akan menggantikannya." Hyunji yang mendengarnya pun hanya mengangguk saja."Ah ya, Tadi Taehyung bolos lagi ya? Kira-kira kemana lagi bajingan gila itu?"
"Hei, tidak baik mengatai orang begitu! Mungkin dia punya urusan mendesak, jadi dia tak sempat ijin." Hyunji memutar matanya malas.
"Bolos ya bolos. Jikyung, kenapa kau selalu membelanya? Kalian juga akhir-akhir ini dekat sekali. ah, jangan bilang kau menyukainya?"
Jikyung langsung tersedak Jus jeruk yang ia minum. Ia pun terbatuk-batuk karenanya.
"Hey, santai saja. Kenapa sampai tersedak gitu sih?" Hyunji menepuk punggungnya.
"A-apaan sih kau ini? Aku tidak membelanya karena aku menyukai Taehyung! Aku hanya menghilangkan pikiran negatif mu itu. D-dia juga temanku, sama seperti mu jadi ya aku bela lah." jawab Jikyung gelagapan.
Namun Hyunji tidak sebodoh itu,jelas ia tahu perasaan sahabatnya itu pada Taehyung. Dia sudah berteman lama dengannya, jadi Hyunji tahu ketika Jikyung sedang berbohong.
"Iya,iya. Aku bercanda kok. Lagi pula aku tidak akan pernah setuju jika kau bersama dia."
"Kenapa?"
"Ayolah kau juga pasti tau. Dia itu punya kekasih! Belum lagi sifat kasarnya. Dia pintar sih, tapi dia itu berandalan. Kau ingat? Saat itu dia hampir di keluarkan dari sekolah karena memukul Guru?"
Jikyung terdiam. Semua perkataan Sahabatnya itu memanglah benar. Itulah sisi lain dari seorang Kim Taehyung. Tidak cuman cerdas dia juga dikenal sebagai berandalan sekolah. Kadang Ia juga heran, mengapa dirinya bisa menyukai Taehyung.
Padahal dia itu tukang buat onar. Untungnya pria itu pintar. Hal itu bisa jadi bahan pertimbangan agar ia tak terancam dikeluarkan dari sekolah. Belum lagi keluarganya yang bisa memakai kekuasaan mereka untuk mengendalikan sekolah lewat uang.
"Heihei, apa kalian tahu. Kim Taehyung sedang berkelahi dengan Kang Daniel, anak 11-A?"
Susana kantin tiba-tiba berubah ricuh tak kala mendengar teriakan salah satu murid itu. lantas mereka berbondong-bondong menuju tempat perkelahian itu berlangsung.
Jikyung dan Hyunji masih disana. Raut wajah Jikyung sulit di artikan. Entah ia khawatir atau pun marah karena lagi-lagi Taehyung berbuat onar.
"Kau mau melihatnya?" Jikyung menggeleng. Ia malah segera mengemasi barangnya lalu bergegas pergi.
"Aku mau ke UKS. Aku kan harus berjaga."
"Apa? tapi kan..."
"Aku pergi dulu." Jikyung pun pergi dan Hyunji hanya menatap bingung sahabatnya itu. Jikyung memang sulit di tebak.
Bukankah seharusnya Jikyung khawatir? Hubungan pertemanannya dengan Taehyung kan lumayan dekat.
____________
KAMU SEDANG MEMBACA
IF WE WERE DESTINED [KTH]
Fanfiction[On Going] "Kenapa kau datang setelah aku berhasil melupakan mu? Kau sudah membuka luka lama di hatiku." -Jung Jikyung. "Maaf, tapi aku tidak bisa jauh dari mu." -Kim Taehyung (REVISI)