Because Of You

524 56 6
                                    

Playlist for This Chapter :

Seventeen (Vocal team) - Because of you

-❤️-

"Kita putus"

Suara air hujan yang turun semakin terdengar nyaring diluar sana, membasahi kaca transparan yang kini menjadi satu-satunya akses melihat keluar dari meja milik Tzuyu dan Mingyu. Secangkir kopi dan cokelat hangat sudah mulai kehilangan jati dirinya –menjadi dingin– dan tidak mungkin akan di minum kembali dalam keadaan hujan besar diluar sana.

Mingyu menautkan kesepuluh jarinya, meletakkan diatas meja dengan posisi telungkup. Bibirnya yang kering ia kulum, lalu melirik kearah depan, dimana ada seorang wanita berambut kecokelatan yang kini hanya mampu menunduk. Mingyu bisa merasakan atmosfer canggung setelah dengan seenaknya ia berucap 2 kata sakral yang dulu ia sendiri berjanji tidak akan mengucapkannya. Tapi janji hanyalah janji, yang terucap di bibir namun tidak di tepati.

Bertepatan dengan 2 Minggu sebelum tanggal 17 –hari jadi mereka– Mingyu langsung memutuskan untuk mengakhiri kisahnya dengan Tzuyu. Wanita itu bahkan sempat terkejut sebelum menunduk, menyembunyikan wajahnya yang menyiratkan kekecewaan dan kebingungan dalam satu waktu.

Tidak, mereka tidak sedang bertengkar atau salah satu dari Mingyu dan Tzuyu ketahuan selingkuh, tidak, mereka tidak sedang dalam keadaan itu. Semuanya murni karena keegoisan Mingyu yang merasa tidak memiliki debaran berarti pada kekasih cantiknya itu.

Ketukan jari di meja menyadarkan Tzuyu dari segala pemikirannya seorang diri. Ia dengan ragu menatap kearah Mingyu yang hanya memasang wajah seolah tidak terjadi apa-apa, sangat santai dan tidak ada raut kesedihan apapun dari sana. Hal itu tentu membuat hati Tzuyu tertohok, seperti ada yang menimpanya dengan barang berat sehingga udara tidak dapat masuk dengan lancar ke paru-paru nya.

"Kenapa? Aku berbuat kesalahan padamu?" Tanya Tzuyu. Ia berharap jika Mingyu akan tertawa dan berkata jika semua ini hanya lelucon semata, meski sekarang bukan tanggal 1 April.

Tapi jawaban Mingyu setelahnya seperti mempertegas jika ia benar-benar serius kali ini. Maka dengan senyuman sendu milik Tzuyu, ia hanya mampu mengangguk, mencoba memahami pemikiran Mingyu yang begitu membuat hatinya tergores.

"Aku sudah bosan padamu, kau tidak memiliki kesalahan apapun. Ini murni keinginan ku, jadi–"

"Baiklah, kita putus"

-❤️-

Hujan.

Lagi-lagi hujan kembali turun membasahi bumi, seolah-olah mereka tidak merasakan sakit meski harus terbentur ke tanah dengan kecepatan hebat. Diluar sana masih banyak manusia yang berlarian dengan jaket atau tas tenteng melindungi kepala, memilih untuk tetap melanjutkan kegiatan meski kemungkinan untuk sakit di kemudian hari sangat besar. Tapi begitulah Seoul, penduduk mereka cinta dengan kegiatan yang menghasilkan uang. Bukan karena mereka ingin menumpuk harta, namun karena kebutuhan hidup yang selangit. Mau tak mau mereka melakukan hal itu.

Tapi tidak dengan sosok lelaki berwajah tampan yang kini hanya mampu memandang hujan dari dalam sebuah caffe. Segelas kopi yang sudah mendingin menjadi temannya sejak 2 jam yang lalu. Tidak ada laptop, berkas atau alat tulis yang berada diatas mejanya, menandakan jika ia murni mengunjungi caffe itu hanya untuk menikmati suasana beserta segelas kopinya.

Ice Cream  [ Tzuyu x Mingyu ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang