Chava menjerit ketakutan. Ruang kerjanya penuh dengan tikus mati. Bahkan yang membuatnya lebih takut adalah tikus-tikus itu membentuk huruf,
YES or NO?
Ia berlari keluar ruang kerja dan memanggil petugas kebersihan untuk membersihkan tikus mati itu. Sementara tangannya terus bergerak-gerak di layar ponselnya, mengetik sesuatu untuk sang ayah.
084-232-145-324. Papa bisa kan lacak nomor ponsel itu? Chava diteror.
Hatinya sedikit tenang dengan mengadu kepada papanya. Tidak ada 10 detik, ponsel chava bergetar.
Tenang baby! Papa akan lacak itu dan menghabisi orang yang sudah berani meneror salah satu keluarga Abigail.
Balasan papanya seketika membuatnya tersenyum. Dengan begitu ia tidak akan merasakan diteror lagi. Chava memutuskan untuk memeriksa para pasiennya.
"Pagi dokter Chava!" sapa Celio Raditya Setia.
Dokter tampan di rumah sakit ini. Semua tahu jika dokter Celio tertarik dengan Chava. Yah, siapa yang tidak tertarik dengan wanita cantik itu?
Chava hanya tersenyum sebagai balasannya lalu melanjutkan langkahnya ke ruang UGD.Setelah selesai dengan tugasnya, Chava kembali ke ruang kerjanya yang pastinya sudah dibersihkan oleh petugas kebersihan. Ia mendudukkan dirinya, mencoba untuk menenangkan diri. Tapi hal itu benar-benar tidak bisa dilakukannya setelah bertemu dengan pasien gilanya. Chava mengacak rambutnya frustasi.
Drt drt...
Ponsel Chava berdering membuatnya terlonjak. Dilihatnya disana tertera nomor ponsel tidak dikenal.
"Siapa lagi ini?!" ucapnya frustasi.
Ia mencoba membuka pesan itu dan lagi-lagi pasiennya itu yang mengirimkan.
Kamu tidak akan bisa melacakku. Bahkan orang suruhan Idrawan Abigail tidak akan pernah bisa menemukanku. Ini nomor ponselku yang baru.
Mulut Chava menganga lebar. Bagaimana orang itu bisa tahu jika dia meminta papanya untuk melacaknya? Batin Chava.
"Gila! Ini semua gila!" teriak chava.
Ia terduduk lemas dilantai ruangannya. Ini benar-benar tidak terduga. Seseorang telah mempermainkannya. Dengan segera Chava menelfon papanya.
"Halo baby! Ada apa? Orang itu masih menerormu?" tanya Indra di sebrang sana.
Dengan badan bergetar chava mencoba untuk menjawab.
"Pa, chava mau pindah tugas ke rumah sakit di Jakarta. Sekarang!" ucapnya sambil terisak.
"Anak papa jangan nangis! Setelah ini papa akan kirim orang untuk menjemput dan menjagamu." ucap Indra untuk sekedar menenangkan putrinya.
Chava langsung mematikan telfonnya dan lagi-lagi pesan dari pasiennya itu menghantuinya.
Kamu tidak akan bisa melarikan diri dariku, Abigail Chavali. Oh ya dan bilang pada papamu jika orang suruhannya itu tidak bisa kembali. Mungkin yang kembali hanya berita kalau orang itu sudah mati. Dan lihat? Darah dari pihak siapa yang tumpah duluan saat ini?
Air mata chava kali ini luruh. Ia sudah kalah saat ini. Yang aman untuknya adalah bersembunyi di rumah besarnya di Jakarta.
----------------------------------
KAMU SEDANG MEMBACA
My Man is Dangerous
RomansaAbigail Chavali, dokter muda yang cantik dan manis. Kehidupannya baik-baik saja sebelum adanya kehadiran pasien yang baginya seperti orang gila. Pasien yang memaksanya untuk menjadi istrinya dengan ancaman akan memperkosanya. Awalnya ia mengabaikan...