wonhui

1.7K 95 12
                                    

"Wonwoo-ya!" Wen Junhui, lelaki tampan bersurai hitam tersebut berlari menghampiri sang kekasih yang sibuk dengan buku-buku tebal di depannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Wonwoo-ya!" Wen Junhui, lelaki tampan bersurai hitam tersebut berlari menghampiri sang kekasih yang sibuk dengan buku-buku tebal di depannya. Wonwoo mengangkat kepalanya dan menatap tajam Jun mengisyaratkan untuk tidak berisik. Yang benar saja! Ini perpustakaan, sekarang banyak pasang mata menatap Jun tak suka karena kebisingannya yang ia timbulkan saking semangatnya.

"Kamu sudah makan?" Jun duduk di depan Wonwoo sambil menumpukan kepalanya di kedua telapak tangannya memandang Wonwoo antusias. Wonwoo menggeleng dan kembali fokus membaca buku yang harus ia tuntaskan setidaknya tiga hari lagi. Ujian semakin dekat dan ia tak ingin membuang waktunya secara percuma.

"Gimana kalau kita makan dulu? Lihat, tubuhmu semakin kurus kerempeng seperti kurang gizi." Jun menarik buku bersampul biru jauh dari Wonwoo. Wonwoo menghela napas dan menatap Jun garang.

"Aku belum selesai, Jun-ah." Wonwoo mengulurkan tangan dengan jemari lentiknya itu ke arah Jun. Jun menatap tangan kurus tersebut dan membalutnya dengan telapak tangannya yang lebar dan besar. Jun mencium tangan Wonwoo lembut membuat desiran di hati Wonwoo merambah hingga memberi efek merah yang menjalar dari pipinya hingga ke telinganya.

"Aku ga pengen kamu forsir. Lagian, kalau kamu butuh diajarin, kan ada aku." Sombong Jun mengecupi jemari Wonwoo cepat. Wonwoo mendengus dan mengemaasi barang-barangnya. Ia tak akan pernah bisa memenangkan perdebatan dengan kekasih tampannya itu. Bagaimanapun juga, calon pengacara memang selalu punya alasan yang lebih kuat dibandingkan calon akuntan sepertinya.

"Kamu sama aku beda jurusan, Jun, jangan berlagak bisa." Wonwoo bangkit dari duduknya disambut dengan cengiran lebar khas seorang Wen Junhui. Jun menggenggam tangan Wonwoo erat dan menariknya ke dekapannya.

"Ga apa, nanti aku temenin kamu belajar sampe kamu ketiduran." Jun memasukkan jemarinya yang membalut telapak Wonwoo ke dalam saku hoodie yang ia kenakan. Mata rubah Wonwoo membentuk bulan sabit yang membuat siapapun akan gemas ketika melihatnya. Jun tersenyum lebih bahagia lagi. Semenjak harinya ditemani Wonwoo, ia merasa bahwa ia adalah seorang lelaki paling beruntung di dunia ini.

Wonwoo mengangguk dan menyenderkan kepalanya di badan jun yang kini mengecupi puncak kepala si manis dengan penuh perasaan.

"Kok aku lagi pengen pasta ya?"

"Kamu ngidam apa gimana?"

"IH. APASIH."

"SSHHHH. JANGAN BERISIK YANG DISANA."

"Kan, Junhui nih emang ngeselin."

"Maaf sayang."

***

"Junhui!" Wonwoo memekik pelan ketika lelaki di hadapannya membawakan es krim green tea di hari yang begitu dingin ini. Hanya satu. Tangan satunya lagi Jun gunakan untuk membawa satu cup minuman.

"Hey, nih. Coklat panas untukmu." Wonwoo menerima coklat panas dari tangan Jun. Wonwoo mengernyit kesal.

"Kamu kenapa beli es krim? Ini winter Jun, dan harusnya kamu jangan makan yang dingin-dingin. Kalau kamu flu gimana?" Wonwoo mengikuti langkah Jun untuk duduk di salah satu bangku yang disediakan food truck itu. Jun tertawa pelan tak mengindahkan nasihat Wonwoo. Dia menjilati es krimnya penuh semangat.

"Tenang aja sayang. Aku kan kuat. Kalau begini sih aku ga akan sakit. Kalau kamu tinggalin, baru aku ga kuat." Wonwoo menatap Wonwoo sambil menyengir membuat Wonwoo menabok lengan Jun yang merangkulnya.

"Awas aja sakit. Nanti kamu ga bisa cium-cium lagi loh. Aku gamau ketularan." Wonwoo menyeruput coklat panasnya dan menyender di bahu Jun. Hangat. Wonwoo sangat suka berada di rangkulan Jun.

"Oh iya, kamu jadi pengen pasta?" Wonwoo menoleh dan penglihatannya penuh dengan wajah tampan Junhui. Hidung mancungnya—yang kelewatan—, alis tebalnya, bibir berbentuk hati miliknya, juga jangan lupakan rahang tegasnya.

"Jadi! Aku laper banget~" Wonwoo beraegyo di hadapan Jun yang langsung dihadiahi kecupan-kecupan ringan di wajah Wonwoo. Wonwoo terkekeh dan mencium pipi Jun.

"Pipi aja nih?"

"Kamu jangan mulai deh, Jun."

***

"HATCHI." Jun sudah bersin-bersin semenjak pagi tadi. Bekas tisu sudah berhamburan di sekitarnya. Matanya merah dengan ingus yang selalu ingin keluar. Kepalanya pening tak tertahankan. Dan jangan lupa hidungnya yang gatal.

"Kan, aku sudah bilng kemarin. Jangan makan es krim. Hawanya lagi dingin banget. Kamu bandel banget sih? Nurut sama aku kenapa? Ini tuh demi kebaikan kamu juga." Wonwoo membawakan sup ayam ke dalam kamar dan memberikannya ke arah Jun, menandakan Jun mau tak mau harus makan.

"HATCHI. Srrt. Iya maaf, aku emang bandel." Jun meng-output lendir yang bersarang belum lama di hidungnya dengan tisu entah ke berapa. Wonwoo menekan kening Jun dengan punggung tangannya. Dia mengambil thermometer dan memasangkannya di ketiak Jun.

"Abis gini abisin, trus minum obatnya." Wonwoo duduk di sebelah Jun menunggu thermometer berbunyi. Setelah berbunyi, ia melihat angka menunjukkan 40 celcius. Wonwoo menghela napas berat.

"Ayo dimakan."

"HATCHI. Ugh. Suapin~" Jun bergelayut di tubuh Wonwoo yang disambut dengan gumaman dari lelaki manis itu. Ia melepaskan gelayutan Jun sejenak dan beralih mengambil mangkuk sup dan menyuapi Jun yang masih tak berhenti bersin.

"Cepet habisin, minum obat trus istirahat." Titah Wonwoo tak ingin diganggu gugat. Jun mengangguk lesu. Rasa bersalah menyelimuti dirinya. Ia memakan makanannya tak bergairah.

"Maaf ya."

"Hm, tapi jangan diulangin lagi."

"Iya." Setelah 30 menit Jun makan, ia akhirnya meminum obat dan bergelung dibawah selimut. Wonwoo membereskan kekacauan Jun dan kembali membawa kompres tempel. Wonwoo menempelkannya ke kening Jun dan mencium pipi sang pujaan. Bergelung dan memeluk Jun. Jun balas memeluk erat dirinya.

"Katanya gamau deket-deket? Nanti kalau ketularan gimana?"

"Ya gantian kamu yang ngurusin aku. Gitu aja repot."

.

.

A/N

Haloo~ Aku balik lagi~ Jadi, tbh ini tuh work seoksoo. trus karena aku bener-bener gaada ide buat ff wonhui karena kkurangan moment *huhu wonhui pls make many many moments juseyo* jadinya gini deh. Sedangkn buat work seoksoo. bener-bener kekumpul banget di otak. jadi mungkin aku bakal up setelah uts aku selesai. Doain ya!

cuplik-cuplik √ Seoksoo WonhuiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang