0

87 13 0
                                    

Beliung

Bisik angin melayap getir di telingaku lalu luruh ke dasar sanubari

Ratapan pedihnya menggaung mengusik nurani

"Maafkan aku," lirihnya

Butir-butir air matanya yang berdebu menerpa kulit wajahku

Kupandangi alam yang porak poranda

Tanah terbelah rumah remuk redam

Atap-atap dibuat berjumpalitan

dinding-dinding runtuh berserakan

pohon-pohon tercerabut hingga ke akar

orang-orang berteriak, meratap, tunggang-langgang lari ketakutan

puting beliung masih saja meliuk-liukkan tubuhnya mengundang kehancuran dan kematian

Aku bergetar mendengar teriakan yang saling beradu

Gelegar halilintar dan lolongan pedih keputusasaan membelah angkasa raya

Dan langit pun meneteskan air mata duka

PORTAL ANOMALITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang