Ishilla pov
"sayang bangun "
suara mamah membangun kan ku"iya mah, shilla bangun" aku turun dari tempat tidur dan menghampiri ibuku
"ada apa mah?"
"fael mau pindah karena neneknya yang di bandung sedang sakit nak, apa kamu gak mau pamitan du—" ucapan mamah terpotong karna aku yang langsung berlari keluar
aku tak memperdulikan kaki ku yang tak memakai alas kaki,
aku langsung berlari menuju gerbang dan berlari keluar menuju gerbang rumah fael ibunya benar fael akan pindah saat fael ingin menaiki mobil"ffaaeeelllll" triak ku membuat fael menghentikan kegiatannya dan menatap nanar aku yang berlari menuju kearahnya tapi karna aku sangat buru-buru akhirnya aku tersandung hingga terjatuh fael yang melihatnya langsung berlari menghampiriku dan membantuku berdiri
saat aku sudah berdiri aku langsung memeluk fael dengan air mata yang tak bisa terbendung lagi"maaf kan aku shilla" ucap fael lirih
"kenapa kamu pindah padahal baru seminggu kamu disini?"
"nenek ku sakit shill jadi aku dan keluargaku harus merawat sampai nenek sembuh di sana"
"kapan kamu kesini lagi?"
"aku tidak tau shill, tapi aku janji suatu saat aku akan kembali lagi"
"janji ?" kata ku melepas pelukannya dan menodongkan kelingkingku
"janji" jawab fael membalas uluran tanganku
"aku punya sesuatu untuk mu tapi sudah aku titip di tante rani" ucap fael lagi
"apa?"
"kamu liat saja sendiri yaa" ucap fael menepuk kepala ku pelan
"fael ayo kita berangkat ini sudah siang sayang" ucap tante rahayu dari dalam mobil nya
"jangan suka nangis lagi yaa shilla" fael mencium pipi ku singkat lalu berlari menuju mobilnya
aku masih termenung di tempat kaget dengan apa yang fael lakukan tadi
tapi lamunanku terhenti karna suara mobil yang aku yakin itu adalah mobil yang ditumpangi fael dan keluarganya
aku melihat fael yang melambaikan tangannya dan tante rahayu yang terenyum kearahku, aku pun membalas lambaian tangan fael
saat mobil fael sudah jauh melewatiku aku langsung berlari menuju rumah mencari ibuku
"mamah" triak ku
"mah" triak ku lagi
"ada apa sih sayang pagi-pagi sudah triak-triak kaya lagi di hutan aja sih" ucap ayah ku yang sedang sarapan di meja makan
"mungkin dia berhayal jadi tarjan wati kali pah" timpal aka yang membuat ku kesal aku tak memperdulikan apa yang dia ucapkan
"pah, mamah dimana?"
"ada apa sih sayang?" ucap mamah ku baru datang dari dapur
"tadi fael ngasih apa ke mamah?"
"kamu liat aja di kamar kamu udah mamah taro kok" saat mamah bicara seperti itu aku langsung berlari menuju kamar ku diatas
aku melihat kotak kecil saat aku buka isinya ternyata sebuah liontin berbentuk love dan ada lubang kecil disampingnya aku tak memperdulikan itu pandangan ku tertuju sebuah surat yang ada di kotak yang sama
'shilla mungkin saat kamu baca surat ini aku sudah tak ada di jakarta lagi, maaf karna aku datang tiba-tiba dan pergi juga tiba-tiba maaf juga aku tidak bisa menepati janjiku untuk selalu ada di samping mu sampai kak rasya datang, tapi aku sudah nitip janji aku pada raka kok,
dan trimakasih karna mau menjadi temanku di sini trimakasih karna sudah mengajarkanku banyak hal yang belum aku tau tentang sebuah arti persaudaraan, aku yakin suatu saat nanti kita pasti akan berjumapa lagi entah kapan itu tapi aku berjanji akan kembali untuk menemui mu lagi.
dan salam buat raka kita akan jadi sahabat dan saudara selamanya meskipun kita tak bersama secara fisik tapi aku yakin ikatan persahabatan kita pasti akan selalu mendekatkan kita' FAEL.entah sejak kapan air mataku jatuh untuk kesekian kalinya jika ada kak rasya mungkin aku lebih kuat menghadapi semua ini
"kak rasya aku butuh kaka" lirih ku sambil memeluk surat dari fael"kak di panggil mamah tuh katanya suruh makan" jujur aku sempat kaget karna perkataan adiku yang tiba-tiba tapi tak begitu terlihat oleh nya aku juga tak membalas ucapannya aku lebih memilih melanjutkan acara menangis ku
"sudah lah kak jangan nagis lagi, fael kan sudah berjanji mau kembali lagi kesini untuk menemui kita" ucapnya santai dan mendekatiku
"tapi kamu gak tau rasanya jadi ak—"
"fael juga pasen aku harus jaga kaka, jangan sampai kaka nangis kalo fael tau aku merasa bersalah banget sama fael kak, kaka jangan nangis lagi ya"
"kamu gak bohongkan?" kata ku menatap raka
"gak lah kak, kapan aku pernah bohong sama kaka"
"kapan kamu bilang? gak nyadar setiap hari bohongin aku terus huh?"
"aku khilaf kak"
"terserah, aku laper" aku langsung keluar dari kamarku dan menghampiri ibuku
"mamah" aku memeluk ibuku
"sudah sayang jangan nagis terus nanti kita telefon kak rasya"
"bohong"
"beneran sayang, kamu makan dulu yaa"
aku mengangguk dan mamah mengambilkan piring berisi makanan untukku saat aku mulai makan raka datang menghampiriku senyum-senyum
"aka, ngapain kamu senyum-senyum"
"gak papa kok" kata aka menahan senyumannya aku teringat sesuatu
"lucky" aku langsung menuju lemari es mencari lucky takut di sembunyikan di lemari es lagi saat aku sudah di depan kulkas dan mengobrak abrik isinya sedikit-sedikit aku mendengar perbincangan aka dengan mamah
"kamu ngapain lucky lagi?" tanya mamah
"gak aku apa-apain kok mah"
"terus kamu kenapa senyum-senyum kaya tadi"
"cuma ngisengin kak shilla aja mah"
"kamu tuh yaa kasihan kan kaka kamu" mendengar ucapan raka aku langsung tersulut emosi
"aku cuma mau ngi—"
"rraaaakkkkaaaaaa, awas kamu yaa" triak ku berlari dari dapur menuju raka yang sudah berlari entah kemana.
TBC.
pada suka gak yaa?
ini masih masa-masa kecilnya Ishilla,Raka dan Fael.Votemment jangan lupa yaa😘
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE YOUR SELF
Teen Fiction"jangan pernah mengingatku lagi !! karna aku hanya lelaki bodoh yang ingkar, pergilah dengan nya mungkin dia jauh lebih baik dari ku" ~Putra~ "jika itu bisa aku lakukan, akan aku lakukan sejak awal, tapi hati dan pikiran ini selalu mengingat kenang...