[9] Kita beda agama!

1.3K 67 1
                                    

"Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah perkataan yang baik."(QS. Al-Ahzab: 32)

AUTHOR

"Bikin malu aja"

Faz hanya cengengesan tak jelas di depan Tifa. Habisnya Faz sudah marah-marah pada Abdillah eh malah Abdillah cuman ngajak Kathleen sarapan karena gak sempat sarapan di hotel yang di tempatin oleh Kathleen disebabkan mau bertemu salah satu dokter yang ada di Rumah Sakit ini.

"Udah kebawak emosi aku Tif,". Tifa hanya memutar malas bola matanya.

Taman Rumah Sakit Azhar hari ini lumayan ramai. Banyak pasien yang keluar dari kamarnya untuk menghirup udara segar. Patut disyukuri jika kita sehat.

"Besar kamu pengen jadi apa?" Pertanyaan yang Faz lontarkan sukses membuat Tifa menganga lebar dan segera meletakkan punggung tangan kanannya ke dahi Faz.

"Kamu gak panaskan? Atau lagi kenapa Firdaus's sindrom?"

Perlakuan Tifa membuat Faz melengos. "Aku serius,aku gak sakit. Kamu nanti pengen jadi apa?"

"Pengen jadi orang yang bermanfaat bagi semua orang,gak papa dimanfaatin yang penting bermanfaat karena itu salah satu visi hidup aku"

"Bukan itu,kamu pengen kerja jadi apa nanti?"

"Kata Abi sih Faz,dulu kan aku pernah ikut Paski terus otak aku lumayan di Biologi aku juga hobi nulis sama dakwah,Abi nyuruh masuk angkatan lulus masuk dokter jadi kan dokter tentara kerja di Rumah Sakit Bhayangkara. Nah,aku juga hobi nulis sama dakwah yaudah itu juga aku jadikan kerjaan"

Faz menggeleng-gelenglan kepalanya tak percaya,"Kepala aku mah pecah kalo kek gitu,banyak beban. Mending satu asal fokus"

"Mending satu asal fokus," ujar Tifa mengikuti gaya ucapan Faz. "Lebay"

"Yeeee,macem gak lebay deh yang bilang"

"Assalamualaikum,"

Tifa dan Faz menoleh ke arah sumber suara. Ada Afkar yang memakai baju kemeja biru muda dan Fahmi sebelahnya.

"Waalaikumsalam Af,Mi. Duduk gih di bangku sebelah Faz"

Afkar dan Fahmi duduk di samping kiri Faz. "Ngomongin apa nih serius banget?" tanya Fahmi pada Tifa dan Faz.

Afkar hanya tersenyum melihat temannya itu. Fahmi mencintai Faz tapi ntah mengapa sahabatnya itu selalu takut menyatakan cinta pada Faz.

Fahmi menatap Faz diam-diam. Wanita berkerudung panjang itu mampu menarik perhatian Fahmi sejak 2 tahun yang lalu. Ciri khas Faz masih sama,berlesung pipi.

"Ekhm,zina mata" ucapan Afkar membuat Fahmi buru-buru membuang tatapannya ke arah lain.

"Bukannya yang bilang juga zina mata?" ujar Faz sambil melihat Afkar. "Siapa juga yang zina mata,"

"Noh tadi liatin kakak berjilbab hitam yang ada di samping ana"

"Ih,Faz!"

Tifa mencubit paha Faz yang berbalut gamis bermotif bunga-bunga. Faz meringis kesakitan dan mengelus-elus pahanya yang dicubit oleh Tifa.

"Jaat!"

"Siapa suru gangguin gue?"

Afkar dan Fahmi hampir tergelak melihat dua sahabat ini. Bagaimana tidak? Mereka selalu bertengkar hanya karena hal sepele.

"Udah-udah,gado terus. Nanti aja gadonya sama abang kalo udah halal" ujar santai Fahmi membuat Tifa,Faz dan Afkar terkejut.

"Halal?!"

"Sama siapa?"

"Ehm,kode keras"

"Dr.Dio has finished his job,I will meet him in his room. But,can you go there with me?"

"I have told you where Dr.Dio's room. Dont be a spoiled woman,Kathleen"

Kathleen mengerucutkan bibirnya. Abdillah hanya bisa mendengus kesal melihat wanita yang ada di depannya ini. Wanita yang 8 tahun lalu menjadi pacarnya di California. Iya,Abdillah pernah mengikuti tes pertukaran pelajaran,ia lulus dan akhirnya pergi ke London selama 3 bulan.

Disana ia menemukan Kathleen. Ia memang dilarang Bunda-nya untuk pacaran. Tapi apalah daya seorang cowok berumur 15 tahun. Dan akhirnya ia menjalin hubungan dengan wanita berdarah Amerika latin itu.

Hubungan mereka kandas tepat saat Abdillah ingin kembali ke Indonesia.

Kathleen meraih telapak tangan kiri Abdillah. Tentu Abdillah tak menyukainya,ia langsung menepis tangan Kathleen.

"Don't touch me!". Mata Abdillah menatap tajam mata Kathleen,membuat Kathleen ingin mengeluarkan unek-uneknya sekarang pada Abdillah.

"Why Abdillah? You're so different now!" bentak Kathleen sambil memukul buku-buku yang ia pegang sedaritadi ke bangku yang mereka dudukkin.

"You have changed. Why you aren't like before?"

"I cann't be like before"

"Did you change because of the woman,Abdillah?"

"Maybe"

"Hear me please! I want our relationship as before. You're my boy friend and I'm yo---" gertaj Kathleen yang langsung dipotong oleh Abdillah.

"We are different religion,Kathleen! You're a Christian and I'm a moslem. We cann't together". Abdillah bangkit dari tempat duduknya dan bersiap-siap untuk pergi.

"I hope you don't think like that again. Good bye,I hope your life is funny without me. Don't disturb my life again. Start now,we are no longer nobody"

Abdillah pergi meninggalkan Kathleen sendirian di bangku taman Rumah Sakit Azhar. Ingin sekali Kathleen membuat Tifa sengsara karena mampu merebut Abdillah yang jelas-jelas cinta pertamanya.

Kathleen merogoh kantong celananya dan mengambil ponselnya dari sana. Mencari sebuah kontak kemudian menghubunginya.

"Hallo my cousin,I need you now. Make her life be grief"

"Who?" ucap seseorang yang ada di sebrang sana.

"Atifa Annur Farzana"

Huwaaaaa!!!

Selamat bertemu anda yang sudah seminggu lebih tak bersuo😁

Kalok gak ngerti lewatin aja!😂

Gimana sampe sekarang?

Komennya donggggg

😭😭😭😭😭😭😭😭😭

Please!

Jangan lupa vomment ya😄

Aku Kamu dan Allah [AKAS-1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang