≠18

6.3K 244 1
                                    

Kakinya perlahan - lahan melangkah masuk ke dalam rumah . Kalau boleh tak nak sesiapa sedar dia sudah pulang ke rumah. Lagi - lagi daddy . Walaupun melangkah dalam keadaan gelap gelita , dia masih ingat setiap susunan meja , kerusi, almari dalam rumah ni . Lagipun daddy memang tak suka ubah perabot sana sini .

"Asy , dari mana ? "

Suara tersebut terlalu aku kenal . Daddy . Suasana gelap gelita terus menjadi terang . Daddynya sedang bercekak pinggang di tepi suis utama . Mummy yang berada di sebelah daddy hanya menggeleng , kesal .

"Err ,---" kelu lidah untuk berbicara . Jujur kena marah nanti , tipu memang tak lah daddy nak percaya .

"Sampai bila nak jadi macam ni ? Pergi siang , balik pagi - pagi buta macam ni . " matanya tajam merenung anak teruna. Entah - entah dah tak teruna . Ish , nauzubillahhiminzalik .

"Daddy , bu----,"

"Entah - entah dekat rumah Asy , lagi teruk Asy buat kan ? Rasanya memang tak balik rumah kut. " bidas Tengku Ahmad . Alasan anaknya memang muak untuk dia dengar .

"Errr --" sekali lagi lidah Asyraf terkelu untuk bersuara. Nak menidakkan , nampak sangat menipunya . Kalau iyakan , meraung habis mummy pagi - pagi buta ni .

"Daddy , mummy . Goodnight . " ujarku sebelum beredar masuk ke kamar. Tak betah , dengar daddy ceramah pagi - pagi buta ni .

Tengku Ahmad mengeluh . Pelipisnya dipicit - picit . Apa yang aku perlu buat untuk ubah perangai liar Asyraf ?

"Abang , Airien minta maaf. " ujar Tengku Airien , memeluk lengan suaminya . Kecewa melihat perangai Asyraf .

"Shh , bukan salah awak Asy jadi macam tu . Dia yang buat diri dia jadi macam tu . Kita dah sehabis baik besarkan dia dengan agama . Tapi tak tahu pula mana silapnya kita " tangannya dilingkarkan ke bahu isterinya . Kepala isterinya dilekapkan ke dada .

Asyraf mendengar setiap bait yang keluar dari bibir orang tuanya . Dia sebenarnya hanya naik , tetapi tidak masuk ke bilik , malah mendengar keluhan dari orang tuanya . 'Sorry mummy and daddy ' gumamnya sebelum melangkah ke kamarnya.

SANDWICH dan segelas tea yang terletak elok di atas meja kerja , aku pandang . Gigih betul , si Danish ni pikat aku . Sticky note yang tertampal aku ambil dan baca sekilas .

'Don't ever try to skip breakfast after saya tahu awak ada gastrik '

Aku tersenyum . Caring betul dia ni . Lucu pula bila flashback masa aku kena gastrik . Pucat lesi wajah Danish . Risau betul .

Deringan dari telefon , mematikan lamunanku . Aku tersenyum lagi setelah melihat nama pemanggil . Jari digesek ke kanan untuk menyambut panggilan yang masuk .

"Assalamualaikum , cinta " usiknya nakal sebelum ketawa kecil .

Ada - ada je si Danish ni . Aku tersengih juga mendengar panggilan 'cintanya ' .

"Waalaikumussalam , mangkuk " balasku sebelum tergelak .

"Sampai hati cintakan ? Cakap macam tu dekat darling . "

Hampir tersedak aku mendengar lawak bodohnya . Geli geleman pula rasa. Ber'darling' pulak mamat senget ni .

"Nasib tak sampai kaki tau . Tak payah mengada duk ber'cinta' dan ber'darling' bagai . Nak apanya , tahu tak saya busy ni " usikku sebelum bernada tegas . Acah - acah marah gitur . Sejak bila kau jadi gedik ni , Safiya ?

"Garangnya future wife ni . Future husband cuma nak remind , makan breakfast yang saya hantar. Kalau tak makan sekarang juga saya pergi bilik awak , dah paksa makan . "

Cinta Lelaki Bongkak !Where stories live. Discover now