Dua- "Ketemu Adit"

33 2 1
                                    

Oji sedang bersiap dengan seragamnya, ia tak sampai hati membangunkan Ferel karena melihat Ferel yang masih nyenyak dalam tidurnya.

"Hoammm, Mas kok udah rapih?" ucap Ferel sembari mengumpulkan kesadarannya setelah bangkit dari ranjang.

Oji yang sedang menghadap meja rias, melihat dari pantulan cermin raga istrinya yang sedang berjalan menghampirinya, ia lalu spontan menopang tubuh istrinya itu yang hampir terhuyung karena masih terlihat belum sadar penuh.

"Jangan dipaksain kalo masih ngantuk Yang," ujar Oji sambil merapihkan rambut yang menutupi wajah istrinya.

Ferel lalu membenamkan wajahnya pada dada suaminya itu sambil memeluknya, "Aku harus nyiapin sarapan untuk kamu."

Oji terkekeh mendengar istrinya itu seperti masih setengah tak sadar. Ia yang gemas melihat tingkah istrinya tak urung meniup-niup kelopak dengan bulu mata yang lentik itu agar segera terbuka penuh.

Ferel yang merasa terusik pun segera membuka kedua matanya kembali dengan kesadaran yang sudah terkumpul penuh. Ia lalu menatap Oji dan berujar lirih, "Mas maaf ya aku kesiangan, aku lupa kamu berangkat habis Subuh."

Oji tersenyum sambil mengalungkan kedua tangan Ferel ke lehernya dan bergantian kali ini ia yang memeluk pinggang istrinya.

"No problem honey, i just need ... morning kiss," ucapnya sambil mengerling genit dan mengerucutkan bibirnya.

Ferel masih saja sering tersipu malu jika Oji- suaminya, mulai menggodanya. "Okay, but I have to tie your tie first," jawabnya sambil memasangkan dasi suaminya.

Oji tersenyum melihat kegesitan Ferel yang sudah terampil dalam memasangkan dasinya.

"Finish," ujar Ferel.

"And then?" tambah Oji.

Ferel tersenyum malu sebelum mengecup singkat suaminya.

Oji terkekeh melihat semburat merah pada wajah bangun tidur istrinya. "Aku makan roti aja gak apa, nanti masih bisa sarapan sebelum flight kok."

Ferel merasa bersalah kemudian ia membawakan tas kerja suaminya dan mengantarnya sampai garasi rumah mereka.

"Jangan ngerasa bersalah gitu dong, besok kita kan honeymoon," ujar Oji sambil menaik turunkan alisnya.

Ferel mengangguk lesu, "Mas harus makan ya jangan telat, nanti aku aja yang packing barang kamu sekalian," sahut Ferel sambil menyodorkan tas Oji.

"Siap komandan," jawab Oji sambil berlagak hormat dan mengecup lama kening Ferel.

"Kamu hati-hati ya sayang di rumah, jangan terlalu kecapean," tambah Oji sebelum masuk ke dalam mobil.

Ferel mengangguk, kemudian ia mengunci pagar setelah suaminya berangkat.

Ferel sudah mengambil cuti terlebih dahulu karena ia memang sudah berencana untuk membereskan rumah dan menyiapkan segala keperluannya dengan Oji sebelum pergi berlibur atau Oji yang menyebutnya honeymoon.

Ia sibuk memilah baju mana yang harus dibawa dan ditinggal karena merasa terlalu banyak barang bawaan. Setelah dirasa cukup ia pun merapikan kopernya.

Kriing kriing kriing kriing

Bunyi telepon rumahnya berdering. Ferel segera berlari ke ruang keluarga dan menerimanya.

"Hallo, Assalammu'alaikum," terdengar suara bass yang tak asing di telinga Ferel.

"Wa'alaikumussalam, iya halo?" jawab Ferel.

Terdengar bunyi kekehan di seberang sana, kemudian Ferel bertanya, "Maaf ini dengan siapa ya?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 12, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KEEPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang