Chapter 08 (bagian 1)

15 5 0
                                    

"........"
Sekali lagi aku mencoba membersihkan debu dari jas hitamku yang hanya di lindungi oleh kain coklat yang tadinya putih bersih.

"Youkyun, bersiaplah! Kita akan pergi ke desa sebentar lagi."
Ah... Dia mulai lagi memamggilku dengan Youkyoun...

"Y... Ya..."
Napasku masih tersengal-sengal, dalam hitungan detik aku terjatuh di atas tumpukkan jerami kering. Menghela napas, lalu mencoba untuk berdiri.

Karena melihatku terduduk santai di atas jerami, Lim segera menghampiriku dengan berkacak pinggang.

"Dasar, ini sudah mulai gelap, apa kau tahu bahawa kita harus benar-benar membelinya sebelum hari menjelang malam?!"

"O-oh, iya...!"



Sinar terang dari setiap lentera mulai menerangi selur desa yang masih sedikit ramai akan orang yang berlalu-lalang.

Sebelumnya kami sempat bertemu dengan beberapa ksatria suci yang sedang melakukan patroli.
Saat melihatnya aku penasaran seperti apakah teknik pedang yang di gunakan oleh para ksatria ini, walaupun pedang yang mengantung di pinggang mereka terlihat cukup panjang, tapi itu belum seberapa di bandingkan oleh [Katana Zaou] yang merupakan lambang dari perguruan kami.

Haahhh... Kenapa aku malah berbicara tentang masa lalu di sini, seharusnya ak-!?

*trak!

"Arg!?"
Di saat sepatuku menginjak sebuah ranting, secara tiba-tiba kepalaku mendadak pusing dan sontak seperti tertusuk.

Aku mencoba meraba, apakah aku terluka atau ada sesuatu pada kepalaku. Tapi sama sekali tidak ada alat yang membuatku terluka.

"Youkyon?"

Mata biru itu... Rambut biru itu... "Araagghhhh!!!???" sakit kepalaku semakin menjadi-jadi saat melihat wajah Lim.
Bayangan demi bayangan terus berokar di kepalaku... Cuplikan dari kematian telah dimainkan. Hidupku mulai masuk dalam sebuah wancana kutukan.

"Y-You!? Kau tidak apa?!" Lim segera menghampiriku lalu memengang kepalaku.

"i... Ini kutukkan! Kenapa ini bisa terjadi?!"

Penglihatanku semakin kabur, cahaya semakin pudar, dan akhirnya menjadi gelap sepenuhnya.

"Kutukan...?" aku terpekik pada diri sendiri.

*yo~! Akhirnya aku bisa menyapamu.

Pikiranku melonjak naik seketika, mataku tidak bisa lari dari keterkejutan dengan apa yang diriku saksikan.

"K-kau......"

*hm? Ada apa??

Aku tahu betul bahawa aku jelas berada dalam posisi ini, tapi yang berada di depanku ini siapa? Wajah dan bentuk tubuhnya sama, yang berbeda hanyalah jubah hitam kusut yang ada padanya.

*haha~! Jangan takut, aku adalah dirimu sendiri, jika kau mau kau bisa memanggilku Kuro.

"K-Kuro? Apa maksudmu menyebut dirimu dengan hal yang berbeda?" aku masih belum mengerti, tapi jika dia adalah diriku maka kenapa dia tidak menyebut namanya dengan nama yang sama denganku?

*oh... Itu karena aku membenci namaku yang ternyata adalah namamu juga. Jadi panggil saja aku Kuro.

"Terserah! Yang lebih penting, apa tujuan dari semuanya ini?!"
Ya! Dari sekian banyak kejadian yang telahku alami, aku ingin mengetahuinya, setidaknya sedikit saja.

*... Yah, aku juga tidak tahu. Tapi aku akan membantumu...

"Huh-!? Apa yang kau bilang."

Sosok yang menamai dirinya (Kuro) itu tersenyum kecil, lalu sedikit berguman.
*... Seperti ini...



"—Youkyo, apa yang kau lamunkan! Kita harus bergegas."

"Huh?!"
Diriku hampir tersungkur. Mataku mengerejap beberapa kali, tubuhku mengigil, bibirku terasa mati.

"Apa... Aku sebelumnya mati?" pekikku dengan suara yang terdengar kecil.
Aku mulai menatap daerah sekitar, semuanya masih sama dan sama sekali tidak berubah. Tetapi... Perasaan ini hanyaku dapat saat aku di hidupkan kembali, sama seperti waktu itu.

*hal buruk akan terjadi, teruslah awasi sekitarmu.

"Huh? Apa kau..." pekikku dalam hati.

*Kuro, akulah wujud dari spiritmu.

Sudah kuduga, itu bukanlah sebuah mimpi melainkan kenyataan. Suara yang terdengar melakonis dan arogant ini benar-benar Kuro! (Diriku yang lain).

"Mengawasi katamu, bearti hal buruk yang akan terjadi tergantung pada lokasinya kan."

*tepat... Maaf aku tidak bisa membantumu lebih dari ini.

"Itu cukup..."

Aku memang bukan tipe orang yang akan langsung percaya pada saran seseorang, tapi Kuro adalah diriku sendiri, perwujudtan dari emosiku. Apa diriku sendiri akan menipuku? Jawabannya tentu tidak.

Pengamatan, ketelitian, dan menyimpulkan sanggat tepat di situasi seperti ini. Ketenaganku tidak akan goyah hanya karena aku mengalami sesuatu yang tidak masuk akal.

"Lim... Apa kau ingin mencoba beberapa permainan?" ucapku sembari mengambil barang-barang yang di bawa oleh dirinya.

"... Permainan?"

"Ya. Permainan yang sanggat sederhana. Kau cukup menebak dimana lokasi dari benda yang aku sebutkan, begitu juga sebaliknya." ucapku dengan nada yang sanggat sengaja di buat setenang mungkin.

"... Baiklah, aku akan bermain permainan unikmu ini."

Aku tersenyum simpul, lalu mulai meneliti daerah dari setiap sisiku. Aku memang tidak menemukan sesuatu yang ganjil, tetapi, aku sanggat yakin ada sesuatu yang buruk. Untuk sekarang aku harus mempunyai mata yang bisa membantuku, seperti kata orang bijak; 'empat mata lebih baik daripada dua!'

"... Baiklah, coba kau temukan cahaya orange atau merah di sekitar daerah ini."

"Orange atau merah?" dia sedikit berguman sembari memiringkan kepalanya, terlintas ia terlihat seperti seorang gadis remaja yang polos.
Tapi aku seharusnya tidak perlu memikirkan hal yang tidak penting.

"... Apa ketemu?" ucapku dengan sedikit menunjukan nuansa ketakutan.

".... Itu..."

#to next story?

RE:time Your Destniy [Light Novels]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang