T U J U H

2.8K 514 50
                                    

🎉🎉🎉Happy 1k read readersku tercintah🎉🎉🎉
















Seungmin menatap koridor sekolah dengan pandangan kosong. Entah kenapa rasa sakit itu kembali. Seungmin memegang dadanya.

Tidak, dia ingin memeluk erat semua rasa sakit itu, agar dia bisa bahagia seperti yang biasa dia lakukan.

Tapi, kali ini dia tidak bisa. Rasa sakit itu terus menghantam membuat Seungmin tidak kuat untuk memeluknya.

"Jangan bengong dijalan" ucap Jisung, sembari menepuk pundak Seungmin. Seungmin menengok dan tersenyum tipis.

"Siapa yang bengong sih" sangkalnya. Jisung menggelengkan kepala.

"udah ayo ke kelas" ajak Jisung. Jisung merangkul temannya itu menuju kelas.

Hyunjin yang ada dibelakang mereka, menatap punggung Seungmin datar. Perasaan bersalah itu datang.

---

Hyunjin menatap ponsel yang digenggamnya. Satu pesan masuk dari Seungmin membuat Hyunjin membaca pesan pesan lama.

Dan Hyunjin sadar. Seungmin benar. Laki laki itu sering memarahinya karena dekat dengan perempuan lain. Laki laki itu sering mengingatkannya akan banyak hal.

Hyuniij sadar, mereka berdua berubah. Dia berubah, membuat Seungmin mau tidak mau ikut berubah. Membuat Seungmin tidak perduli lagi dengannya.

Atau sebenarnya Seungmin masih perduli. Hanya saja dia terlalu lelah untuk menunjukkannya karena Hyunjin tidak pernah mau lihatnya.

Hyunjin menghela nafas dan akhirnya bangkit dari kursinya. Tidak baik terus larut dalam kenangan.

Dia keluar dari kelas dan berjalan menuju atap sekolah. Tempat dimana Seungmin sudah menunggunya.

Hyunjin sampai diatas sana, dan dia menemukan Seungmin yang sedang melihat keluar sekolah. Kedua tangannya menyender kepembatas.

"Udah dateng?" ucap Seungmin yang lebih seperti pernyataan. Hyunjin tersenyum tipis. Seharusnya dia tetap ingat bahwa Seungmin bisa menyadari keberadaannya dimanapun bahkan ketika laki laki itu menunjukkan punggungnya kearah Hyunjin.

"Iya" jawabnya singkat. Dia berjalan menghampiri Seungmin. Seungmin membalikkan badannya saat Hyunjin tepat dibelakangnya.

"Gua nerima beasiswa" ucap Seungmin pelan. Hyunjin tersenyum tipis mendengarnya.

Hubungan mereka, sudah mendekati puncaknya.

"Selamat" ucapnya tulus. Seungmin balas tersenyum. Hyunjin akhirnya sadar betapa hangatnya senyum Seungmin.

"I'm sorry" ucap Seungmin sembari menunduk. Hyunjin menatap laki laki manis didepannya dengan bingung.

"kenapa?" tanya Hyunjin. Seungmin menggeleng. Seungmin menarik nafas dan menatap Hyunjin.

"Let's break up" ucap Seungmin sambil menatap Hyunjin. Hyunjin menatap laki laki itu kaget.

Walau dia paham maksud dari pesan Seungmin tadi, dia tetap saja kaget saat mendengarnya langsung.

"Kenapa?"

"I don't believe you" Ucap Seungmin singkat.

"Aku disini aja, kamu masih main sama yang lain kan? Gimana aku pergi? Aku ingin stop nyakitin hati aku sendiri" potong Seungmin membuat Hyunjin menelan semua kata katanya yang belum terucap.

"Kamu ngga ngert-"

"Iya aku emang ngga pernah paham sama kamu jin. Aku sadar. Aku kira aku ngerti kamu, nyatanya ngga jin. Setahun kita pacaran nyatanya ngga buat aku bener bener paham sama kamu. Maaf"

"Iya kamu bener. Kita ngga saling mengerti satu sama lain" ucap Hyunjin miris.

"Take care" ucap Seungmin sembari menepuk pundak Hyunjin. Seungmin berjalan meninggalkan Hyunjin sendiri di atap sekolah.

Pada akhirnya, Hyunjin tetaplah pengecut yang tidak bisa menahan atau berjuang untuk Seungmin.

Bahkan hingga laki laki itu tidak terlihat sama sekali, Hyunjin hanya bisa memandang punggungnya dengan segala perasaan menyesal.

-----
04.03.2018

Min [Hyunmin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang