The Magical Prince

82 11 3
                                    

"Dia merupakan titisan dari Maou-sama!"

Aku... selalu sendirian

"Jangan pernah dekat-dekat dengannya!"

Tapi entah mengapa, aku selalu tersenyum

"Dia tersenyum! Ini sebuah kutukan! Menjauh darinya!"

Oh, sungguh hidup yang benar-benar munafik. Aku sama sekali tidak bahagia dengan senyuman ini.

"Kau bukanlah sebuah kutukan, Shun. Kau adalah seorang Pangeran. Tersenyumlah dengan bahagia. Karena kau berhak mendapatkan rasa itu."

Namaku, Shun Shimotsuki

******************

"Pangeran Shun." Suara yang familier di telinga itu membuat kepalaku menoleh pada asal suara. Seorang dengan pakaian pelayan sedang berjalan menghampiriku dengan senyuman simpul.

"Kai, ada apa?" Aku sedikit memiringkan kepala, senyuman kecil terukir samar di wajahku.

"Ah, aku hanya ingin memberikan selamat kepada anda."

Keningku mengernyit samar. "Untuk?"

"Perjodohan anda. Oh, apa anda belum diberitahu?"

"... Terima kasih, Kai."

**************

  Di dunia ini, orang-orang mengatakan bahwa seseorang yang lahir sebagai sosok berambut putih dan berkulit pucat alias albino dianggap sebagai titisan Dewa. Aneh memang, aku sendiri juga tidak paham.

Mereka juga mengatakan, orang yang seperti itu dilahirkan sebagai bangsawan yang disegani. Oh, aku benar-benar tak mengerti apa yang mereka maksud. Kenapa sesuatu yang sedikit melenceng harus dibedakan oleh mereka?

Sungguh merepotkan.

Sejak kecil, aku dididik oleh Raja dan Ratu yang menjadi orangtuaku. Mereka juga sama, albino sepertiku. Walaupun mereka tak pernah tersenyum, aku yakin bahwa mereka baik, mereka menyayangi dan melindungiku.

Sampai aku beranjak dewasa, 20 tahun. Aku sudah bisa melihat keadaannya dengan begitu jelas. Ayah sudah mulai sakit-sakitan, fisik Ibu juga mulai melemah. Sampai akhirnya tiba-tiba aku menerima informasi baru dari Kai.

Ya, tentang perjodohan.

Aku tahu aku akan menjadi Raja suatu hari nanti, namun gelarku saat ini masih seorang Pangeran. Sepertinya aku perlu belajar lebih dari Ayah, tapi kapan?

Kai bilang, masalah perjodohan itu ia dengar lusa lalu. Dan aku ingat bahwa lusa yang lalu Ayah dan Ibu sedang tidak ada di Kerajaan. Mereka bilang mereka pergi ke negeri seberang.

Dan aku yakin, Puteri dari negeri itulah yang sepertinya dijodohkan denganku. Entah apa alasannya.

*****************
"Aku dengar sang Puteri juga albino seperti anda, Pangeran." Suara Kai yang terdengar saat kami berjalan berdampingan di lorong Istana saat itu membuatku terdiam sejenak.

Kami sedang berada di Istana Estrellas saat itu. Di Kerajaan sang Puteri yang katanya akan menjadi calon kekasihku nanti.

"Hee? Benarkah? Sepertinya menarik~" Aku menyahut dengan senyuman menyebalkan yang khas. Kai hanya sweatdrop, sepertinya sudah maklum dengan situasi seperti ini.

Setelah berjalan beberapa saat, kami sampai di depan sebuah pintu berwarna putih dengan corak tak beraturan berwarna emas.

Tap tap tap

"Pangeran, anda sudah datang?" Seorang gadis yang berpakaian maid datang dan membungkuk hormat. 

 "Ah, benar sekali~" Aku mengangguk dengan senyum yang kembali muncul di bibirku. Gadis berpakaian maid itu tersenyum simpul. 

"Namaku Cery Angeline, pelayan pribadi Nona Ella. Puteri sudah menunggu anda, mari masuk."

 "Ah, aku permisi. Harus ada sesuatu yang aku kerjakan sekarang." Kai membungkuk kecil, ia pun berjalan menjauh dengan sedikit terburu-buru.

Aku hanya bisa menahan senyum dalam hati, entah mengapa tiba-tiba gugup. Tangan Cery terulur untuk membuka pintu, aku dapat melihat seorang gadis bersurai putih dengan kulit pucat sedang duduk di sofa dan mendongak ketika pintu dibuka.

Tunggu...

Keningku mengernyit samar kala mendekati gadis itu bersama Cery. Gadis albino itu memakai perban untuk menutupi matanya. Kenapa?

Seakan bisa menebak, aku pun tertegun setelahnya. Gadis itu bahkan bisa dengan mudah mengenali bahwa Cery berada di hadapannya tanpa melihat sama sekali.

"Pangeran dari Kerajaan Procellarum, Shun Shimotsuki."

"Salam kenal," Akhirnya aku mengeluarkan suara untuk pertama kalinya di hadapan gadis itu. Siapa tadi namanya yang diucapkan oleh Cery? Ella, ya? Manis.

"Bolehkah aku menyentuhmu?" Pertanyaan yang begitu ambigu itu membuatku terdiam sejenak. Sampai akhirnya Cery segera menjelaskan apa yang dimaksud Ella.

Ternyata benar ya, dia buta...

Setelah itu, aku pun duduk di hadapannya. Tangan pucatnya terulur untuk menyentuh wajahku dengan hati-hati selama beberapa saat.

"Aromamu seperti harum mint, rambutmu halus, hidungmu mancung serta bentuk wajahmu tegas, kulitmu terasa dingin."

Sekali lagi, aku kembali tertegun. Namun senyuman simpul kali ini aku tunjukkan. Huh, unik juga.

"Kau unik sekali, Puteri. Semoga aku juga dapat mengenalimu seperti kau mengenaliku secara detail, ya."

"Salam kenal, Pangeran." Ah,Suaranya lembut dan manis.

"Panggil saja, Shun."

Dia adalah gadis yang sempurna. Mungkin tidak bagi orang lain, namun bagiku. Kesempurnaan hatinya yang membuatku entah mengapa merasa nyaman. Sepertonya setelah pertemuan pertama yang cukup lancar ini, aku harap  hubungan perjodohanku dengan Ella akan semakin baik.

Dia gadis kedua yang berada di daftar perempuan yang aku sayangi setelah Ibuku. Ella, aku harap kita benar-benar bisa bersama setelah ini.

To Be Continued...


Tale : 2 HeartsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang