Chapter 22

1K 56 3
                                    


Malam Diwali datang, entah Swara telah berusaha tuk melupakan kejadiannya dengan Saanskar, namun tidak bisa. Dan, karna lelah berperang dengan hatinya sendiri, ia pun meraih ponselnya dan kembali mencoba menelpon Saanskar, namun hasilnya, nihil. Ia kini hanya berserah, dan memilih memendam rasa sakitnya dalam2, dan mengikuti acara Diwali sebagaimana mestinya.

****

Pagi harinya, sekitar pukul 07.00 Swara sudah ada di ruang mencuci, dengan mengenakan baju seperti biasa, ia mengikat rambutnya hingga membentuk ekor kuda, dan duduk di bangku kecil bersiap mencuci. Ragini yang melihat sahabatnya ini tak seperti biasa, merasa bingung, dan menyiapkan pertanyaan untuknya.

Dengan berjalan pelan, Ragini mendekati Swara. Dan dengan bersandar pada pintu seng kamar mandi, ia membuka pembIcaraannya dengan Swara. "Ibu dan anak2 panti ke kuil... Knp kau tidak ikut? Bukankah kau senang kesana?" Swara menggeleng.

"Tidak, aku ingin membersihkan rumah, kau sendiri kenapa tidak ikut?" Ragini berjongkok didekat Swara.

"Aku, aku mau masak.." Ujarnya dibalas anggukan Swara. "Aku lihat dari kemarin, kau tidak menelfon Saanskar..? Dan aku masih heran dengan kejadian lalu, saat kau bangun tidur dan seperti orang bingung, sebenarnya ada apa?"

"Bukan apa2, hanya aku ada masalah dengan Saanskar..." Swara menjawab tanpa menoleh ke Ragini. Masih tetap fokus pada baju yang ia cuci.

"Kau punya masalah apa dengan Saanskar?" Swara menatap tajam Ragini.

"Salah paham .. " Ia kembali menatap cuciannya. Sedang Ragini hanya menghela nafas, sembari memalingkan pandangannya.

"Iya, tapi apa..?" Tanya Ragini lagi. Swara memutar bola matanya, kesal. Ia ingin melupakan masalah itu, tapi Ragini seakan mengingatkannya kembali.

"Saanskar bilang, kalau aku sudah sampai tujuan, aku harus kabari dia... Tapi, aku lupa. Dan dia marah2, dan memutuskan hubungannya denganku.. Sudah bsgitu..." Ragini hanya mengangguk paham.

"Ya.. Itulah cinta yang tergesa2, tdk bs memilah suatu fakta.." Ragini berdiri melemaskan kaki, dan pergi dari sana. Sedang Swara mencoba tak menggubris dan melupakan semua. Kebetulan cucian Swara sudah selesai, dan kini saatnya ia menjemur dihalaman belakang.

Dan saat ia menjemur, dengan cepat seseorang menutup matanya.

"Ahhh.. Apa2an ini ..? Tolong!!! Ragini!!!" Namun kesempatannya berteriak habis, mulutnya disekap dengan sebuah kain, tangan dan kakinya diikat kencang, dan kini ia digendong oleh seseorang, ia bahkan telah berusaha menggoyang2kan tubuhnya agar ia jatuh dan melepaskan diri, tapi tidak berguna, si penculik itu menggendongnya kuat2.

Dimasukanlah Swara ke sebuah mobil, dan si penculik masuk ke mobil juga dan mulai menyalakan mesin, tak lama si penculik itu menjalankan mobil.

Sampai di sebuah lokasi yang Swara kira adalah tempat tertutup, dan saat ini ia benar2 ketakutan, ia berpikir ia dibawa ke gudang kosong, dan akan disiksa disana, setelah sebelumnya ia merasa pusing karna mobil yang digunakan untuk menculiknya melewati jalanan rusak dan berbelok, seakan menuju ke sebuah tempat yang jauh.

Ia kembali meronta, mencoba menjatuhkan dirinya guna menyelamatkannya. Namun, si penculik menggendongnya kuat. Didudukanlah ia pada sebuah tempat duduk.

Pertama dengan pelan, si penculik membuka ikatan kaki, lalu penutup mulut, dan saat si penculik nencoba membuka ikatan tangan, Swara mengomel kesal.

"Hey kau!! Apa2an kau, menculikku!!! Apa salahku? Hah? Aku tanya!!!! Hey jawab... Daritadi kau diam terus!!! Penculik macam apa kau ..? Kau dengar aku atau tidak..' Teriaknya menggebu-gebu sambil menendang2 lantai dengan kakinya. Namun tetap tak ada respon sepatah pun dari si penculik. Dan usai melepas ikatan tangan, si penculik perlahan membuka penutup mata, agar Swara tahu apa yang terjadi, sekaligus tak mengomel lagi.

i See The Love 💞 (END) [PINDAH KE KBM]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang