Chapter 24

1K 36 3
                                    

Malam pukul 00.00. Swara terbangun melirik jam, lalu dengan lesu menatap Saanskar yang tertidur lelap disampingnya, ia tersenyum tak menyangka, cintanya bertemu di kereta.

Ia membelai surai hitam Saanskar, ia tersenyum, terus tersenyum. Tanpa melirik ke arah lain. Hingga ia mendengar deringan telfon dari ponsel Swara, segera Swara mengangkatnya.

"Hallo... Kau sedang bahagia ya? Tapi tenang.. Kebahagiaanmu tidak akan pudar, kalau kau tidak menemuiku... Segera! Dengar Swara.. Kau menikah dengan orang yang salah.." Ucap si penelfon yg terdengar seperti suara pria.

"Siapa kau? Ru.. Rupanya kau salah sambung, maaf aku tak mengenalmu!" Swara buru2 menutup telfonnya. Ia mencoba menenangkan diri, sebisa mungkin.

Dering kembali terdengar, rasa khawatir kembali datang, seperti hujan yang berhenti lalu muncul kembali dengan derasnya, itulah perasaan Swara. Ia enggan mengangkat telfon itu, namun ia juga penasara. Jadi ia angakat telfon itu.

"Kau mencoba, menghindar dariku...? Baiklah! Tapi dengar.. Kau akan tahu maksudku nanti! Ingat Swara kalau kau mau bertemu dengan orang tuamu, dan selamat dari pernikahan yang siap menyiksamu! Temui aku segera!" Ancam pria iti lagi.

"Dengar! Aku bahkan mengira orang tuaku sudah entah dimana, dan dengar jangan sekali2 kamu mengikuti atau masuk ke keluargaku...karna aku tidak tahu kau, begitupun se..." Benang terputus, itulah kiasan tepat bagi si penelfon yang tanpa sopan menutup telfon sebelum Swara selesai bicara.

Saanskar perlahan menggeliat ingin memeluk Swara yang ia kira ada di sampingnya, zonk yang ia peluk hanyalah bantal yang dipakaI Swara, merasa aneh dg yg ia peluk, Saanskar terbangun dan mendapati istrinya terduduk menghala nafas berulang.

"Swara... Knp?" Ia terbangun, duduk. Swara langsung menatap Saanskar dan menggenggam tangannya.

"Saanskar, ada penelfon yang... Yang.. Mencoba mengancamku.. Dia dia... Mengancam pernikahan kita..!" Saanskar meraih handphone Swara.

"Sudahlah Swara, tenang saja tidak apa! Mungkn dia orang iseng, kau tak usah takut.!" Saanskar memeluk Swara. "Selama cinta dan kepercayaan kita kekal di hati, tidak ada yg bisa merusak pernikahan ini... Kecuali takdir maut.!" Swara pun membenahi posisinya dan mulai melanjutkan tidur malamnya.

Esoknya, Swara sudah berada di dapur siap memasak untuk pertama kalinya, dirumah Maheswari.

"Masaklah, dan kami akan menunggumu.. Ok?" Ucap Annapura. Swara pun mulai masak.

Stengah jam berlalu, masakan Swara selesai, manisan kheer, dan allo puri, serta sayur kentang siap disajikan, dengan ramah Swara mengambilkan makanan untuk Saanskar. Dengan saari biru dongker, Swara melihat Saanskar menatapnya. "Ada apa?"

"Kau cantik Swara, cantik sekali.." ucapnya berbisik Swara hanya tersenyum malu. Tanpa menggubris, ia kembali menyiapkan makanan.

"Nah sekarang mari kita makan, Swara.. Duduklah!" Swara duduk disamping Saanskar serta mengambil makanan untuk dirinya sendiri. Dan tak lama aksi makan itu dimulai.

"Swara... Jujur! Masakan ini enak sekali, waw.. Kau pintar masak juga ya?!" Puji Durga. Diikuti anggota setiap anggota keluarga.

"Terimakasih ayah..!" Ujarnya tersenyum.

"Iyalah.. Siapa dulu suaminya?" Sombongnya. Yash hanya berdehem tak jelas. Sedang yang lain hanya tersenyum sinia.

"Ngomong2, sampai kpn Laksh ada di Nepal?" Tanya Annapura khawatir.

"Entah.. Aku juga tidak tahu...! Mungkin 2 minggu lagi..?" Jawab santai Saanskar.

"Apa? Ya ampun lama sekali...!" Keluh Annapura.

i See The Love 💞 (END) [PINDAH KE KBM]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang