"Tahukah kamu? Jika kamu ingin sukses, sukses itu berawal dari mimpi. Jadi ayo kita perbanyak tidur, biar banyak mimpi dan jadi orang sukses."
"ADEK!"
Sontak, aku dan laki-laki muda di depanku ini menoleh ke asal suara. Itu abang.
"Abang!" aku langsung menghambur ke arah abang.
"Lu ngapain adek gue? Hah?"
"Saya tida-"
"Jangan bohong lu?!" kata abang sambil menarik kerah baju salah satu staf itu.
"Bang udah bang. dia gak salah" ujarku sambil menarik tangan abang dengan kuat. untuk pertama kalinya aku berhasil menarik tangannya. abangku memang sangat overprotektif sangat berbanding terbalik dengan kedua orangtuaku.
"Tadikan aku masuk kesana, trus jatuh, trus ditolongin deh ama dia. Udah gitu doang" jawabku singkat
"Kamu gak boong kan?" tatapan yang sangat mengintimidasi.
"Iya, kak. Sejak kapan aku berani boongin kakak?" jawabku sambil memutar kedua bola mataku.
"Yaudah, yuk. Kakak udah bayar ini semua" kata kakak sambil menunjukan kantongan kresek besar berisi coklat-coklat itu. Ia menarik tanganku dan aku menepisnya. Kakak menatapku dengan bingung. Seumur-umur aku belum pernah menepis tangannya. Aku juga bingung kenapa bisa aku menepis tanganya.
"Mi-minta maaf dulu, kak" cicitku. Abang pun terkekeh sambil mengelus kepalaku. "Iya, iya"
"Maaf ya, bro" tanpa memedulikan jawaban lawan bicaranya, kakak langsung menarik tanganku pergi.
Aku hanya bisa pasrah. Itu saja sudah cukup bagiku.
"Silahkan masuk, princess" lagi-lagi dengan gayanya yang layaknya seorang supir. "Aku tertawa melihatnya. Abang mengitari mobil untuk masuk ke kursi kemudi.
"Jadi, kita kemana sekarang?" tanyaku ke abang. "Kamu mau kemana, princess?" tanyanya balik.
Aku memanyunkan bibirku. "Kakak tuh ya, aku nanya malah nanya balik" abang terkekeh.
"Jangan manyun dong, kita kan baru beli coklat" kakak mengelus kepalaku. "Iya, iya" jawabku tersenyum. "Mau kemana kita?"
"Pulang aja kak,"
"Yakin? Gak mau ke mall dulu? Mumpung abang disini nih"
"Yaudah, ke mall dulu aja. Laper" tatapan kita bertemu.
"Lets go!"
*~*~*
Aku menghabiskan waktu seharian dengan kakak. Menonton, makan, dan berkeliling mall. Banyak pasang mata yang melihat kearah kami-ralat, kearah kakak. Wajah mulus berjambang tipis, alis tebal, rambut hitam pekat, dan mata coklat terang layaknya Zayn Malik. Belum lagi baju hitam yang stylish.
*pic kakaknya Risa. Namanya blom readers tau nih. wkwk
Tak terasa sudah jam 5. Bisa-bisanya aku lupa waktu. Aku takut, papa akan memukuli aku lagi. Abang melihat tubuhku yang bergetar.
"Udah, nanti aang yang ngomong" Aku tersenyum kaku. Pasalnya aku sangat teramat bangat takut akan papaku.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
A PROVE
Teen FictionMembuktikan pada seseorang memang terdengar mudah. Tetapi, berbeda halnya dengan pelaksanaannya. SULIT! Sama halnya dengan si cantik Rara, ia ingin membuktikan bahwa ia bisa. Bisa apa? Bisa lari dari kenyataan hidupnya yang pahit!