Italian Sunrise

410 1 0
                                    

Hari minggu yang cerah, hari libur terkadang membuat sebagian orang bermalas-malasan, seperti seorang gadis bernama Dania itu. waktu sudah menunjukan pukul sepuluh pagi tapi ia masih saja bergelung dengan selimutnya dengan malas. Panggilan ibunya yang sudah kesekian kali dari balik pintu akhirnya membangunkannya juga. Ia mengerang dan bangun dari tidurnya. Ia menuju kamar mandi untuk mencuci muka dan menyikat gigi, tak ada acara mandi untuknya jika hari libur, ia baru akan mandi menjelang makan siang nanti.

Dania keluar dari kamarnya dan langsung bergegas menuju dapur, perutnya sudah minta di isi. sesampainya di dapur ia langsung menuju lemari es, dan meraih kotak pizza yang terletak diatas lemari es. Namun alangkah terkejutnya ia ketika melihat isi kotak itu.

Dania  berteriak-teriak dari arah dapur, suaranya yang melengking mampu membuat seisi rumah kaget. Ia bersungut-sungut sambil menghempas kotak bekas pizza yang kini sudah kosong.

            “Reyhan!” teriaknya

            “Reyhan! pasti kamu yang makan semua pizza kukan?” ulangnya lagi.

            Reyhan  yang berada di ruang TV hanya cuek saja mendengar teriakan kakaknya.

            Ibu Widya yang mendengar suara teriakan putrinya bergegas ke dapur, dan meninggalkan pekerjaanya merawat bunga-bunga kesayangannya di kebun belakang.

            “Ada apa sih sayang?” ujar ibu widya dengan lembut pada putrinya.

            Dania hanya diam dengan wajahnya yang cemberut. Ibu widya menghela nafas, ketika melihat kotak pizza terletak dilantai. Dan segera tau apa yang terjadi.

            “ Reyhan tuh ma, dia ngabisin pizza ku” ujar dania.

            “ Ya udah deh, gak usah ribut, ntar mama telpon delivery deh.” Kata mamanya, berusaha menenangkan hati anak perempuan satu-satunya ini.

            Memang begitulah dania, meski usianya sudah duapuluh tahun tapi masih manja. Dania begitu menyukai makanan Italia, bukan hanya makanan nya tapi semua tentang negara itu. dan lebih gilanya lagi terobsesi memiliki pacar berdarah Italia, meskipun sampai saat ini keinginannya yang itu belum terwujud.

            Dania mulai menyukai Italia ketika usia delapan tahun ia dan keluarganya berlibur ke Italia, dan mulai saat itu ia jatuh cinta pada semua tentang Italia. Dan bermimpi akan menaiki gondola  berdua bersama pria Italia di Venesia. Sesuatu yang menurutnya romantis.

            “ Telpon nya sekarang deh Ma, Nia mau makan pizzanya sekarang” ujar dania

            “ Ia deh sayang “ kata ibu Widya mengalah. Kemudian keluar dari dapur. Dania mengikuti mamanya dari belakang menuju kamar tidur mamanya.

            “ Huh.. manja” ejek Reyhan yang duduk di depan televisi.

            “ biarin.. iri aja, akukan anak kesayangan” jawab dania sambil menjulurkan lidahnya kearah reyhan.

            Reyhan terbengong  mendapat jawaban kakaknya itu. sebenarnya yang lebih tua itu siapa? Bukannya Dania. Tapi kelakuanya sungguh kekanak-kanakan.

Tok! Tok! Tok!

            “DANIAAAA!! BANGUUUNN!! “ ibu widya menggedor pintu kamar dania. “NIA, UDAH JAM TUJUH ! NANTI KAMU TELAT KE KAMPUUS…”ibu widya ribut berteriak membangunkan dania

            Mmmmh, iya ma,” sahut dania setengah mengantuk.

            “Kamu mau kuliah gak sih, katanya ada kuliah jam delapan”

Italian SunriseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang