Waktu istirahat tiba.
Tian yang masih pendiam, memilih duduk pangku tangan melihat teman-teman barunya yang berkerumun bak semut mengerubung tumpukan gula. Padahal sangu uang jajan Tian diatas rata-rata teman temannya, maklum Ayah Tian adalah seorang Pengusaha sukses di Jakarta. Tak heran uang jajan Tian lebih dari cukup.Kruuuuk !!
Tian terkejut, ternyata perut Tian tak bisa diajak kompromi, dengan malas-malasan Tian berjalan gontai ke kantin yang masih penuh sesak itu. Dengan kekuatan yang ada Tian berhasil sampai ke meja gorengan.
"Bi ! Saya beli roti sama tehnya.." Ucap Tian. Lalu Bibi kantin memberikan roti sesuai pesanan Tian. Dengan nafsu yang menggelora, Tian siap melahap rotinya. Tian berjalan perlahan ke arah meja, tapi tiba-tiba...
BRAKK !! Plukk !
Tian menabrak seseorang !
"Aaaaah !!" Pekik orang itu, ternyata dia seorang cewek.
"Aaaaarghh !!" Teriak Tian tak kalah histeris melihat roti dan tehnya tumpah semua.
"Eh lo !! kalo jalan pake mata dong !" dengus cewek itu kesal. Tian masih memandang roti dan tehnya yang berceceran di lantai. " Woi !!" tegur cewek itu.
"Iya ! Maaf .." Jawab Tian singkat dan beranjak pergi dari situ.
"Lah.. dasar cowok aneh... " Gerutu cewek itu. Tapi ternyata sikap aneh Tian malah membuat dia makin penasaran.
"Woy !! Tunggu !" Teriak si cewek. Tian menghentikan langkahnya dan berpaling.
"Ada apa lagi ? kan gue udah minta maaf .." Kata Tian.
"Gue juga minta maaf, udah bikin lo ga jadi makan roti sama teh, ini gue punya biskuit, lo mau ?" Katanya sambil menyodorkan sebungkus biskuit cokelat ke Tian. Tian hanya diam. Mata Tian malah menatap si cewek sedemikian rupa. " Haloooo ??" Ucapnya keheranan.
"Hah? Sorry.. Gak, Thanks.. " Kata Tian sambil membalikkan badan.
"Tunggu, kita belom kenalan.. nama Gue Jingga, Adisya Jingga Puri, Lo?" Kata Cewek yang ternyata bernama Jingga itu sambil menyodorkan tangannya.
"Gue Tian, Chandra Sudistian.." Jawab Tian sambil menyambar tangan Jingga dan dengan cepat berlalu. Meninggalkan Jingga yang masih keheranan dengan sikap Tian.
"Hmm .. Tian yaa, nama yang bagus.." Gumam Jingga kemudian.
(***)
Tian tersenyum mengingat pertemuan pertamanya dengan Jingga yang sangat lucu itu.
"Hmmm.. coba aja lo masih ada disini, lo masih bisa ketawa-ketawa bareng gue.
Gue kangen sama lo ngga.. gue kangen sama suara tawa lo yang renyah, gue kangen senyum manis lo yang bisa bikin hari-hari gue tambah bersemangat.
Gue sayang sama Lo.. " Kata Tian dalam hati. Kembali Tian meneteskan air mata.
"Semoga lo tenang Ngga, maaf gue nangisin lo terus.." Lanjut Tian kemudian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hingga Denyut Nadi Terhenti
Dla nastolatkówPersahabatan antara cewek dan cowok tak akan murni sebagai sebuah persahabatan. Itu pula yang terjadi pada Tian dan Jingga. Tentang persahabatan dan ke-egoisan mereka tentang cinta, akan menjadi sebuah penyesalan yang takkan ada habisnya.