Aku sedang berdecak pada kekaguman
Pada senja
Pada eksistensinya yang tak pernah turun tahta
Pada semilir jingga penebar tenang hawa
Menggantikan surya dari posisi rotasi semestaFikirku merenung ke segala arah
Mencerna kembali setiap pertemuan kornea mata
Dua lensa yang hanya beradu dalam ketidaksengajaan
Berawal dari tatapan mata
Semakin lama semakin mendalami rasaKufikirkan sejenak kembali dimana masa-masa
Dimana aku ingin kembali berjumpa suanya
Untuk sekedar mengenang pertemuan pertama
Dibalik tirai senja dalam seulas tawaRasanya fikirku masih enggan mengelak masa
Masih saja berfikir kapan hal itu bisa terulang kembali
Biarpun hanya terlintas sekejap dalam heningnya mimpi
Terus saja hasrat memenuhi keinginan hatiSaat kelam menutup segala masa
Setidaknya hadirku pernah melukis sesimpul senyum
Bilapun sekarang simpul itu telah lama mati
Rasanya hati tak ingin berkutik pergiBerikan sedikit tempat, untuk sekedar menetap
Menunggu seberapa lama rasa akan berusaha,
Bertahan dalam penantian***
Salam :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Goresan Jemari Ringkih
PoetryTak hanya tentang bahagia, hidup juga tentang duka, lara, afeksi dan segala macam rasa yang pernah Tuhan ciptakan. Maka izinkan saya membagikan perasaan ini melalui karya. Tentang suka duka hidup, percintaan yang ujungnya banyak menimbulkan lara. Ak...