"belum tidur?" pertanyaan itu langsung terdengar saat aku menginjakkan kakiku di lantai bawah. karena taehyung mengatakan bahwa ia lelah berkendara kembali ke seoul, kami memutuskan untuk bermalam di rumah nenek kim. untung saja besok aku tidak ada kelas.
taehyung masih di ruang keluarga, menonton netflix, sedangkan nenek kim sudah tertidur sedari tadi. aku sendiri bingung harus apa, karena aku sama sekali tidak mengantuk walaupun waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam.
jadi aku memutuskan untuk jalan-jalan mencari udara segar sebentar. sekalian mampir ke rumahku yang hanya berjarak dua rumah dari sini. untung saja ibu menitipkan kunci rumah di nenek kim, jadi aku bisa masuk ke dalam rumah. aku berencana untuk mengambil beberapa barang yang bisa aku bawa ke seoul.
aneh memang ke sana malam-malam begini, tapi dari pada tidak melakukan apapun di kamar tamu rumah nenek kim, lebih baik aku mengunjungi rumah yang aku rindukan sekalian mencari udara segar.
"aku mau jalan-jalan," ujarku kepada taehyung yang sekarang atensinya penuh ke arahku.
taehyung mengerutkan keningnya. "malam-malam begini?"
aku menganggukkan kepalaku. "lingkungan sekitar sini aman kok. saat ujian sma aku biasanya pulang ke rumah hingga pukul satu dini hari," ujarku meyakinkan.
taehyung tampaknya tidak puas dengan ucapanku. lelaki itu segera mematikan televisinya dan berdiri. "aku ikut."
well, aku tidak akan menolak. lagi pula lebih baik ada teman dari pada sendirian.
setelah taehyung mengambil hoodie-nya, kami keluar rumah, tidak lupa mengunci pintu demi keselamatan nenek kim.
udara dingin daegu langsung menyambut kami berdua, membuatku merapatkan hoodie biru dongker yang kugunakan.
"kau serius lingkungan ini aman? gelap, dan lampunya remang-remang."
aku tertawa kecil mendengar kekhawatiran taehyung. "lihat, aku masih utuh."
"tidak mungkin. badanmu sangat kecil, jadi gampang untuk diperkosa."
aku berdecih mendengar ucapannya. "kau bisa lihat sendiri, aku baik-baik saja sampai sekarang. jadi tidak perlu khawatir."
"siapa tahu ada orang jahat tiba-tiba saja datang. tidak akan ada yang tahu. kalau kau diperkosa bagaimana? untung saja ada aku, mungkin jika kau keluar sendirian sekarang, tubuhmu sudah dibuang ke sungai saat ini."
"ck, kau terlalu berlebihan," ujarku.
kami kemudian berjalan dalam diam. tanganku terlipat di depan dada, mencoba untuk menghangatkan tubuhku.
"kalau dingin, tidak usah peluk diri sendiri. terlihat menyedihkan. untuk apa aku ada disampingmu kalau tidak bisa menghangatkanmu?" ujar taehyung tiba-tiba kemudian melingkarkan tangannya di pundakku, ia menarik tubuhku agar merapat dengan tubuhnya. aku bisa merasakan hangat rengkuhan tubuh taehyung dan napas hangatnya.
bukan hanya tubuhku saja yang menghangat, pipiku juga. sepertinya kedua pipiku sudah benar-benar merah saat ini. ada apa denganku? kenapa taehyung selalu saja membuatku merasa seperti ini? tapi sungguh, entah kenapa setiap kali taehyung melakukan skin-ship denganku, aku selalu merasakan kehangatan dan kenyamanan yang orang lain tidak akan pernah bisa berikan.
setelah beberapa saat berjalan, aku menghentikan langkahku, membuat taehyung juga mengerem langkahnya.
"ada apa?" tanyanya bingung.
"kita akan mengunjungi rumah itu," ujarku sembari menunjuk rumah yang benar-benar gelap.
"kau gila? bagaimana kalau ada hantu? bagaimana kalau hantu perawan di sana malah tertarik dengan ketampananku?"
aku menyikut tubuhnya sehingga lelaki itu mengaduh. "jangan berbicara yang macam-macam. ini rumahku," ujarku kemudian melepas rangkulan taehyung dan mulai membuka gembok di gerbang dengan kunci yang barusan kuambil di rumah nenek kim.
taehyung hanya memperhatikan dari belakang. lelaki itu juga sepertinya memindai seluruh tampilan depan rumahku.
"apa kau serius ke sana malam-malam begini?"
aku mendengus. "tae, jangan buat aku takut untuk masuk ke dalam rumahku sendiri."
"tapi aku serius. bagaimana kalau ada hantu yang menempatinya karena sudah lama tidak ditinggali?"
"rumah ini baru saja kosong kemarin, tae. ibu dan ayahku masih menempatinya hingga kemarin."
taehyung mengerutkan keningnya. "kenapa mereka tinggal di sini hingga kemarin dan kau di seoul duluan?"
"jangan banyak tanya," ujarku kesal. sebenarnya bukan bersifat pribadi sih, tapi dia terlalu banyak bicara dan aku malas menjawabnya.
setelah membuka gembok pintu pagar, kami masuk ke dalam pekarangan rumah yang sudah mulai tidak terurus. ibu dan ayah mana sempat mengurus tanaman karena aku tahu mereka sangat sibuk untuk mengurus kepindahan.
suasananya sangat gelap, membuat taehyung tidak bisa jauh-jauh dariku. tangannya merangkulku posesif, matanya tidak berhenti melihat sekitar. satu-satunya penerangan yang ada hanyalah flashlight ponselku.
"kau takut?" ujarku kemudian terkekeh.
aku bisa merasakan taehyung menggeleng. "t-tidak. k-kenapa harus takut?"
"kau tergagap tae," ucapku kemudian terkikik geli.
taehyung tidak merespon ucapanku, melainkan dia hanya menggerutu kesal.
setelah sampai di depan pintu masuk, aku segera membuka pintunya dengan kunci lain. saat pintu terbuka kami berdua langsung masuk dan aku menghidupkan saklar yang untungnya bertempat tidak jauh dari pintu masuk. beruntung ayah belum mematikan listrik rumah ini.
kami berdua berkedip beberapa kali untuk menyesuaikan terang setelah sekian lama di kegelapan. hal pertama yang terlihat adalah perabot rumah yang terbungkus kain putih.
keluarga kami memutuskan untuk meninggalkannya di sini karena suatu saat nanti pasti kami akan sekali-kali mengunjungi rumah ini. semuanya masih lengkap, terkecuali beberapa alat elektronik yang riskan untuk ditinggalkan.
"lalu apa yang ingin kau lakukan di sini?"
"ke kamarku, mengambil barang."
setelah itu aku bisa melihat perubahan wajah taehyung. entah apa yang dipikirkan lelaki itu sekarang.
( ͡° ͜ʖ ͡°)
KAMU SEDANG MEMBACA
Perks Of Knowing You; kth | ✔
Fanfici'm just happy to know you. -bahasa indonesia [lower case intended] 30032018 ::bxngtanism- '2018'::