Jangan menjanjikan apapun.
Jangan memperlakukanku seolah-olah akulah segalanya.
Karena jika kelak semesta memisahkan kita, aku tak perlu bersusah payah membunuh perasaanku terhadapmu.
-Cindy***
Sinar mentari pagi menerobos masuk melalui jendela. Perlahan kelopak Cindy mulai terbuka. Mengusap kelopaknya pelan, Cindy menajamkan penglihatannya yang masih samar-samar karena baru saja bangun dari lelapnya. Dan betapa terkejutnya gadis itu mendapati Kevin tengah duduk di tepian kasur sembari menatapnya lekat.
"Good morning." satu kata sapaan pertama dari Kevin yang Cindy dapatkan pagi itu.
Lantas Cindy tersenyum kecil seraya meregangkan tubuhnya dengan mengangkat kedua tangan ke atas. "Ngapain kamu di sini?"
"Lagi pengen lihat muka kamu aja." sahut Kevin sambil tak bosannya memandangi wajah gadisnya.
Cindy mendengus jengah. "Gombal!"
Kevin terkekeh ringan. Diambilnya sebuah kotak makan tupperware yang tempo hari pernah Cindy bawa namun berakhir terlempar ke lantai lantaran peristiwa tak mengenakkan yang dilihatnya.
"Aku mau balikin ini." Kevin menyodorkan tupperware itu pada Cindy yang langsung disambut mengerutnya dahi gadis itu dalam-dalam. "Waktu itu kamu ke kampus mau kasih makan siang kan ke aku?"
Kedua bola mata Cindy berotasi sempurna lalu ia mencerocos cepat. "Iya, tapi elonya lagi asik sama Nuri."
"Kamu bilang apa barusan?" ulang Kevin tak mendengar.
Cindy tergelak sambil mengibaskan tangan. "Eh, engga. Jadi kamu makan makanan yang aku bawain?"
Kepala Kevin mengangguk. "Iyalah... Masa makanan bikinan pacar sendiri nggak aku makan?"
Masih dalam posisi bersandar pada head board tempat tidur, Cindy menggaruk tengkuknya yang sama sekali tidak gatal lalu berdeham canggung. "Sebenarnya itu buatan Kirana sama Yerina hehehe."
Ada jeda selama beberapa saat di antara keduanya. Kecanggungan seketika mendomisili mereka. Kevin merutuki kebodohannya sendiri. Oh ayolah, bagaimana bisa Kevin melupakan kemampuan gadisnya yang tidak kompeten dalam dunia masak memasak?
Pengakuan Cindy mengubah Kevin menjadi salah tingkah. "Ah, gitu... Aku baru inget kamu nggak bisa masak."
Cindy menghembuskan napas pasrah. "Blak-blakan banget nih orang!" cerocosnya lagi.
"Tapi pantes aja rasanya agak terlalu asin." kilah Kevin berupaya tidak menunjukkan kesan baik terhadap makanan buatan Kirana dan Yerina.
"Asin banget?" ekspresi Cindy menjadi setengah panik.
"Manis kok."
Spontan Cindy mengerenyitkan kening atas jawaban Kevin yang sangat tidak masuk akal.
"Manis setelah lihat kamu pagi ini." Kevin mengeluarkan jurus gombalannya untuk menyenangkan hati gadisnya yang justru semakin mengesalkan Cindy.
***
Ternyata tupperware yang Kevin kembalikan bukanlah tupperware kosong melainkan berisi macaroni schotel panggang yang Kevin buat subuh tadi. Usaha Kevin berhasil mengembangkan senyuman Cindy. Membuat Kevin betah berlama-lama memandangi paras gadisnya yang sangat cantik.
Selagi Cindy makan, diam-diam Kevin mengagumi keindahan gadisnya yang berhasil memunculkan momentum debaran-debaran jantungnya. Entah dimulai sejak kapan awal mula ia menyukai Cindy, yang pasti tanpa disadari, keunikan seorang Cindy berhasil memikat keingintahuan Kevin untuk mengenal gadis itu lebih dekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
SIDE ( jjk x heb )
Fanfiction[Completed] Cindy Alexandra Xavier--cewek jurusan sastra inggris Universitas Nusantara udah lama suka sama Kevin--si ketua SEMA Universitas Nusantara. Cindy yang supel dan gayanya yang serampangan berbanding terbalik dengan Kevin yang dingin serta s...