Irene duduk di meja barunya, gadis itu memijat pelipisnya, astaga kenapa dia harus bertemu dengan nya lagi.
"Lo udah ketemu sama Presdir Kim?"
Irene hanya mengangguk. Ini gadis yang membisikinya tadi, dia tersenyum simpul.
"Kita belum kenalan. Nama gue Seulgi, cecan paling sexy di bagian desain."
"Dia Park Jimin, calon imam gue. Jangan di embat ya.." tunjuk Seulgi. Jimin yang merasa tertunjuk menoleh lalu tersenyum pada Irene.
"Dia Wendy. Ohhh ya nanti kalo ada yang aneh sama dia abaikan aja dia emang baperan, biasa dia habis diputusin sama gebetan nya. Tapi dia sangat perhatian.."
'Bukannya lo yang aneh, ya?' -Irene
"Itu yang ada di pojok, kulit nya kayak albino itu. Min Yonggi.. Dia Dikit-dikit tidur jadi maklum aja, tapi dia paling pinter desain di sini."
Irene hanya mengangguk-angguk. Udah.. Irene udah tau kalo nanti temen kerjanya akan se somvlak ini.
BRAKK!!
"Udah gosip nya. Nihh.. Anak baru.. Lo harus ngerjain ini semua. Jangan sampe terlewat."
"Itu siapa?"
"Ohhh.. Itu Nancy Jewel Mcdonie, sekretaris Presdir. Dia ratu ular.. Kita sering manggil nya gitu.. Sifatnya kayak ular.. Dikit-dikit nge drama, ini lah itu lah.. Apalagi kalo dia udah ketemu sama Presdir.. Dia bakal lengket kayak lem G."
"Tenang aja.. Soal proposal, gue bantuin dehh.. Tapi traktir gue ya.. Gue lagi bokek.. Ngga punya duit."
Irene hanya mengangguk, menanggapi Seulgi. Apa ini salah satu sifat Seulgi.. Dia cerewet kayak bebek. Irene pengen nge lakban mulut Seulgi.
"Ohhh.. Ya gimana dengan Presdir?"
Irene yang lagi ngerjain proposal serasa tersedak tapi dia tidak sedang minum.
"Ohhh.. Ya jangan heran kalo Presdir agak belagu karena ketampanannya. Dari pertama gue masuk ke sini, sifatnya emang beda dari cogan lain. Tapi dia sering kasih bonus kalo kita kerjanya bener."
Irene hanya mengangguk angguk.
"Rene.. Nanti kita makan siang bareng ya.."
"Loh.. Bos kok ada di sini?" Seulgi berdiri dari tempat duduknya.
"Lanjutin tugas kamu."
"Siap bos."
Seulgi kembali ke tempat duduknya. Presdir Kim menghampiri Irene yang masih sibuk dengan proposal yang diberikan Nancy.
"Rene.."
"Maaf bos, saya ngga bisa."
Presdir Kim menghembuskan nafasnya sebal. Gadis yang ada di depannya ini masih sama seperti dulu, tidak berubah sama sekali. Karena merasa teracuhkan Presdir Kim pergi dari ruangan desain.
"Rene, lo kenal sama Presdir Kim? Gimana bisa kenal? Kapan? Dimana? Sejak kapan? Buruan jawab gihh.."
Heiyy!! Mulutnya Seulgi bisa dikondisikan ngga!! Irene menutup telinganya.
Kini pendengar mulai bertambah, Jimin juga ada, Wendy juga ada bahkan si albino bangun dari tidurnya.
"Ngga mau ah.. Balik ke tempat kalian.. Gue lagi bete."
Melihat muka Irene yang menyeramkan,akhirnya mereka pergi ke tempat duduknya masing-masing.
"Irene menyeramkan, dia kayak hantu yang sering mangkir di atas pohon pak RT." Jimin bergidik ngeri.
"Emang lo tau kalo di pohon Pak RT ada hantunya?" Yonggi menjawab dengan nada mengantuk.
"Engga. Cuma sering denger emak-emak gosip masalah itu."
"Kerja sana! Apa lo mau desain lo gue hapus?" Wendy mulai sebel dengan pembicaraan Yonggi sama Jimin.
"Iya neng bantet."
"Lo yang bantet, Jim. Gue mah.. Sexy" Wendy mulai berpose.
"Heiyy!! Yang paling sexy di sini. Lo semua itu gemuk kayak sapi nya pak Amat." teriak Seulgi.
"Bisa diem nggak!! Gue lakban mulut lo satu satu, terus gue cincang sampe halus!!" Irene udah pegang lakban, mereka semua diem setelah Irene ngomong kayak gitu.
Satu hal yang mereka ketahui dari Irene. Kalo Irene marah dia akan ngamuk kayak istri yang ngeliat suaminya selingkuh.
°°°°°
"Lo yakin mau pulang sendirian?"
Irene hanya mengangguk.
"Yong anterin Wendy ya. Jim gue nebeng ya.. Biasa nggak ada duit buat bayar taksi. Ehh.. Rene, beneran nihh.. Nanti kalo ada apa-apa gimana?" Mulut Seulgi ngga bisa di kondisikan ternyata.
"Iya.. Buruan gihh.. Hujannya makin lebat. Gue juga bawa payung sendiri." Irene menunjukkan payung berwarna putih transparan pada Seulgi.
"Gue sama Wendy duluan Rene." pamit Yonggi.
"Hati-hati bawa Wendy. Nanti kalo ada yang lecet gue cincang lo."
"Siap nona Irene."
"Babaiyy baechu 💋. Hati-hati di jalan." Seulgi melaju sambil mendekap pinggang Jimin.
Irene tersenyum sambil melambaikan tangannya. Teman-teman kerjanya memang somvlak semua.
Irene membuka payungnya, tapi karena hujan semakin deras Irene mengurungkan niatnya. Ini sudah pukul 11.00 Kst. Mana mungkin bus lewat jam segini, nanti yang ada malah bus hantu. Irene bergidik ngeri.
Kalo dia nelpon papa dan nyuruh jemput.. Irene nggak enak, mungkin papa mama dan Jungkook udah tidur.
Sesekali Irene mengusap punggungnya karena kedinginan, hujan masih belum reda juga, malah makin deras, gimana Irene mau pulang.
Apa Irene menginap di kantor aja? Tapi kata Seulgi, kantor sangat menakutkan jika malam.
"Apa sangat dingin?" Irene merinding mendengar suara yang ada di belakangnya.
Lalu orang itu menyampirkan jasnya di tubuh Irene. Gadis itu hanya terdiam, sudah lama dia ngga merasakan ini semua.
"Kenapa kamu belum pulang?"
"Masih hujan bos."
"Rene.."
"Kapan lo nerima cinta gue?"
"Kak Taehyung belum berubah juga."
"Gue masih sayang sama lo, Rene."
"Udah, kak Tae. Irene udah punya gebetan."
"Beneran lo udah punya gebetan? Mana buktinya?" Irene gelisah.. Tapi semua itu masih bisa tertutupi dengan wajah datarnya.
"Bener kan. Ngga mungkin lo punya gebetan. Gue anterin balik ya."
Irene nggak menjawab pertanyaan Taehyung. Dan Taehyung terus menarik Irene menuju mobilnya.
Hayoo.. Ada yang penasaran sama Taehyung? Sebenarnya siapa sih Taehyung itu? Jangan lupa voment.. Gue sangat berharap banget kalo ada yg mau voment..
Ohhh ya sebenernya ini ada fotonya.. Tapi entah kenapa Wattpad nya yg eror atau hp ku ya eror..
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boss ✔️ [kth]
FanfictionADD DULU BARU BACA!! Vrene Area!! (Kim Taehyung >< Irene) BANGTAN VELVET Irene, gadis cantik yang bekerja di perusahaan Kim yang tak lain adalah perusahaan Kim Taehyung kakak kelas nya dulu dan orang yang selalu mengganggunya. ©Vrene