Bab - 4

57 16 22
                                    

Setelah perkemahan Minggu lalu usai, Aenor hidup seperti biasanya lagi. Menjalani hari tanpa sahabatnya. Ia berusaha kuat dengan keadaan seperti itu. Tidak terasa semester 1 telah habis.

Hasil belajar pun akan diterima oleh Aenor. Di dalam hatinya, ia berharap menginjak peringkat 10. Agar ia tak mengecewakan ke - 2 orang tuanya.

Aenor selalu kedapatan menjaga meja tamu. Seketika datanglah temannya yang duduk bersebelahan dengannya. Beberapa saat ia mengintip ke dalam kelas. Ia merasa gugup ketika namanya dipanggil.

Saat keluar kelas, ibunya Aenor terlihat senyum girang. Dalam hatinya,
" Mungkin nilaiku membaik, jadi ibu terlihat gembira. Semoga saja seperti itu." Ucapnya.
"Nor, kamu mau pulang sekarang ?" tanya ibunya.
"Hah ? Bentar lagi ya bu.. Aenor mau main dulu, kan bentar lagi libur panjang." jawab Aenor memohon.
"Oh ya udah. Nanti ibu tunggu di kantin SD saja ya." jawab Ibunya sambil meninggalkan kelas.

Setelah semuanya bubar, ia berfoto - foto dengan temannya. Untuk dikenang lah ya.

Liburan pun telah tiba. Aenor merasa bosan dengan kegiatan yang dilakukannya. Akhirnya, ia memutuskan untuk berlibur di rumah neneknya. Ia dijemput oleh pamannya.

Neneknya tinggal di sebuah pedesaan. Itulah hal yang disukai Aenor. Ya, Aenor adalah pecinta alam. Setiap ia kesana, ia selalu memandang alam nan hijau.

Aenor pun tiba di rumah neneknya. Tetapi tetangga neneknya seperti aneh melihat kedatangan Aenor. Karena sudah lama Aenor tak kesitu.
"wih...ini siapa ya ? " ucap seorang nenek.
Aenor tahu bahwa itu neneknya, tetapi Aenor diam saja, biar surprise katanya.

"Nenek....masa nenek tidak ingat dengan aku ?" Aku ini cucumu loh...hehehe" ucap Aenor terkekeh.
"oohh...kamu cucu nenek...beda sekali nak.." ucap neneknya bergetar.

Setelah itu, Aenor langsung pergi ke kamarnya. 'Rasanya enak sekali tinggal di pedesaan' batin Aenor bergumam. Kehidupan di kota dengan desa jauh beda sekali. Hari itu awal dari kisah cinta Aenor.

Beberapa hari Aenor tinggal di rumah neneknya, sudah banyak anak pria yang menyukai Aenor. Tetapi, Aenor tak menyadari itu. Sampai akhirnya, seorang dari teman sepupunya mendapatkan kontak Aenor.

Orang itu mulai menghubungi Aenor, tetapi Aenor tak kunjung menjawabnya. Karena ia tidak tahu siapa yang menghubungi dirinya.

Telepon terus berdering, terpaksa Aenor mengangkatnya.
"Hai." suara terdengar dari seberang telepon.
"Hai juga.." jawab Aenor ragu.
"Hem..ini siapa ya? Kok bisa hubungi saya?" Aenor mulai bertanya.
"Aku teman sepupu kamu. Aku lihat kamu itu orangnya cantik terus manis lagi. Aku mulai jatuh cinta sama kamu, Nor." jawab lelaki itu.
Otak Aenor mulai berpikir dengan kerasnya. Karena kaget ia memutuskan sambungan teleponnya.

Semenjak hari itu, Aenor mulai jaga jarak dengan pria itu. Tapi semakin ia menjauh, semakin ia tak bisa melupakan pria itu. Sampai akhirnya, pria itu menembaknya. Dorr....eh bukan tembak beneran juga kali..

Aenor bingung, harus terima atau tidak. Karena gejolak hatinya, ia memutuskan untuk menerimanya. Hubungan asmara pun terjalin dengan cepat.

Lama kelamaan Aenor mulai takut dengan pamannya. Takut ketahuan maksudnya. Kalau sampai ketahuan ia akan langsung dikirim pulang lagi ke kota. Rasa panik menghantui Aenor terus.

Tepat pada bulan Maret, pria yang dulu mencintai Aenor itu memutuskan untuk meninggalkan Aenor. Aenor tak terima dengan sikapnya yang seperti itu. Ia pun merasa sakit hati dengan pria itu.

Tetapi baru 2 minggu ia putus dengan kekasihnya, sudah ada pria lain yang mengisi ruang hatinya. Siapa lagi kalau bukan sahabat karib sepupunya. Pria itu bernama Kenzi.

Aenor melihat pria yang satu ini agak malu - malu rupanya. Karena ia hanya berani menghubungi lewat SMS. Sudah lama kenal, Aenor bertekad mengobati sakit hatinya dengan menjalin asmara dengan pria itu.

Aenor rupanya sangat mencintai pria itu. Ya gimana tidak cinta, dia pria idaman wanita. Pria yang bisa merayu wanita, bermain gitar dengan hebatnya, yang selalu perhatian dan bertanggung jawab.

Satu hal yang membuat Aenor betah tinggal di rumah neneknya adalah pria yang satu ini. Tetapi baru beberapa hari ia merasa senang, ia harus merelakan waktu liburannya telah habis. Ia langsung pulang bersama pamannya ke kota.

Kehidupan kota lagi. Tak ada bedanya dengan hidup Aenor yang penuh dengan lika - liku. Rasa tidak suka Aenor kepada Freeda, selalu terobati dengan teman cowoknya di desa. Ia senang memiliki teman cowok seperti itu.

Aenor terus berpikir tentang hubungan yang dia jalani sekarang terasa begitu sulit untuk dilanjutkan. Karena sikap ibunya yang tidak menyukai teman pria Aenor itu. Karena ibunya tahu bagaimana seluk beluknya pria itu.

Tetapi karena cinta, ia terpaksa melanjutkan hubungannya secara diam - diam. Di benaknya, hanya terpikir apakah ibunya akan selalu mengecek ponsel Aenor. Ya benar sekali, hal itu pun terjadi. Percakapan mereka diketahui. Aenor kena marah habis - habisan oleh ibunya.

Karena hal yang ia takuti akan terjadi lagi, ia memutuskan untuk putus hubungan dengan pria itu. Hubungan mereka hanya berjalan 3 bulan. Kehidupan Aenor seperti itu saja, tak pernah berubah. Tidak terasa, liburan Aenor pun telah selesai.

Ia akan bertemu dengan teman baru di kelas 2 SMP. Tetapi Tuhan masih baik kepada dirinya. Ia masih berjalan bersama dengan sahabatnya di kelas 7. Mereka adalah Agassi, Aafreeda dan Zeus.

Cukup TauTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang