Lima menit lagi ujian tengah semester di mulai namun Tanjung tidak juga memperlihatkan batang hidungnya, Ema sudah berkali-kali menatap pintu namun bukannya Tanjung malah mahasiswa lain yang muncul.
"Kak Tanjung kemana? Gak lupa kan sekarang UTS?" Ema mengigiti kuku ibu jarinya, kebiasannya saat sedang gugup.
"Eh Sin" Ema berbalik hingga mengintrupsi gossip Sinta dengan teman di sampingnya.
"Apa? Ih orang lagi seru juga"
"Jangan ngegosip mulu, belajar! Btw elo ada pulsa ga Sin?" Ema menyengir lucu.
"Nih, banyak kalau pulsa doang mah" Sinta mengeluarkan ponselnya dan memberikannya pada Ema.
"Matati Sinta cu~" Ujar Ema dengan nada menggemaskan hingga membuat Sinta mengipas-ngipaskan tangannya meminta gadis itu jauh-jauh dan tidak menganggu acara rumpi-rumpinya.
Ema keluar dari ruang kelasnya agar bisa menelpon Tanjung, Entah sejak kapan anak gadis pak Sandjaya jadi sepeduli ini dengan teman sekelasnya.
Padahal dulu Sinta tidak datang saat ujian semesterpun Ema tidak perduli, ya Ema perempuan yang se cuek itu. Setidaknya sebelum Tanjung datang.
"Halo kak"
"Hmmm" Jawab Tanjung dengan lenguhan khas baru bangun tidur hingga membuat Ema berdecih sebal.
"Lima menit lagi ujiannya di mulai loh dan kakak baru bangun?" Ema terlihat galak dengan ekspresi kesalnya walaupun sebenarnya percuma karena Tanjung tidak akan melihat tatapan mengintimidasi Ema itu.
"Kok Ema tahu kakak baru bangun?"
"Itu suaranya? Masih suara bantal"
Tanjung terkekeh "Sejak kapan bantal punya suara Ema?"
"Kak Tanjung gak usah banyak cincong, mau ujian gak? Mau lulus gak?" Tanya Ema bertubi-tubi.
"Ya mau Em, bosen nih jadi mahasiswa"
"Ya kalau mau ke kampus sekarang"
"Kalau kakak ke kampus sekarang, apa hadiahnya?"
"Loh kok Ema yang ngasih hadiah, kan ini demi kebaikan kak Tanjung? Kok Ema yang tekor?"
Sekali lagi Tanjung terkekeh, ingin rasanya Tanjung menjepit pipi Ema yang gembul itu dengan jemarinya apalagi membayangkan pipi tembem itu mengomel tidak berhenti, kalau bisa Tanjung ingin mengigitnya saja saking gemasnya.
"Kan biar kakak termotivasi, kakak saranin hadiahnya mau?" Tawar Tanjung.
"Apa emang?"
"Kalau kakak ke kampus sekarang habis ujian Ema harus nemenin kakak nonton. Gimana?"
"Ini kak Tanjung ngajakin Ema nonton di bioskop?"
"Bukan, nonton PSM di Stadion andi Mattalata. Ya, iyalah Em. Mau?"
"Tapi kak Tanjung harus ke kampus dulu"
"Bilang iya dulu"
"Iya.. iya" Jawab Ema pada akhirnya.
"Tengok kanan deh, kakak udah di sini"
Segera saja Ema berbalik dan mendapati Tanjung yang rapi dengan kemeja hitam di bungkus jaket putih dan rambutnya yang terlihat terawat hari ini melambai ke arahnya.
"Udah nyampe, jadi abis ujian nonton yah sama kakak"
Ema menutup sambungan teleponnya lalu menyilangkan lengannya ke depan dadanya angkuh "Kak Tanjung ih, hobby banget ngerjain Ema. Tadi Ema nelpon kak Tanjung dimana?"
"Udah di parkiran. Hahaha" Tawa Tanjung meledak karena puas dengan ekspresi Ema yang kesal namun tetap menggemaskan.
"Pinter acting yah kak"
"Kan anak Seni Em" Tutup Tanjung sambil mencubit singkat pipi tembem yang selalu ingin ia jepit itu.
🏝🏝🏝
"Naik motor gak apa-apakan Em? Apa mau naik taksi online berdua? Biar supirnya jadi hit magic gantiin Lucas"
Ema terkekeh lalu dengan senang hati menerima helm dari Tanjung "Kasian ih Lucasnya di samain obat nyamuk eletrik"
"Gak apa-apa dari pada obat nyamuk bakar atau semprot, yang eletrik lebih kekinian" Entahlah, dengan Tanjung Ema merasa semuanya bisa di bicarakan dan di jadikan lelucon termasuk dengan jenis-jenis obat anti nyamuk.
Tanjung sudah melajukan motornya keluar dari gerbang kampus, rasanya bangga dengan perempuan secantik Ema di belakangnya "Siang pak" Tanjung bahkan menyapa satpam yang sedang bertugas di pintu keluar.
"Tanjung, cantik pacar mu" Puji pak satpam.
"Ya iyalah, sayakan ganteng pak" Jawaban Tanjung sukses membuat Ema mendaratkan pukulan pelan di punggung Tanjung.
"Sebenarnya kakak gak tahu mau nonton apa Em, entar Ema aja yang pilih mau nonton apa di bioskop" Tanjung membantu Ema membuka helmnya setelah memarkirkan sepeda motornya di depan halaman parkir Mall panakukang.
"Loh kan kakak yang mau nonton film"
Tanjung menggeleng.
"Siapa yang mau nonton film? Orang kakak maunya nonton Ema"
🏝🏝🏝
Ema, Tahu film yang terputar selama 24 jam nonstop tanpa membuat penontonnya bosan? Filmnya berjudul wajah cantik mu, dan penontonya hanya aku - Tanjung Enggar Ismail.
-To be continued -
Suka sama cerita ini? Dukung aku di trakteer.id yuk linknya ada di bio.
(Don't forget to touch the stars Button if you like the story 😊 👉🌟)
KAMU SEDANG MEMBACA
TANJUNG
General FictionThis works is protected under copyright laws of Indonesia. =============================== "Jadilah pantai ku, kelilingi aku, tetaplah di samping ku." Tanjung Enggar Ismail mahasiswa semester 12, seniornya senior, legend, and the last one adalah ju...