26. Harusnya

23 4 0
                                    

Hari yang meruapakan surga dunia bagi setiap siswa yang ke bagian pelajaran Matematika dan gurunya berhalangan hadir. Seperti sekarang ini, meskipun sudah menginjak kelas tiga tapi halangan hadir bukanlah sesuatu yang buruk. Malahan mereka senang kala itu. Terbukti kini mereka tengah asik mengobrol ria.

"Girls ke mall kuy" Ajak Azkayra yang merasa rindu dengan kebersamaan para sahabatnya.

"Couple-an?" Azmia kini ikut menimpali.

"Boleh tuh biar seru kalo banyakan" Tambah Adeeva yang antusias sekali.

Yasna menghela napas. "Yah, ini kan acara kita, gak bisa kita aja? Biar sekalian kangenan gitu kan udah lama juga" Ia menyampaikan ide pikirannya.

"Nah boleh juga tuh kita kan udah lama gak kumpul barengan juga" Jawab Aura menyetujui ucapan Yasna.

Azkayra menggeleng. "Dengerin gue ya Ra, Yas. Kan seru kalo banyakan, lagian kan jarang-jarang juga kita bisa jalan couple-an" Tegasnya, seakan tak ingin dibantah.

"Ya udah deh, gue ikut aja" Yasna pasrah dengan keadaan, ia tak mau melawan sikap Azkayra yang kalo ada maunya harus dituruti.

Pandangan Aura beralih pada Edlyn yang sedari tadi hanya diam tanpa kata. "Lyn, lo ikut kan?" Tanyanya.

Edlyn nampak berpikir. "Hmm.. Kayaknya gue gak bisa deh" Jawab Edlyn seadanya.

"Lho, kok lo gitu sih?" Kini Azmia yang ikut bertanya.

"Iya, alasannya apa?" Tambah Yasna.

"Gue udah janji sama Kak Adit" Ada rasa tak enak pada mereka, tapi Edlyn harus mengatakannya.

"Ngapain?" Adeeva bertanya karena ingin tahu.

Edlyn mengangkat bahunya. "Gue gak tahu, tapi kemarin dia cuma bilang pas pulang gue di jemput" Tuturnya.

"Hah? Gak takut di culik lo, Lyn?" Memang kadang-kadang Azmia perlu dicuci otaknya agar tak ada perkataan yang ngawur seperti ini.

Aura menoyor pelan Azmia. "Ya enggak lah, Mi Kak Adit itu sepupunya" Aura menjelaskan.

Azmia hanya menampilkan deretan giginya. "Oh iya, gue lupa" Jawabnya seraya menggaruk tengkuk yang sama sekali tak gatal.

***

Hari mulai sore. Siswa pun dipersilahkan untuk meninggalkan area sekolah. Seperti yang direncanakan, DIAZLYNA dan JESIX akan pergi ke mall untuk jalan-jalan bersama. Yang tentunya tanpa Edlyn dan Abyan.

"Lyn, serius lo gak ikut?" Tanya Azkayra memastikan saat mereka tengah berada di area parkiran sekolah.

Edlyn menggeleng kemudian menatap Azkayra. "Kalian have fun aja. Gue terlanjur ada janji" Jawabnya seraya tersenyum.

"Lo gak ikut bukan karena gue gak ada kan?" Tanya Abyan sekaligus menggoda Edlyn.

Karena jelas DIAZLYNA dan JESIX masih ada, dan kumplit tanpa terkecuali. Katanya mereka akan menunggu Edlyn sampai Kak Adit menjemputnya, biar mereka berangkat bersamaan meskipun berbeda tujuan. Abyan selalu bersikap biasa pada Edlyn. Maupun sebaliknya. Meskipun ia pernah ditolak olehnya. Tapi ia percaya, Edlyn hanya butuh waktu saja. Dan ia tak bisa marah pada Edlyn.

"GR lo, Yan" Jawab Edlyn yang diselangi dengan tawanya.

"Ck.. Ck.. Ck.. Demen gue kalo lihat kalian akur gini" Gumam Kalvin yang masih dengan jelas terdengar.

"Berisik!!" Edlyn dan Abyan menjawabnya hampir bersamaan.

"Emang dasar jodoh, ya mau gimana lagi" Timpal Aulian diiringi dengan tawa sahabatnya.

"Edlyn!?" Panggil seseorang dari jarak yang cukup jauh, tapi seseorang itu menghampiri orang yang dipanggil nya.

Mereka menautkan alisnya heran. Seakan bertanya siapa orang itu.

Edlyn tersenyum sekilas. Ia pernah melihat orang ini, tapi ia lupa lagi. Melihat Edlyn tersenyum pada orang itu, mereka mengira itu temannya. Seseorang itu semakin dekat. Di saat semua orang menatapnya biasa, ada seseorang yang melihat dengan tatapan mengintimidasi, ia adalah Abyan. Ia menilai setiap gerak-gerik orang itu, siapa tahu saja orang itu yang menjadi alasan Edlyn tak menerima cintanya.

"Lo Edlyn kan?" Seseorang itu bertanya pada Edlyn yang hanya menjawabnya dengan anggukan. "Ayo kalo gitu" Ajaknya.

"Bentar!?" Ketika Edlyn akan mengikuti langkah seseorang itu tertahan kan oleh ucapan Abyan.

Abyan mengarah ke Edlyn, kemudian ia membisikkan sesuatu. "Dia sepupu lo?" Tanyanya yang dijawab dengan gelengan. "Terus siapa?" Ia merasa penasaran.

"Gue pernah lihat dia, tapi gue lupa. Kayaknya teman sepupu gue deh" Balas Edlyn dengan cara yang sama.

"Ekheemm" Melihat kondisi yang tak semestinya, seseorang itu lalu berdeham sejenak. "Gue Rafa, temannya Adit. Gue rasa lo pernah liht gue kan,Lyn?" Kemudian ia kembali bersuara.

Edlyn terperanjat saat mengingat sosok Rafa. "Oh iya, gue ingat. Kak Rafa yang BFnya Adit kan?" Tanya Edlyn memastikan dan diangguki oleh Rafa. "Lo ngapain ke sini Kak?" Tambahnya.

"Jemput lo"

"Kok?"

"Iya, Adit ada perlu dulu jadi gue yang jemput lo" Edlyn pun mengangguk mengerti.

"Ya udah kalo gitu gue duluan ya" Pamit Edlyn pada para sahabatnya.

"Oke hati-hati, Lyn"
















***
TBC..
Jangan Lupa Voment..

All About UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang