Bab 5. Putih Abu-abu (Jangan hakimi aku)

813 48 10
                                    

Siapakah dia ???
Yang hanya sepatah kata membuatku terdiam...
Diam dalam ketidaktahuan...
Remang!!

                              *********

Aku masih terdiam di tempat, berusaha mencerna perkataan laki-laki barusan.
"Dasar bodoh!!" sepertinya kata itu terus terngiang di telingaku. Seperti sebuah rekaman suara rusak yang terus di ulang. Beberapa detik aku masih diam. Sampai sebuah tepukan keras menyadarkanku.

"Lo nggak masuk, Sal ?" Tanyanya. Suara cempreng itu..benar, Erina.
Aku menoleh.

"Ah iya." Jawabku gugup, dan langsung jalan ngeloyor ke kelas.

"Udah gitu aja ?" tak habis pikir. Kesal. "Jadi gue di tinggal ? Setelah susah payah gue samperin..gue di kacangin gituh ? Balesan buat gue, Erina yang malang." Ngedumel sendirian. Mungkin jika ada yang melihat gadis itu, pasti mereka akan berfikiran. Dia gila.
Namun sekesal apapun gadis itu, ia mana bisa marah dengan gadis bercadar temannya. justru ia malah semakin penasaran.

Apa yang sudah terjadi ???

Jam pelajaran pagi itu akhirnya berjalan normal. Bahasa indonesia. Namun Konsentrasiku pecah, karena teman sekelasku sesekali melirik kearahku dan di lanjutkan bisik-bisik dengan teman sebangkunya.

Apa ada yang salah lagi denganku ??

                         ******


"Sal, ceritain ke gue." menatapku tajam. "Barusan orang yang nungguin lo di depan kelas itu si makhluk batu ?" dahinya berkerut kasar, mata sitipnya menatap lurus tajam. Menusuk mata lawan bicaranya.

"Makhluk batu ? Siapa ?"

"Yaelah, itu loh si Ardhan."

"Ardhan ?" tanyaku.

"Jangan bilang lo nggak kenal!!" mendecak lidahnya kuat. Menebak kemungkinan kecil yang akan membuat gadis cantik itu naik pitam.

"Iya." singkat. Mendengar jawabanku si Erina jadi geram sendiri. Baru saja ia menepis fikiran itu, tapi kenapa malah benar terjadi ? Ia membenamkan wajah cantiknya itu di atas meja. Rasanya seketika darahnya naik, percuma ngomong sama gadis di depannya itu.

"Udahlah, percuma ngomong sama lo. Gue jadi ubanan sendiri kalau kayak gini." pasrah. "Kekantin yuk.." ajaknya kemudian.

"Kayaknya aku nggak bisa, aku mesti ke perpus. Banyak daftar buku yang pingin aku baca." tolakku lembut.

"Yah...kenapa mesti ke perpus sih ? Tahu sendiri kan..gue ini alergi buku tahu nggak!! Mana bisa gue ngikut lo.." keluhnya.

"Ya udah, aku ke perpus sendirian juga nggak papa kok. Kamu kekantin aja." tersenyum. Eh, yang di senyumin malah cemberut.

"Beneran..." tanyanya memastikan.
Aku mengangguk pelan. "Okay, gue ke ke kantin. Jangan kangen gue loh!!! Emang gue ini orangnya ngangenin. Tapi...Jangan rindu, berat. Lo nggak akan kuat. Biar gue aja." PDnya kumat.

(Kayak kenal kan, kata-kata tadi ? Maaf, author copas percakapan di film yang sempat booming.😁 tahu kan yah apa judul filmnya...
Emang sih,  author nggak pernah nonton nih film.😁 selera orang beda-beda.)

Cinta di antara Tilawah dan Do'aTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang