[CHANBAEK SHORT STORY]

Konselor Baek

Baekhyun adalah pendengar yang baik.

Itu yang teman-temannya katakan setelah mencoba untuk berbagi kisah dengan anak manis itu. Dia mungkin tidak selalu memberikan solusi yang baik, tetapi sikap empati yang ditunjukannya cukup membuat orang merasa nyaman untuk sekedar bercerita mengenai masalah keseharian mereka.

Dan disini lah Baekhyun sekarang. Sebagai seorang konselor. Ia membuka praktek sejak dua tahun lalu dan sukses membuat namanya tersohor sebagai konselor yang sangat baik.

Menjadi seorang konselor kau di tuntut untuk menjadi pendengar yang aktif, memiliki rasa empati yang tinggi, refleksi yang bagus, dan permainan gesture yang menunjukan bahwa kau memang jembatan untuk jalan keluar suatu permasalahan.

Salah satu gesture yang Baekhyun sukai adalah duduk menghadap klien dan menatap lurus kearah matanya. Menurutnya posisi seperti itu adalah saat yang bagus untuk membangun hubungan saling percaya dan rasa nyaman antara konselor dan klien.

Tetapi siang itu, di pertengahan bulan Juli untuk pertama kalinya Baekhyun ingin merutuki untuk siapapun yang telah membuat gesture itu menjadi wajib dalam dunia konseling.

Selama karirnya baru kali ini Baekhyun berpikiran untuk lebih menyembunyikan dirinya dibawah meja ketimbang menatap wajah kliennya yang kini duduk rapi di hadapannya.

Seorang dengan setelan jas mahal. Duduk angkuh di depannya. Matanya menatap lurus kearahnya seakan siap menerkam. Seluruh hal itu sukses membuat bulu kuduk Baekhyun meremang ditambah getaran pada tangannya yang kian menggila.

Baekhyun menghela nafas. Bagaimanapun dia harus profesional sekalipun kini yang duduk dihadapannya adalah mantannya, mantan kekasihnya lebih tepatnya. Bertemu di situasi seperti ini bukanlah hal yang Baekhyun impikan sama sekali.

Baekhyun menarik nafas pelan, sebelum menarik pita suaranya dengan susah payah. Masa bodoh dengan tata krama cara mengawali sebuah konseling. Baekhyun ingin mengakhiri ini dengan cepat.

"B-bisa kita mulai konselingnya, Park Chanyeol-ssi?"