Shani sibuk menyiapkan perlengkapan untuk bepergian selama tiga hari, memilih beberapa potong pakaian, serta tak ketinggalan peralatan mandi.
Sementara disebelahnya, Gracia menatap tak suka ke arah Shani. Pakaian yang telah diletak kedalam koper, dikeluarkan lagi oleh Gracia. Shani menghela napas, menatap sendu wajah Gracia.
"Kenapa lagi sih, Gracia?" Gracia tidak menanggapi, Ia masih asik menghamburkan isi koper.
"Kamu jangan pergi, lah," Ia mengambil handphone milik Shani, mengecek grup chat "tuhkan, kamu banyak seminar. Terus jadwal kuliah kamu padet, masa kamu tinggal."
Shani merampas handphone dari tangan kekasihnya itu, memasukannya kedalam saku jaket.
"Aku ngga bisa, aku udah sering nolak ajakan dia, tahu." Gracia menatap sengit lawan bicaranya itu.
"Kamu lagi ngga ada uang loh, Shan. Papa masih diluar kota dan belum transfer uang bulanan kamu." Shani memasukan lagi pakaian kedalam koper miliknya.
"Ya, kan, aku di ajak. Dia kok yang nanggung semuanya, aku bisa apa. Kasihan, dari dulu ngga pernah kesampaian buat liburan bareng, jadi ini waktu yang pas, kan?" Jawabnya.
"Ya tapi kenapa harus berdua, sih." Rengek Gracia.
"Ya dia kan temenku, masa ngajak kamu. Dia aja ngga kenal sama kamu," Shani mencubit pipi Gracia dengan gemas. "Waktu itu kamu pergi liburan sama Frans, aku biasa aja. Ngga ada tuh larang-larang kamu." Tambahnya.
"Ya frans kan temenku. Lagian aku larang kamu karena kamu mau bolos kuliah, aku ngga suka, ya, kamu bolos-bolos." Tegas gadis itu.
"Jatah absenku belum kepake, jadi ngga apa-apa. Jangan lebay deh." Kesalnya.
"Kalo aku larang kamu pergi, karena aku cemburu, gimana?." Lirih Gracia.
"Hooo, jadi kamu cemburu? Hahaha" Shani tak dapat menahan tawanya, Ia menarik tubuh Gracia kedalam peluknya. "Gini ya, Gracia, aku sama dia temenan udah dari SMP. Aku tahu banget sifat dia gimana, aku ngga mungkin bikin dia kecewa. Aku cinta kamu, itu cukup. Jangan merasa kamu tersaingi sama dia." Jelas Shani.
"Tapi, aku ngga pernah liburan bareng kamu." Protes Gracia.
"Pulang dari sana, kita liburan, ya. Biar kamu seneng, udah ya. Jangan berantakin lagi, cape tahu beresinnya." Titah kekasih Gracia.
"Kita bikin perjanjian ya, Shan." Gracia masih belum menyerah.
Shani mengangguk malas. "Bilang sama Vino, jangan bikin snapgram, apalagi sampe tag akun kamu. Kamu juga harus hubungi aku setiap waktu, kalo kamu langgar, kamu bakal tahu akibatnya." Ancam Gracia.
"Ya, aku janji."