Cafe
Sekarang jam sudah menunjukkan pukul 3 sore dan aku masih berada di sini. Tapi tidak lagi bersama Mina. Pasti kalian bertanya kemana perginya Mina? Apakah aku seorang diri saja atau dengan siapa aku berada sekarang? Mengingat yang Mina lakukan tadi sungguh membuatku kesal. Teganya dia melakukan hal itu terhadapku. Tunggu saja pembalasanku esok hari.
~~~~~
"Bolehkah aku bergabung dengan kalian?"
"Oh guru Yoon. Tentu saja boleh. Silahkan duduk." Jawab Mina kepada orang yang tadi bertanya tanpa berdiskusi denganku terlebih dahulu. Aku hanya bisa melampiaskan kekesalanku dengan mencubit paha Mina.
"Auw" reaksi Mina terhadap cubitanku.
"Ada apa guru Kang?" tanya guru Yoon setelah mendengar rintihan Mina.
"Ah tidak ada apa-apa guru Yoon. Tadi ada seekor nyamuk yang menggigit kakiku. Bukan hal yang serius. Apakah guru Yoon baru pulang? Tidak disangka dapat bertemu di sini."
"Hahaha. Sebenarnya aku cukup sering datang ke tempat ini. Selain karena menunya yang enak, juga tempatnya sangat bagus untuk bersantai. Apa guru Lee dan guru Kang juga sering datang ke sini?"
"Wah tidak disangka orang seperti guru Yoon ternyata juga senang datang ke sini. Iya, aku dan Jieun kadang senang datang ke tempat ini. Benar seperti kata guru Yoon selain menunya yang enak, tempatnya juga sangat pas untuk bersantai." Jawab Mina karena dia tahu bahwa aku tidak akan mengatakan sepatah kata pun.
"Ah iya panggil saja aku Mina dan panggil dia Jieun. Kita tidak perlu terlalu formal di luar sekolah, guru Yoon." Lagi ucap Mina tanpa persetujuanku. Bagaimana bisa seenaknya dia menentukan cara orang lain memanggilku.
"Baiklah Mina. Kalau begitu jangan panggil aku dengan guru Yoon cukup panggil saja Dujun."
"Okay Dujun oppa." Oppa? Ah benar dia lebih tua dari kami. Wajar saja kalau kami memanggilnya oppa. Ketika mereka sibuk berbincang, aku tetap dengan keputusanku untuk diam. Aku tidak tahu apa yang harus aku katakan. Sangat aneh rasanya ketika berhadapan dengan seseorang yang pernah mengutarakan perasaannya padamu. Bahkan aku belum memberikan jawaban atas perasaannya. Disaat diriku bergelut dengan pikiranku, perkataan dari Mina menyadarkanku.
"Aahh gawat!! Aku lupa kalau ada janji dengan eommaku. Jieun-a, Dujun oppa maafkan aku harus pergi sekarang. Tidak apa-apa kan kalian aku tinggal berdua di sini? Aku benar-benar harus pergi sekarang. Mianhae." Kata Mina sembari mengambil tasnya dan dengan cepat meninggalkan aku dengan laki-laki ini tanpa memberikan aku kesempatan untuk menahanannya.
Apa maksud Mina meninggalkanku dengan laki-laki ini? Mengapa dia harus berbohong mengatakan ada janji dengan eommanya padahal eommanya sedang ada di luar kota? Kang Mina!!! Tunggu pembalasanku besok.
~~~~~
Itulah kisah dibalik keberadaanku saat ini dengan Dujun oppa. Setelah kepergian Mina, aku masih tetap dalam diamku. Masih berkutat dengan kebingunganku tentang apa yang harus aku katakan atau bicarakan. Hingga akhirnya perkataan Dujun oppa memecahkan keheningan di antara kami.
"Jieun, apa dirimu baik-baik saja?"
"Ah aku baik-baik saja guru Yoon."
"Tidak perlu memanggilku dengan formal begitu. Cukup panggil saja aku oppa." Katanya dengan tersenyum
"Baiklah Dujun . . . . . oppa" Jawabku dengan canggung
"Hahaha. Pasti dirimu sangat canggung kan saat ini?" Tanyanya kepadaku. Aku hanya dapat tersenyum mendengar pertanyaannya. Dan aku rasa senyumanku sudah dapat mewakili jawabanku atas pertanyaannya tadi.