2.5 comeback

1.9K 75 0
                                    


Pagi ini Dara tidak sekolah karna harus mengikuti sidang lanjutan masalah cafenya kemarin. Sebenarnya tidak perlu, mengingat ada Radit yang bisa menangani semuanya. Tapi Dara tetap ingin mengikuti sidang itu karna ia penasaran bagaimana rupa hakim yang sudah disogok oleh papanya.

Dara menghampiri Radit yang menjemputnya di rumah. Mereka akan pergi bersama ke pengadilan pagi ini. Membicarakan beberapa hal saat di perjalanan nantinya.

" Masuk Ra." Ucap Radit menyuruh Dara masuk ke dalam mobilnya. Dara duduk di bangku samping kemudi dan memasang sabuk pengaman. Setelah itu Radit menjalankan mobilnya perlahan keluar dari perumahan tempat Dara tinggal.

" Kemungkinan kita menang kira-kira berapa ya om?" Tanya Dara.

" Mungkin sekitar 10 persen. Kita tau aja hakimnya gimana." Jawab Radit tidak bersemangat. Keduanya tau bahwa Fadli sedang bermain curang. Hanya saja mereka tidak punya bukti karna Fadli bermain begitu bersih.

Dara bergumam tidak jelas. Masih dengan pikiran yang berkecamuk, Dara membuka kunci layar ponselnya. Cewek itu membuka roomchatnya bersama Alfy kemarin.

Setelah tidak bertemu ataupun bertukar pesan satu minggu kemarin, mereka kembali berhubungan seperti biasa. Alfy kembali mengiriminya pesan receh seperti dulu.

Dara mengulum senyumnya saat membaca prank text –yang sayangnya gagal –dari Alfy kemarin malam. Jika saja tidak ada om Radit di sampingnya, Dara akan tertawa keras. Tapi mengingat ia masih punya malu, Dara menahan tawanya.

Alfy :Aku cemburu pada hujan yang jatuh di kulitmu.

Alfy :Yang lebih dekat dari tanganku.

Alfy :Oh,aku cemburu pada hujan.

Karna aku mendoakan mu terbaik dari apa yang bisa dunia berikan.

Dara :-jealous, labrinth

Alfy : Yah ketauan :(

Dara : :v

Membaca ulang history chatnya bersama Alfy membuat mood Dara seketika meningkat drastis. Sungguh terasa menyenangkan bisa mengenal Alfy sejauh ini. Cowok yang dari tampangnya cool abis, tapi kalau udah deket seketika idiotnya keluar.

Dara menekan kontak Alfy dan segera mengganti nama kontak cowok itu di ponselnya.

Moodboster :3 contact saved

-0o0-

Alfy menelusuri koridor dengan Lisa yang menggandeng lengannya erat. Cewek itu ternyata jadi pindah ke SMA Adhitama hari ini. Karna Lisa tidak mengenal siapapun selain Alfy, cewek itu meminta Alfy untuk pergi bersama. Sekalian membantunya mencari ruang kepala sekolah.

Di sepanjang koridor, banyak murid-murid yang mengomentari Alfy dan Lisa. Kebanyakan dari mereka adalah haters Dara yang merasa senang Alfy berjalan bersama cewek lain. Apalagi dengan tangan Lisa yang memeluk lengan kokohnya.

Rasain ya si cabe... ditinggal Alfy juga kan.

Hahaha.. kasian banget dah si Dara.

Dara sama Alfy udah putus emang?

Turut berbahagia gue mah.

Akhirnya mata si Alfy udah kebuka.

Pelet Dara gak mempan lagi kali yak..

Lisa menatap heran Alfy seolah meminta penjelasan dengan semua yang ia dengar. Alfy hanya mengedikkan bahu dan memasukan kedua tangannya ke dalam saku hoodie abu-abu yang dipakainya.

" Mereka ngomongin kita?" Tanya Lisa heran.

" Ngomongin gue lebih tepatnya." Jawab Alfy sombong.

" Gue serius njir.." Balas Lisa memukul pelan lengan Alfy.

" Jangan dengerin elah." Ucap Alfy acuh.

" Tuh abang lo. Sana ke ruang kepsek bareng dia." Tambah Alfy menunjuk seorang cowok tinggi yang juga memakai hoodie. Bedanya, cowok itu memakai hoodie berwarna hitam yang terlihat sangat kontras dengan kulitnya yang putih.

" Gue males ah sama dia. Lo anter gue aja ya?" Ucap Lisa mengedipkan matanya lucu. " Gue mau buat PR dulu Sa." Tolak Alfy halus. Alfy hanya tidak mau mendengar ocehan murid-murid yang membicarakannya.

" Tapi kan, dia gak tau ruang kepsek Fy.." Lisa masih merengek meminta Alfy mengantarnya. " Bang!" Alfy berteriak memanggil cowok yang memakai hoodie hitam tadi. Cowok itu menoleh dan tersenyum tipis kemudian melangkahkan kakinya menuju tempat Lisa dan Alfy berdiri.

" Apa kabar?" Ucap cowok itu ramah. Alfy kemudian tersenyum tipis dan melakukan tos ala cowok gentle. " Baik gue mah. Lo gimana?"

" Baik." Jawab cowok itu pendek. Lisa menatap sebal abangnya yang mengganggu acaranya bersama Alfy. " Lo nggak mau ke ruang kepsek?" Tanya cowok itu menatap Lisa. " Gue duluan ya? Kalian tanya anak-anak aja ruang kepsek dimana." Ucap Alfy berlalu menaiki tangga menuju lantai dua.

Lisa kembali menatap sebal cowok berjambul itu. Sedangkan yang ditatap hanya memasang ekspresi tanpa dosanya. " Apa?" ucap cowok itu.

" Lo ganggu gue sama Alfy tau nggak?!" Jawab Lisa berang. Cowok itu tertawa mengacak gemas rambut Lisa kemudian meninggalkan cewek itu. Lisa mengejar abangnya yang laknat itu dengan wajah yang ditekuk.

" Tungguin gue!" Ucap Lisa setengah berteriak karna abangnya jauh di depan. Beberapa murid memadangi keduanya penasaran. Bahkan tak sedikit siswa yang menggoda Lisa tentu saja diabaikan oleh cewek itu.

Mereka berdua berjalan berdampingan setelah Lisa berhasil menyamakan langkahnya dengan abangnya itu. Masih dengan tatapan penasaran, siswa-siswi sibuk membicarakan mereka.

Cakep bener njir..

Itu yang cowok namanya siapa? Ganteng banget.

Mereka pacaran gak ya?

Murid baru ya?

Ganteng banget njir.

Asek. Stok cogan cecan SMA adhitama nambah lagi..

Cocok anjir mereka..

Lisa menggerutu sebal mendengar ucapan mereka semua. Ia tidak terbiasa dibicarakan seperti seorang selebritis terkenal. Di sekolah lamanya pun Lisa juga menjadi most wanted. Tapi tetap saja cewek itu belum terbiasa.

Mereka berdua memasuki ruang kepala sekolah yang hebatnya sudah diketahui oleh abang Lisa. " Permisi pak, Kami murid baru pindahan SMA 34." Ucap Lisa sopan.

" Oh iya, silahkan duduk." Pak Tirta selaku kepala sekolah mempersilahkan mereka untuk duduk di sofa. Pria itu mengambil map yang berisi berkas dan data-data kepindahan Lisa dan abangnya.

" Kamu Meylisa silviana?" Tanya pak Tirta menatap Lisa. Lisa tersenyum manis kemudian mengangguk. " Iya pak."

" Di sini tertulis kamu jurusan IPA. Benar?"

" Iya pak."

" Kamu masuk kelas XI IPA 3 ya. Soalnya kelas itu yang muridnya paling sedikit." Ucap pak Tirta. Lisa mengangguk lagi " Iya pak, nggak pa-pa."

Pak Tirta mengalihkan pandangannya ke abang Lisa yang sibuk membaca kata-kata motivasi di dinding ruang kepala sekolah ini.

" Kamu Dirga pratama?"

Cowok itu beralih menatap pak Tirta dan mengangguk mantap. " Iya pak."

Lucha, 2018

Lucha || END ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang